Featured Post

Recommended

Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 147) Tema : “Do’a Nabi saw Setelah Sholat Shubuh”

  Wafizs Al-Amin Center “Berbagi Cahaya Diatas Cahaya” Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 147) Tema  : “Do’a Nabi saw Setelah Sholat Shubuh”...

Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 147) Tema  :  “Do’a Nabi saw Setelah Sholat Shubuh”

Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 147) Tema : “Do’a Nabi saw Setelah Sholat Shubuh”

 

Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 147) Tema  :

“Do’a Nabi saw Setelah Sholat Shubuh”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NURUL HUDA Bulak Perwira Kota Bekasi. 03 Mei 2024 M/25 Syawwal 1445 H. 


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Setiap Nabi saw melakukan shalat Shubuh, setelah salam, beliau membaca do’a berikut ini,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).


Nabi Muhammad saw saja manusia yang paling dekat dengan Allah, manusia yang tidak berdosa, tidak pernah berbuat ma’siat, tidak pernah melanggar perintah Allah swt, selalu taat dengan semua perintahNya dan pastinya semua do’a-do’a yang dipanjatkan Nabi saw diterima Allah swt, beliau mengajarkan kepada kita sebagai umatnya yang sangat butuh dengan Allah, sangat bergantung dengan Allah maka kita harus sering-sering mengamalkan doa yang diajarkan Beliau ini.


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Pertama, عِلْمًا نَافِعًا (Ilmu yang Bermanfaat).

Ilmu yang bermanfaat itu, bisa menyelamatkan ibadah, ibadah yang berilmu berpeluang besar bisa diterima Allah swt karena ilmu lebih utama dari pada beramal. Mu’adz bin Jabal ra, mengatakan,

العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ

“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15).


Ilmu yang bermanfaat itu, bisa menjaga pemiliknya (shohibul ilmi). Imam Ali bin Abi Tholib berkata,

الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ: الْعِلْمُ يَحْرُسُكَ وَأَنْتَ تَحْرُسُ المَالَ، وَالْمَالُ تَنْقُصُهُ النَّفَقَةُ، وَالْعِلْمُ يَزْكُوعَلَى الاْنْفَاقِ

“Ilmu itu lebih baik dari harta, ilmu yang menjagamu sementara harta kamu yang menjaganya. Harta akan berkurang dengan dibelanjakan sedangkan ilmu tambah berlipat ganda dengan diinfaqkan.”


Ilmu yang bermanfaat itu, akan diangkat derajatnya, janji Allah swt dalam al-quran bagi orang beriman dan berilmu.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11)


Ilmu yang bermanfaat itu, mengantarkan sifat tawadhu’, sifat yang mulia, sifat yang sedikit dimiliki orang karena tidak ada jaminan meski gelarnya banyak, berilmu tinggi, harta yang berlimpah kecuali yang memiliiiki sifat tawadhu’. Belajarnya dari ilmu padi “kian berisi, kian merunduk”. Orang yang memiliki sifat tawadhu’ yang akan ditinggikan Allah swt. Dari Abu Hurairah ra, Rasul saw bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim).


Ilmu yang bermanfaat itu, dihormati, dimuliakan dan memiliki kedudukan yang tinggi dimata Allah dan RasulNya, sehingga Allah membanggakan tidak akan pernah sama orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. FirmanNya

 قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِࣖ ۝٩

“Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar : 9).


Begitu juga Rasululloh saw sangat memuliakan orang yang berilmu, sampai-sampai beliau menjaminkan akan dimudahkan masuk surga dan ikan-ikan dilautan pun ikut memohonkan ampun.

يَقُولُ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْمَاءِ

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi hingga ikan yang ada di air.”  (HR. Ibnu Majah).


Ilmu yang bermanfaat itu, pahalanya mengalir, terutama lagi ilmu agama yang  diajarkan pada orang lain dan mereka terus mengamalkannya, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim).


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Kedua, وَرِزْقًا طَيِّبًا (Rizki yang Baik/Halal

Meminta rezeki yang diajarkan Nabi saw bukan rezeki yang banyak tapi mintalah rezeki yang thoyyib (baik) lagi halal, karena rezeki yang thoyyib itu pasti sehat, kalau perut kita diisi dengan rezeki yang halal dan thoyyib itulah yang diterima Allah swt. Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,

 أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (halal). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi saw menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim).


Kalau perut kita diisi yang halal dan thoyyib maka fisik pun ikut sehat, fisik yang sehat menjadikan tubuhnya kuat, fisik sehat akan sangat berpengaruh pola fikir yang sehat pula, orang yang fikirannya sehat maka hatinya pun akan sehat, hati sehat itu tidak pernah dengki dengan orang lain, hati yang sehat itu tidak pernah menzholimi orang lain. Maka kalau fisik ingin sehat, maka silahkan ikuti kata alquran,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوۡا مِمَّا فِى الۡاَرۡضِ حَلٰلًا طَيِّبًا  ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِؕ اِنَّهٗ لَـكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ

Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah Ayat 168).


Makanlah makanan yang menyehatkan, bekerjalah dengan pekerjaan yang halal dan dapatkan itu dari sumber yang halal. Sebab, kalau makan menyehatkan tetapi sumbernya tidak halal, itu akan jadi fikiran, fikiran yang tidak sehat itu berpengaruh kepada fisik, jadi sumbernya mesti halal didapatkan, mesti thoyyib. Kadang ada yang fisiknya baik tapi sifatnya belum tentu baik. Dia sehat, dia baik bahkan namanya pun thoyyib, badan yang sehat akan memiliki sifat tawadhu’, badan yang sehat akan memiliki sifat penyabar. Sifat-sifat ini dalam alquran yang disebut خَيْرَ (kebaikan).

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran : 110).


Tapi sebaliknya, jika makan dari makanan yang haram akan sangat berkibat buruk dan dari pekerjaan yang haram pun disebutkan dalam perkataan Abu Bakr Ash Shiddiq ra, ia berkata,

مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka lebih pantas untuknya.” (HR. Ibnu Hibban).


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Ketiga, وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا (Amal yang diterima).

Jangan terlalu percaya diri, jangan terlalu sombong jika sholatnya rajin, puasanya rajin, infaq sedekahnya banyak merasa amalnya pasti diterima Allah swt, karena maha penerima amal seseorang itu adalah hak prerogatif Allah swt, kita harus selalu meminta agar amal ibadah kita diterima Allah swt, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail saja tidak pernah luput selalu berdoa agar semua amal ibadahnya diterima Allah swt. Doa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿١٢٧﴾ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Ya Rabb kami! Terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Rabb kami! Jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah : 127-128).


Saking penting berdoa agar semua amal ibadah diterima, perlu diketahui bahwa telah terdapat berbagai riwayat dari beberapa sahabat radhiyallahu ‘anhum bahwa mereka pun biasa mengucapkan selamat di hari raya di antara mereka dengan ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum” (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian) agar semua rangkaian ibadah selama satu bulan pernuh di bulan Ramadhan diterima Allah swt.

فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك . قال الحافظ : إسناده حسن .

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah saw berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Fathur bari Ibnu Hajar Al Asqolani).


اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

"Wahai Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu'an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang Paling Penyayang diantara para penyayang."


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Berdoalah dengan doa yang selalu digunakan baginda Rasulullah saw, kata-katanya simple, singkat dan padat namun maknanya universal, sangat menyeluruh. Semoga kita diberi taufiq dan hidayah Allah agar bisa mengamalkan yang sudah diajarkan Rasulullah saw. Amiin ya Robbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

uanuan


YUUUK TUNAIKAN ZAKAT
"Sucikan Harta, Bahagiakan Dhuafa"
UPZ BAZNAS Wafizs Al-Amin Centre Menerima & Menyalurkan : 
Wakaf, Infaq, Zakat dan Sedekah
#Melalui Transfer Ke Rekening :
BSI : 711 7824 823
Mandiri : 156 00 1497 0331
BNI : 0814 1068 54
a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. 
Contact UPZ Wafizs Al-Amin Center WA :
0857-7814-1993
08161191890



UMROH AWAL MUSIM 11 Hari Tahun 2024
Wafizs Al-Amin Centre Bekasi
By Pesawat Saudia Airlines (SV 827)

KEUNGGULANNYA :
 3 Kali Manasik
4 Kali Umroh Dengan 4 Tempat Miqot
 Free Perlengkapan
Free Bermalam Di Hotel TRIDENT Jeddah. 

KEBERANGKATAN  :
Ahad, 14 Juli 2024
 Pukul 14.00 Pelepasan Di Yayasan Wafizs Al-Amin Center & Sholat Ashar Berjamaah
 Pukul 19.00 Kumpul di Bandara Soekarno Hatta (Lounge @Zukafia) 
Pukul 00.40 Take Off to Jeddah (11 Maret 2024) 
 Pukul 06.40 Tiba di Bandara King Abdul Azis Jeddah. 

KEPULANGAN  :
Rabu, 24 Juli 2024
By Pesawat Saudia Airlines (SV 816) 
Pukul 09.00 wib Tiba di Bandara Soekarno Hatta

#Follow US :
________
Media Sosial Yayasan Wafizs Al-Amin Center

Instagram : wafizscenter & @adjienung
Facebook  : Wafizs Al-Amin Center & Adjie Nung 
Youtube     : Wafizs Center & Nur Anwar Amin
Tiktok        : @wafizscenter & @adjienung

Informasi Pendaftaran Haji dan Umroh WA : 085778141993 - 08161191890 - 081584282565

Wafizs Al-Amin Centre 
“Berbagi Cahaya Di Atas Cahaya”


















































Khutbah Jumat (edisi 146) Tema  :  “Tolok Ukur Keberhasilan Ramadhan”

Khutbah Jumat (edisi 146) Tema : “Tolok Ukur Keberhasilan Ramadhan”

 

Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 146) Tema  :

“Tolok Ukur Keberhasilan Ramadhan”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NURUL ISLAM ISLAMIC CENTER Bekasi. 19 April 2024 M/11 Syawwal 1445 H. 


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Bulan Ramadhan telah sama-sama kita lalui dengan berbagai amal sholeh, bulan Ramadhan boleh berakhir, tapi hidup belum berakhir, masih ada bulan Syawal, masih ada bulan Dzulqo’dah, bulan Dzulhijjah, masih ada bulan Muharrom sampai kematian yang benar-benar memisahkan kita,

وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” ( QS. Ali 'Imran : 102).


Syawal berarti peningkatan, Syawal berati istiqomah, Syawal berarti ada yang lebih baik. kalau ada orang-orang yang mengatakan Ramadhan berat, tapi Syawwal itu jauh lebih berat, banyak yang sanggup sholat malam di bulan Ramadhan, tapi tidak banyak sanggup melanjutkannya di bulan Syawal, banyak yang sanggup melaksanakan puasa di bulan Ramadhan karena orang lain pun puasa tapi tidak banyak yang sanggup melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal, banyak yang sanggup berdzikir, bertasbih, bertahmid dan membaca al-quran di bulan Ramadhan tapi tidak banyak yang sanggup melanjutkan itu seperti bulan Ramadhan.


Makanya jangan sampai kita termasuk orng-orang yang lalai, ada ucapan sahabat Nabi saw yang sangat layak dan baik dijadikan standar ukuran dan jangan pernah merasa berhasil dibulan Ramadhan, dengan amal yang bertumpuk tapi ukurlah apa yang terjadi setelah Ramadhan.

مَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ خَيۡرًا مِنۡ اَمۡسِهِ فَهُوَ رَابِحُ. وَمَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ مثل اَمۡسه فهو مَغۡبُون. ومَن كان يومه شَرًّا مِنۡ امسه فهو مَلۡعُون

“Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang hari ini lebih jelek daripada hari kemarin maka dia terlaknat.” (HR. Baihaqi).


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Beberapa Tolok Ukur Keberhasilan Ramadhan, antara lain :

Pertama, Diiringi Amal Kebaikan Selanjutnya.

Dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif Ibnu Rajab Al Hambali berkata :

أَنَّ مُعَاوَدَةَ الصِّيَامِ بَعْدَ صِيَامِ رَمَضَانَ عَلَامَةٌ عَلَى قَبُوْلِ صَوْمِ رَمَضَانَ

“Kembali lagi melakukan puasa setelah puasa Ramadhan, itu tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan.”

 فَإِنَّ اللهَ إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلِ صَالِحٍ بَعْدَهُ,

“Karena Allah jika menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan shalih setelah itu.”

 كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ : ثَوَابُ الْحَسَنَةِ الْحَسَنَةُ بَعْدَهَا,

“Sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama, ‘Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”

 فَمَنْ عَمِلَ حَسَنَةً ثُمَّ اتَّبَعَ بِحَسَنَةٍ بَعْدَهَا كَانَ ذَلِكَ عَلَامَةً عَلَى قَبُوْلِ الْحَسَنَةِ الْأُوْلَى.

“Oleh karena itu, siapa yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan selanjutnya, maka itu tanda amalan kebaikan yang pertama diterima.”

 كَمَا أَنَّ مَنْ عَمِلَ حَسَنَةً ثُمَّ اتَّبَعَهَا بِسَيِّئَةٍ كَانَ ذَلِكَ عَلَامَةَ رَدِّ الْحَسَنَةِ وَعَدَمِ قَبُوْلِهَا

“Sedangkan yang melakukan kebaikan lantas setelahnya malah ada kejelekan, maka itu tanda tertolaknya kebaikan tersebut dan tanda tidak diterimanya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 388).


Kedua, Menjadi Pribadi yang Memakmurkan Masjid.

Masjid  ketika di bulan Ramadhan ramai hiruk pikuk dengan suara takbir, tasbih dan lantunan ayat-ayat al-quran tapi ketika berakhir Ramadhan masjid pun kembali sepi sunyi, karena keberhasilan Ramadhan bukan berarti ramai masjidnya di malam-malam Ramadhan, berhasil Ramadhan bukan berarti ramai i’tikaf di 10 terkahir, namun bukti keberhasilan Ramadhan adalah ketika masjid mampu di makmurkan dengan sholat berjamaah, baik bulan Ramadhan maupun diluar bulan Ramadhan. Nabi saw orang yang sangat lembut hatinya, sangat lembut lidahnya, lembut tutur katanya tapi pada saat masjid kosong disitu Nabi saw sangat tegas dan marah bagi mereka yang tidak datang ke masjid, mereka biarkan masjid kosong. Kata Nabi saw “aku akan membakar rumah mereka”. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْتَطَبَ ، ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ، ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ

“Demi jiwaku yang ada pada tangan-Nya, aku telah bermaksud memerintahkan untuk mengambilkan kayu bakar, lalu dikumpulkan, kemudian aku memerintahkan adzan shalat untuk dikumandangkan. Lalu aku memerintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang berjama’ah, kemudian aku mendatangi orang-orang yang tidak shalat berjama’ah lalu aku membakar rumah mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Orang yang memakmurkan masjid adalah diantara hamba Allah yang akan mendapatkan naungan di padang mahsyar nanti, matahari sejengkal sampai di ubun-ubun kepala, saat itu tidak ada nanungan dihadapan Allah, saat itu tidak ada yang bisa menolong, satu diantara yang mendapatkan naungan itu adalah 

وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ

“Orang yang hatinya tergantung dimasjid.”

Kalau hati tergantung di masjid, badan boleh di toko, badan boleh di pasar, badan boleh di sawah, badan boleh di kantor tapi saat seruan datang hayya ‘alaa sholah (mari sholat), gelisah hati tidak sabar ingin datang menyambut panggialn adzan.


Ketiga, Semarak Hadiri Menimba Ilmu.

Selama Ramadhan kita sering menghadiri masjlis-majlis ilmu bahkan dalam satu masjid ada yang sampai lima pengajian, kajian shubuh, kajian zhuhur, kajian ashar, kajian berbuka, kajian abis sholat isya, bahkan kajian dhuha, kajian i’tikaf di 10 terakhir. Karena itu, berakhirnya Ramadhan pengajian seperti ini terus dilestarikan, janji Rasulullah bagi orang yang rajin hadiri pengajian.

مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ

”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Tirmidzi).


Dengan pengajian dapat menyelamatkan umat dari fanatisme madzhab, dapat menyelamatkan dari kebodohan, kejahilan adalah dengan menuntut ilmu, maka terus ramaikan majlis-majlis ilmu diluar bulan Ramadhan. Dalam hadits Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan (1) akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), (2) akan dinaungi rahmat, (3) akan dikeliling para malaikat (4) dan Allah akan menyebut-nyebut (membanggakan) mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Majlis ilmu diramaikan namun juga ilmu harus diamalkan karena ilmu yang tidak diamalkan dia akan meminta pertanggungjawaban dihadapan Allah swt.


Keempat, Memiliki Jiwa Sosial yang Tinggi.

Puasa Ramadhan yang telah kita lakukan itu mendidik kita untuk lebih peka dengan kehidupan orang lain. Hal ini tersirat dari anjuran untuk menunaikan zakat sebagai penyempurna ibadah puasa. Zakat selain sebagai usaha untuk membersihkan jiwa dan harta yang dimiliki, juga memiliki tujuan lain yaitu bagaimana kita mampu berbagi dengan orang lain.

Takut kepada Allah itu حبل من الله (hubungaan secara vertikal), namun حبل من الله tidak cukup begitu saja karena Allah swt menegaskan

 ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.” (QS. Ali Imron : 112).


Manusia itu akan senantiasa dihinakan, direndahkan dimanapun berada tapi ada orang-orang yang diangkat derajatnya yaitu orang-orang yang menjadikan حبل من الله dan  حبل مِنَ النَّاسِ karena puasa selama satu bulan penuh itu, kita diajak merasakan perasaan orang lain, kita merasakan lapar yang menggigit, kita merasakan haus yang kering kerontang di tenggorokan.

Islam bukan agama egois, islam tidak akan mengakui keimanan seseorang yang tidak mampu merasakan persaan orng lain, sampai-sampai dikatakan Nabi asw

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ

“Tidaklah mukmin orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” (HR.  Al-Bukhari).


Dia tidak akui sebagai orang beriman, walaupun sholatnya rajin, walaupun ia bolak balik ke Makkah haji dan umroh, mereka itu لَيْسَ الْمُؤْمِنُ (dia tidak akui orang beriman), karena orang itu sanggup tidur pulas, sementara tetangga sebelah rumahnya sedang kelaparan.

Bahkan dalam hadits yang paling tegas dikatakan.

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ) رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik ra, pembantu Rasulullah, dari Nabi saw bersabda: ”Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman (dengan keimanan yang sempurna) sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Lapar karena berpuasa, haus karena berpuasa selama 1 bulan, kita taati perintah Allah ini karena ingin merasakan perasaan orang lain, maka mari setelah Ramadhan dan sudah masuk Syawal adalah bulan peningkatan, kita tingatkan kepedulian terhadap anak yatim, panti jompo, orang-orang miskin dan dhuafa.

Makna melestarikan nilai Ramadhan adalah kalau orang-orang miskin terjamin sekolah anaknya, terjamin kesehatannya jangan sampai mereka mati karena tidak dapat berobat, jangan sampai mereka mati kelaparan karena tidak ada makanan yang dimakan. Karena  itu tidak dianggap ibadah kita dihadapn Allah swt karena satu diantara amal yang terus pahalanya mengalir setelah kematian adalah sodaqotun jariyah. Rasulullah saw bersabda:

إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya”. (HR. Muslim)​.


Kelima, Silaturrahmi Tambah Erat.

Sibuk selama 11 bulan, sibuk dengan berbagai pekerjaan, tapi dibulan Ramadhan ini kita bertatap muka hampir setiap malam dengan tetangga,  sahabat, kerabat di masjid. Bertatap muka dirumah Allah dalam ibadah yang suci, bertatap muka di masjid sambil menikmati saat-saat bertahajjud, berqiyamullail, beristighfar, bermunajat, mengulang khatam alquran. Oleh karena itu silaturrahim ukhuwah islamiyah yang sudah terjalin, tetap dilanjutkan meski diluar bulan Ramadhan.

Bagaimana dengan orang yang Ibadahnya banyak, zakatnya banyak  tapi ia memutuskan tali silaturrahim, sampai-sampai Nabi saw mengatakan berdosa bagi orang yang memutuskan tali silaturrahim.

 لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ رَحْمٍ. رواه البخاري ، ومسلم ، وأبو داود ، الترمذي

 Dari Jubair bin Muth’im ra. dari Rasulullah saw. Bersabda, “Tidak masuk surga pemutus silaturrahim.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Turmuzi).


Tidak ada nash yang menyebutkan bulan khusus untuk menyambung silaturrahmi, karena silaturrahmi itu terbuka sepanjang tahun, kapan saja dan Dimana saja bahkan orang-orang yang selalu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan diampuni dosanya. Dari Al Bara’ bin ‘Azib, ia berkata, Rasulullah saw bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

“Tidaklah dua muslim itu bertemu lantas berjabat tangan melainkan akan diampuni dosa di antara keduanya sebelum berpisah.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi).


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Semoga kita diberikan kekuatan untuk tetap istiqomah dalam beribadah dan melestarikan nila-nilai amal sholeh diluar bulan Ramadhan, sehingga kita bertemu dengan Ramadhan tahun yang akan datang. Amiin ya Robbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

uanuan


YUUUK TUNAIKAN ZAKAT
"Sucikan Harta, Bahagiakan Dhuafa"
UPZ BAZNAS Wafizs Al-Amin Centre Menerima & Menyalurkan : 
Wakaf, Infaq, Zakat dan Sedekah
#Melalui Transfer Ke Rekening :
BSI : 711 7824 823
Mandiri : 156 00 1497 0331
BNI : 0814 1068 54
a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. 
Contact UPZ Wafizs Al-Amin Center WA :
0857-7814-1993
08161191890



UMROH AWAL MUSIM 11 Hari Tahun 2024
Wafizs Al-Amin Centre Bekasi
By Pesawat Saudia Airlines (SV 827)

KEUNGGULANNYA :
 3 Kali Manasik
4 Kali Umroh Dengan 4 Tempat Miqot
 Free Perlengkapan
Free Bermalam Di Hotel TRIDENT Jeddah. 

KEBERANGKATAN  :
Ahad, 14 Juli 2024
 Pukul 14.00 Pelepasan Di Yayasan Wafizs Al-Amin Center & Sholat Ashar Berjamaah
 Pukul 19.00 Kumpul di Bandara Soekarno Hatta (Lounge @Zukafia) 
Pukul 00.40 Take Off to Jeddah (11 Maret 2024) 
 Pukul 06.40 Tiba di Bandara King Abdul Azis Jeddah. 

KEPULANGAN  :
Rabu, 24 Juli 2024
By Pesawat Saudia Airlines (SV 816) 
Pukul 09.00 wib Tiba di Bandara Soekarno Hatta

#Follow US :
________
Media Sosial Yayasan Wafizs Al-Amin Center

Instagram : wafizscenter & @adjienung
Facebook  : Wafizs Al-Amin Center & Adjie Nung 
Youtube     : Wafizs Center & Nur Anwar Amin
Tiktok        : @wafizscenter & @adjienung

Informasi Pendaftaran Haji dan Umroh WA : 085778141993 - 08161191890 - 081584282565

Wafizs Al-Amin Centre 
“Berbagi Cahaya Di Atas Cahaya”