Wafizs
Al-Amin Center “Berbagi Cahaya Diatas Cahaya” Khutbah Jumat (Edisi 166) Tema :
“Kemunculan
Generasi yang Meninggalkan Sholat dan Mengikuti Syahwat” Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NURUL ISLAM ISLAMIC CENTER Kota Bekasi. Jumat,
08 Nopember 2024 M/06 J.Awal1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Figur
Nabi Ibrahim as sebagai Abul Anbiya (bapak para Nabi), kekasih Allah dan
sosok yang sangat dekat dengan Allah masih saja terus panjatkan doa kepada
Allah swt agar keturunannya yaitu Ismail dan Ishaq serta generasi yang akan
datang untuk tidak meninggalkan sholat. Firman Allah swt.
“Ya
Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan
salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
(QS. Ibrahim : 40).
Doa
ini sangat penting untuk kita semua, biar selalu menyandarkan diri kepada Allah
swt, jangan sampai na’udzubillah (berlindung kepada Allah swt) kita
sholat, para orang tua kita sholat namun kelak keturunanan kita ada yang tidak
sholat.
Jangan
ikuti nafsu syahwat setan karena setan selalu mengajak dosa, setan menyeru
meninggalkan perintah Allah swt dan kemunkaran. Firman Allah swt
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu
menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.” (QS. An-Nur: 21).
Setan
itu seribu cara agar umat manusia mengikutinya, setan itu berusaha dari pintu
mana saja agar manusia tidak melakukan kebaikan bahkan setan bisa masuk melalui
pembuluh darah. Nabi saw bersabda,
“Sesungguhnya
setan mengalir dalam diri manusia melalui pembuluh darahnya. Aku benar-benar
khawatir ada sesuatu prasangka jelek yang ada dalam diri kalian berdua.” (HR. Bukhari).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Salah
satu amalan yang selalu dicegah setan itu adalah bisikan dalam sholat bahkan
bisikannya itu agar meninggalkan sholat. Siapa saja yang mengikuti bujukan
setan lalu berani tinggalkan sholat pasti bencana besar yang akan menimpanya.
Diantaranya :
“Barangsiapa
meninggalkan shalat yang wajib dengan sengaja, maka janji Allah terlepas
darinya. ” (HR. Ahmad).
(3).
Dianggap tidak beragama.
لا دين لمن لا صلاة له
“Tidak
ada agama (Islam) bagi orang yang tidak mendirikan shalat.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).
لا إيمانَ لمن لا أمانةَ لَهُ ، ولا صَلاةَ لمن
لا طُهورَ لَهُ، ولا دينَ لمن لا صلاةَ لَهُ، إنَّما موضِعُ الصَّلاةِ مِنَ
الدِّينِ كموضعِ الرَّأسِ منَ الجسَدِ
“Tidak
ada iman bagi orang yang tidak melaksanakan Amanah, tidak dianggap sholat bagi
orang yang tidak berwudhu, tidak beragama bagi orang yang tidak sholat,
sesungguhnya sholat itu bagian dari agama seperti kepala didalam jasad”. (HR. At-Thobroni).
Karena
semua urusan itu ada dalam islam. Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi ssaw bersabda,
Abu
Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amal yang
pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.
Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika
shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat
wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki
shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya.
Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi).
(2).
Menyelamatkan dari siksa kubur. Disebutkan dalam kita Tanbihul Ghofilin :
Abu
Laits As-Samarqondy berkata : “Barang siapa yang ingin selamat dari siksa
kubur maka dia wajib senantiasa mengerjakan empat perkara adalah (1). Senantiasa
menjaga shalat, (2). Sedekah, (3). Membaca Al-Qur’an dan (4). Memperbanyak
bertasbih karena sesungguhnya itu semua dapat menerangi dan memperluas
kuburnya. Ini semua akan menyinari kubur dan meluaskannya”
(3).
Sholat itu cahaya. Disebutkan dalam hadits Abu Malik Al Asy’ari, Nabi saw
bersabda,
وَالصَّلاَةُ نُورٌ
“Shalat
adalah cahaya.” (HR. Muslim).
Juga
terdapat hadits dari Burairah, Nabi saw bersabda,
“Berilah
kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid dalam keadaan gelap bahwasanya
kelak ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Nabi saw bersabda,
“Siapa
yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari
kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti,
dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun,
Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.”
(HR. Ahmad).
Karenanya,
siapa saja yang sibuk dengan hartanya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia
akan dikumpulkan bersama Qorun.
Siapa
saja yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan
dikumpulkan bersama Fir’aun.
Siapa
aja yang sibuk dengan kekuasaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan
dikumpulkan bersama Haman (menterinya Fir’aun).
Siapa
saja yang sibuk dengan berdagang sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan
dikumpulkan bersama Ubay bin Kholaf, beliau adalah seorang tokoh atau pembesar
Quraisy yang kaya raya, yang selalu aktif mengejek dan menghina Rasulullah saw
dengan kekayaannya.
Ada
pesan yang sangat keras dari Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan,
”Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja
adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh,
merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang
yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta
mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash Sholah, hal. 7).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Semoga
kita selalu Allah jaga, Allah pelihara termasuk orang-orang yang menyelamatkan
agama kita dengan selalu mendirikan sholat dan dijauhi dari godaan setan yang
terkutuk. Amiiiin
Wafizs
Al-Amin Center “Berbagi Cahaya Diatas Cahaya” Khutbah Jumat (Edisi 165) Tema :
“3
KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT (Part.3)” Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-MU’MINUN DEPSOS Kota Bekasi. Jumat,
01 Nopember 2024 M/29 R. Tsani 1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga,
سلامة الدين (Keselamatan Agama).
Cara
menyelamatkan agama adalah :
Pertama,
dengan اقامة الصلاة (mengerjakan sholat).
Sholat
adalah perintah Allah secara khusus saat Nabi saw diisro mi’rojkan karenanya
sholat menjadi amal ibadah yang paling penting, amal penentu dan amal yang akan
pertama kali dihisab dihadapan Allah swt.
Abu
Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amal yang
pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.
Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika
shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat
wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki
shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya.
Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Sholat
juga merupakan tiang agama islam, jika agama islam masih ingin berdiri tegak
diatas muka bumiini maka jangan pernah
tinggalkan sholat. Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi saw bersabda,
“Shalat
itu adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkan shalat, berarti menegakkan
agama. Dan barangsiapa yang merobohkan (meninggalkan) shalat berarti merobohkan
agamanya.” (HR. Baihaqi).
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضى الله عنه قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ اِيْمَانَ لِمَنْ لاَ اَمَانَةَ لَهُ وَ
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ طَهُوْرَ لَهُ وَ لاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ صَلاَةَ لَهُ.
اِنَّمَا مَوْضِعُ الصَّلاَةِ مِنَ الدّيْنِ كَمَوْضِعِ الرَّأْسِ مِنَ اْلجَسَدِ.
الطبرانى فى الاوسط و الصغير
Dari
Ibnu 'Umar ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada iman
bagi orang yang tidak amanah, tidak (shah) shalat bagi orang yang tidak bersuci
untuknya, tidak ada agama bagi orang yang tidak shalat. Sesungguhnya kedudukan
shalat itu bagi agama adalah seperti kedudukan kepala bagi tubuh". (HR.
Thabrani dalam Al-Ausath dan Ash-Shaghir).
Kedua,
dengan في كثرة الصلوات خير الانام (banyak sholawat
kepada sebaik-baik manusia).
Karena
Rasulullah saw adalah manusia yang paling setia kepada umatnya, manusia yang
paling cinta, manusia yang menyelamatkan kaum wanita sekarang menjadi mulia. Jadi,
kalau ingin selamat agama kita maka perbanyak sholawat untuknya.
Semua
para nabi di padang mahsyar nanti duduk berada pada singgasananya, kecuali
singgasana baginda Rasulullah saw yang tidak diduduki, ternyata Nabi saw sedang
menghadap kepada Allah swt sambil menundukkan kepala dihadapan Allah. Apa yang
dikatan Nabi saw “يَا رَبِّ أُمَّتِى أُمَّتِى”
ya Allah selamatkan umatku, umatku sambil duduk Nabi saw menghadap kepada Allah
swt.
Hadits
yang menceritakan mengenai الشَّفاعةُ العُظمى
(syafa’at terkhusus untuk Muhammad) dan kemulian Nabi Muhammad saw. Dari Anas
bin Malik ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Pada
hari kiamat, aku diberi syafa’at. Aku berkata, “Wahai Rabbku, masukkanlah dalam
surga orang yang masih punya iman sebesar biji sawi.” Mereka memasukinya. Aku
pun berkata, “Masukkanlah dalam surga orang yang masih punya iman walau
rendah.” Anas berkata, “Seakan-akan aku melihat (isyarat) pada jari-jemari
Rasulullah saw.” (HR. Bukhari).
Lalu
disebutkan hadits syafa’at yang panjang seperti pada riwayat dari Abu Hurairah
ra.
Mereka
mendatangi ‘Isa. ‘Isa lantas berkata, “Aku tidak pantas memberikan syafa’at
tersebut. Hendaklah kalian mendatangi Muhammad saw.” Nabi saw lantas berkata,
“Mereka lantas mendatangiku. Aku memang pantas memberikan syafa’at tersebut.
Aku lantas meminta izin pada Rabbku. Allah pun memberikan izin padaku. Aku
mendapatkan ilham untuk bisa memuji-Nya yang tak bisa kuhadirkan saat ini. Aku
memuji-Nya dengan pujian tersebut. Aku pun tersungkur sujud di hadapan-Nya.”
Allah
berfirman, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu. Permintaanmu akan didengar.
Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.”
Lalu
disebutkan, “Keluarkanlah (dari neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya
seberat gandum.”
Nabi
saw berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali menyanjung-Nya dengan
pujian tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah kepalamu.
Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku
pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah
(dari neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya sebesar biji sawi.”
Nabi
saw berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali menyanjung-Nya dengan
pujian yang tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah kepalamu.
Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku
pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah
yang masih memiliki iman dalam hatinya yang lebih kecil dari biji sawi.
Keluarkanlah ia dari neraka. Hal itu pun terlaksana.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Kemudian
aku kembali untuk keempat kalinya. Aku memuji-Nya dengan pujian tadi. Aku pun
sujud di hadapan-Nya. Disebutkan, “Wahai Muhammad. Angkatlah kepalamu.
Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.” Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, izinkanlah aku
memberikan syafa’at pada orang yang mengucapkan ‘laa ilaha illallah’.” Allah
berfirman, “Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, sungguh aku akan keluarkan dari
neraka orang yang mengucapkan laa ilaha illallah.” (HR. Bukhari).
Makanya
pantas saja untuk menyelamatkan agama kita, kita harus banyak-banyak
bersholawat untuk Nabi saw karena saat mau meninggal dunia saja Nabi saw
berkata “ummati, ummati, ummat umatku”
Rasulullah
saw bertanya, "Wahai Jibril, katakan padaku apa hakku di hadapan Allah swt?"
Malaikat
Jibril menjawab, "Wahai Rasulullah, pintu-pintu langit akan terbuka dan
para malaikat sudah menantikanmu di sana. Semua pintu surga telah terbuka lebar
menantikan kedatanganmu."
Meskipun
mendengar kabar gembira dari Malaikat Jibril, Rasulullah saw masih terlihat
cemas.
Melihat
kecemasan Rasulullah saw, Malaikat Jibril bertanya, "Mengapa engkau masih
cemas seperti itu? Apakah engkau tidak bahagia mendengar kabar ini, ya
Rasulullah?"
Rasulullah
saw kembali bertanya, "Beritahukanlah kepadaku, bagaimana nasib umatku
kelak?"
Malaikat
Jibril menjawab, "Jangan khawatirkan nasib umatmu, ya Rasulullah. Aku
mendengar Allah swt berfirman kepadaku: 'Aku telah mengharamkan surga bagi
selain umat Muhammad, hanya umatmu yang berhak memasukinya.'"
Rasulullah
saw merasa sedikit tenang. Tak terasa, saat-saat kepergian sang Rasul semakin
dekat. Malaikat Izrail terlihat sedang menjalankan tugasnya. Perlahan-lahan,
ruh Nabi Muhammad saw diambil. Tubuh Rasulullah saw basah karena keringat.
Melihat
Rasulullah saw dalam kesakitan, Malaikat Jibril hanya bisa memalingkan
wajahnya. Ia tidak tega melihat Rasulullah saw dalam penderitaan seperti itu.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Dikisahkan
dalam kitab I’anatut tholibin : Ada seorang pemuda tukang kuli panggul di
pasar, dia bukan ahli ibadah tapi hatinya sangat cinta kapada Nabi saw tiap hari
pemuda itu selalu bersholawat untuk Nabi saw, terutama ketika datang tanggal 12
Rabiul Awal lebih meningkatkan bacaan sholawatnya.
Dengan
penghasilan yang sangat terbatas dari upah kuli panggul di pasar, dia bagi tiga
(1) dibelikan baju baru, (2) membeli makanan, (3) ditabung masuk dalam celengan),
celengannya ditebok tiap tanggal 1 Rabiul Awal dan tiap tahunnya selalu ia
lakukan seperti itu. Sejak tanggal 1 Rabiul
Awal dia sudah memperbanyak sholawat kepada Nabi saw, ketika masuk tanggal 12 Rabiul
Awal dipakai baju yang paling gabus dia duduk pada malam itu karena dia tau itu
hari kelahiran baginda Rasul kemuadian dia mengucapkan salam
السلام عليك يارسول
الله، السلام عليك ياصفوة الله، السلام عليك ياحبيب الله، السلام عليك ايهاالنبي
الله
dia
tingkatkan baca sholawat sambil dia membayangkan baginda Rasul hadir
bersamanya, dia memabaca riwayat Nabi saw, tidak membiarkan hati berpaling dari
Rasul sampai shubuh, selesai shubuh dia panggil teman-temannya kumpul bersama untuk
makan yang sudah dipesan, sambil seraya berkata, ‘mari kita bergembira hari ini
karena hari ini adalah hari lahir baginda Rasul saw.
Suatu
ketika pemuda itu meninggal dunia, tiga hari setelah meninggal dunia, temannya
bermimpi ketemu dengan pemuda itu, kehidupannya bahagia, berada di taman surga,
berada di pohon surga, menggunakan pakain hijau pakaian surga, temannya bingun,
wahai pulan ‘hidupmu enak sekali di alam kubur, coba ceritakan apa yang terjadi.’
Pulan pun bercerita saat saya meninggal dunia saya merasakan sakitnya sakaratul
maut, saya bisa tau siapa yang gotong keranda saya, saya tau saat saya dimasukkan
ke liang kubur, saya merasakan gelap yang sangat gelap, tapi lama kelamaan ada seseorang
yang datang kepada sayasebuah cahaya dari
kejauhan, saya yakin itu adalah malaikat munkar dan nakir yang akan bertanya kepada
saya من ربك, makin dekat cahaya itu makin takut saya,
saya takut tidak bisa mejawab pertnyaan malaikat munkar dan nakir, makin dekat
orang itu namun yang saya lihat cuma satu bukan dua dan wajahnya tidak
menyeramkan seperti apa yang saya dengar ketika di dunia, ternyata orang yang
bercahaya itu menyejukkan hati, saya jadi penasaran lalu saya bertanya ‘wahai
pulan aku fikir malaikat munkar nakir dua orang ternyata hanya satu sambil tersenyum
pula, saya fikir wajah malaikat munkar nakir yang menakutkan, ternyanya menyejukkan
hati, ganteng, cakep dan bercahaya. Lalu apa yang dijawab oleh cahaya yang datang
itu, انا لست منكر ونكير(saya
ini bukan malaikat munkar nakir?), lalu anda siapa, ia menjawab ‘aku adalah orang
yang selalu engkau kirimi sholawat dan salam, aku adalah orang yang senantiasa
engkau rindukan, aku adalah orang yang gembira ketika hari lahirnya datang,
engkau adalah orang yang senantiasa engkau kumpulkan teman-temanmu, engkau
bergembira atas lahirnya, aku adalah Muhammad Rasulullah.
Baginda
Rasul datang, si pemuda itu pun hampir pingsan, lalu bertanya ‘ya Rasululloh
apa yang menyebabkan engkau datang kepadaku, ditempat yang begitu gelapnya, apa
yang menyebabkan engkau datang,? Baginda Rasul menjawab ‘aku tau engkau
meninggal dunia, aku izin kepada Allah untuk menghadap kepadamu segera sebelum
malaikat munkar nakir datang, sesaat lagi malaikat munkar dan nakir akan datang
kepadamu, dia akan mengajukan beberapa pertanyaan, tapi tenanglah wahai pemuda
‘aku tidak akan pernah meninggalkanmu sedetikpun, aku tidak akan pernah mau
meninggalkanmu karena engkau tidak pernah meningglkan ku selama di dunia,
engkau tidak pernah kiring bersholawat kepadaku, engkau selalu senang
menghidupkan sunah-sunahku, engkau selalu gembira ketika lahir hari lahirku
datang, engkau isi Rabiul Awal dg membaca sholawat kepadaku, engkau tidsk
pernah meninggalkan ku wahai pulan dengan berbgai macam keterbatasanmu namun engkau
tidak pernah lupa baca sholawat kepadaku, aku ingin menemanimu, sesaat lagi
malaikat munkar nakir datang, aku tidak akan pernah meninggalkamu, akau akan
bisikkan ditelingamu apabila engkau lupa akan jawabannya, aku akan ingatkan kepadamu
apabla engkau tersilp dalam mengucapkan jawaban, aku tidak akan pernah
meninggalkanmu karena saat di dunia engkau tidak pernah meninggalkanku’.
Itulah
manusia yang paling setia, manusia yang tahu kalau kita dikirimi sholawat dan
salam, kalau kita mengucapkan اللهم صلى على سيدنا محمد,
Allah akan mengembalikan ruh kepada jasadku dan aku tahu siapa yang membaca
sholawat dan akan membals sholawatnya.
Inilah
kemuliaan orang yang senang bersholawat kepada Nabi sw, di dunia akan tenang
hatinya, di dunia sudah diketahui kedudukannya, apa lagi nanti di alam barzakh
tidak akan ditinggalkan oleh baginda Nabi saw. Sering-seringlah bersholawat dimana
saja bisa dilakukan, sambil berjalan kaki, berkendraan, bekerja, diperjalanan
termasuk penghantar tidur. Ibnu Umar meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah
saw bahwa beliau bersabda:
زينوا مجالسكم بالصلاة علي فان صلاتكم علي نور
لكم يوم القيامة
“Hiasilah
majelis-majelis kalian dengan bershalawat kepadaku. Karena shalawat kalian
kepadaku adalah cahaya bagi kalian di hari kiamat.” (HR. Ad-Dailamy).
Wafizs
Al-Amin Center “Berbagi Cahaya Diatas Cahaya” Khutbah Jumat (Edisi 164) Tema :
“3
KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT (Part.2)” Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-FALAH Pondok Ungu Permai Kab.Bekasi. Jumat,
25 Oktober 2024 M/22 R. Tsani 1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua,
سلامة الروح (Keselamatan Jiwa).
Cara
menyelamatkan jiwa yaitu harus dijaga batinnya dengan قلة
الاثام (sedikit dosa). Kita manusia penuh dengan kekhilafan, mata
kadang memandang yang tidak pantas dilihat jadi dosa, telinga suka ikutin
omongan orang, suka dengerin ghibah, jadi dosa, lisan tidak sengaja
membicarakan yang tidak pantas jadi dosa, kaki melangkah ke tempat yang tidak
semestinya jadi dosa, hati ini yang paling banyak dosanya, hati bisa berbicara
makanya pantas saja Nabi saw berpesan,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ
وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari
Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah
tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah
melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim).
Karena
yang paling banyak melakukan dosa itu hati, mata melihat kekurangan orang lain
diam tidak berbicara, mulut pun diam namun hati yang berkata-kata. mungkin
pakaian kita yang paling bagus, kendaraan kita yang paling mewah, lalu hati
berbicara, ‘tidak ada yang punya kaaan seperti saya’ datanglah rasa ujub
(sombong), dosa hati ingin dipuji orang lain karena sedekahnya berlimpah, dosa
hati dengki dan hasad. Itulah penyakit hati yaitu iri, dengki, hasad dan ujub
yang begitu besar bahayanya.
”Jauhkanlah
dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan
sebagaimana api memakan kayu-bakar.”
(HR. Abu Dawud).
Pelihara
dan jaga jiwa kita jangan sampai memiliki penyakit hati karena semua ibadah
yang dikerjakan menjadi sia-sia tanpa memperoleh pahala.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Menghabiskan
dosa yang begitu banyak pada diri kita rasanya susah karena kita makhluk
sosial, selama masih hidup di dunia selalu diikuti setan, setan selalu mecari
cara untuk mengganggu hamba Allah dengan cara apapun, setan itu mangalir
layaknya darah dalam tubuh kita, bahkan orang yang meningkat imannya sekalipun
akan lebih besar lagi ujiannya, baik diuji oleh Allah maupun diuji oleh hawa
nafsunya.
“Apakah
manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah
beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
(QS. Al-'Ankabut : 2).
Bikin
dosa memang pasti dilakukan setiap orang, namun tetap ada cara untuk
menghapusnya yaitu dengan banyak-banyak istighfar, bertaubat agar dosanya
habis, ruhnya pun sehat, jangan sampai tidak mau bertaubat karena dengan
bertaubat dosa akan habis terhapus. Ingatlah bahwa orang yang berbuat dosa
kemudia ia bertaubat dan Allah ampuni, ia seolah-olah tidak pernah berbuat dosa
sama sekali. Dari Anas, Nabi saw bersabda,
“Semua
keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang
yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, Ad-Darimi dan Al-Hakim).
Dari
Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah dari ayahnya, Rasulullah saw bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ
لَهُ
”Orang
yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu
sama sekali.” (HR. Ibnu
Majah).
Orang
yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan
kebaikan. Sehingga seakan-akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan
saja. Allah swt berfirman,
”Kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al Furqon: 70).
Begitu
juga hadir disetiap majlis-majlis ilmu itu akan mengugurkan dosa,
وقال صلى الله عليه وسلم: مَنِ انْتَقَلَ
لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ أنْ يَخْطُوَ
Nabi
saw bersabda, “Siapa yang berpindah (baik dengan berjalan kaki atau naik
kendaraan) untuk mempelajari ilmu (syariat/agama) maka ia akan diampuni
(dosa-dosa kecilnya yang telah lalu) sebelum ia akan melangkah (dari tempatnya
jika ia berniat karena Allah swt).” (HR. Syairozi).
قال النبي صلى الله عليه وسلم لابن مسعود رضي
الله عنه: يَا ابْنَ مَسْعُوْدٍ، جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِيْ مَجْلِسِ العِلْمِ، لاَ
تَمَسُ قَلَماً، وَلاَ تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقِ أَلْفِ رَقَبَةٍ،
وَنَظَرُكَ إِلىَ وَجْهِ العَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَلْفِ فَرَسٍ تَصَدَّقْتَ
بِهَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَسَلاَمُكَ عَلىَ العَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ
عِبَادَةِ أَلْفِ سَنَةٍ
Nabi
saw bersabda kepada Ibnu Mas’ud r.a., “Wahai Ibnu Mas’ud, dudukmu sesaat di
dalam suatu majelis ilmu, tanpa memegang pena dan tanpa menulis satu huruf
(pun) lebih baik bagimu dari pada memerdekakan seribu budak. Pandanganmu kepada
wajah seorang yang berilmu lebih baik bagimu dari pada seribu kuda yang kau
sedekahkan di jalan Allah. Dan ucapan salammu kepada orang yang berilmu lebih
baik bagimu dari pada beribadah seribu tahun.” (Dalam kitab Lubbabul Hadis
bab pertama, Imam As-Suyuthi).
Diantara
cara menghapus dosa itu dengan membiasakan istighfar setiap saat karena fadhilahnya
sangat besar. Pesan Nabi saw
Rasulullah
saw bersabda: "Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah
pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan
kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya
dari arah yang tidak ia sangka-sangka." (HR. Abu Daud).
Dari
Syaddad bin Aus ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah
apabila engkau mengucapkan,
“Ya
Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali
Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada
perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang
kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena
itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau).” (HR. Bukhari).
Maka
manfaatnya adalah sebagaimana yang Nabi saw sabdakan.
“Barangsiapa
mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu
sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa
mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum
waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”
Karena
yang bikin kita selamat dunia akhirat adalah ruhnya sehat, kalau ruhnya sehat
makanya Allah berkata,
“Wahai
jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan
diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke
dalam surga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr :
27-30).
Jiwa
yang baik, jiwa yang tenang, jiwa yang tidak banyak dosa dan jiwa yang selalu
dekat dengan Allah disambut ruhnya masuk dalam surga Allah, asalkan kita selalu
pegang Allah , jangan lupakan Allah, dekatkan Allah, jalankan syariat, kurangi
dosa maka Allah wafatkan kita dalam keadaan husnul khotimah.
Nabi
saw saja yang tidak pernah punya dosa, tidak pernah berbuat maksiat beliau
tidak pernah bosan selalu beristighfar minimal 70 tiap waktu. Rasulullah saw
bersabda,
“Wahai
sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu
bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim).
Hudzaifah
ra, berkata,
كَانَ فِى لِسَانِى ذَرَبٌ عَلَى أَهْلِى لَمْ
أَعْدُهُ إِلَى غَيْرِهِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم
“Dulu
lisanku biasa berbuat keji kepada keluargaku. Namun, aku tidaklah menganiaya
yang lainnya. Kemudian aku menceritakan hal ini kepada Rasulullah saw. dan
Beliau saw bersabda,
“Mana
istigfarmu, wahai Hudzaifah? Sesungguhnya aku selalu beristigfar kepada Allah
setiap hari sebanyak 100 kali dan aku juga bertaubat kepada-Nya.” (HR. Ahmad).
Sungguh
beruntung orang yang selalu menggunakan akal dahulu daripada nafsunya, sebagaimana
yang di ungkapkan oleh Ulama :
“Beruntung
sekali kepada siapapun yang bisa menjadikan akal fikirannya sebagai Sultan
(mampu memerintah), sehingga hawa nafsunya bisa dikalahkan. Dan celakalah orang
yang selalu dikendalikan hawa nafsunya sedang akalnya terkekang”. (Nashoihul Ibad Maqolah 17).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Banyak-banyaklah
bertaubat, beristighfar untuk membersihkan dosa-dosa kita agar jiwa sehat,
ruhani sehat akalpun menjadi sehat sehingga menghasilkan fikiran sehat.