Khutbah Idul Adha : Hikmah Sejarah Dibalik Ujian Berat Pandemi Global Covid-19
khutbah-iduladha
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Tema Khutbah Idul Adha :
اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ
وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْض الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ
وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ.
اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ
البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ
الطَّاعَاتِ اتقواالله حق تقاته ولاتموتن الاوانتم
مسلون
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ
الله
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Hari ini adalah hari bahagia dan hari raya Idul Adha kedua
kali, kita dalam kondisi masih diselimuti rasa takut dan khawatir terhadap
virus corona varian terbaru yang teramat dahsyat, kian hari kian mencekam terus
masih melanda kampung halaman kita, negara kita tercinta dan negara belahan
dunia lainnya, meskipun disaat bersamaan tahun ini adalah tahun dukacita
seluruh umat manusia di dunia terutama dukacita yang sangat mendalam untuk umat
muslim. Setiap hari, setiap saat kita saksikan korban kematian terus berjatuhan
satu demi satu mereka kembali keharibaan Allah swt untuk selamanya baik
kematian itu disebabkan karena covid-19 ataupun karena sebab lainnya.
Dukacita ini juga semakin mendalam dirasakan saat kita
melihat banyak para alim ulama dan guru-guru tercinta kita berpulang
kerahmatulloh satu demi satu mereka telah tiada menghadap Sang Kholik,
merekalah yang selama ini membimbing kita, menjadi pelita disetiap kegelapan. Kehilangan
dan kepergian ulama bukanlah hal yang biasa, kepergian ulama bukan sekadar
pergi jasadnya saja, bukan sekadar hilang darah dan dagingnya. Tetapi, kepergian
ulama adalah kepergian yang teramat penting dari warisan kenabian, yaitu ilmu
mereka, obor yang biasa menerangi kegelapan, bahkan mereka adalah pohon besar
tempat kita berteduh, saat ini mereka itu telah tiada. Kita khawatir kepergian
para ulama pertanda awal dari kehancuran umat karena orang-orang yang tidak
berilmu itu akan berfatwa tanpa ilmu yang mereka miliki, Nabi saw bersabda,
عن عبد الله بن عمرو بن عاص رضي اللَّه
عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً
ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ
ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ
ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash ra, beliau berkata, “Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt tidak menggangkat
ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat
ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun,
manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka
(orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“
(HR. Bukhari).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ
الله
Sama halnya dukacita yang teramat dalam juga dirasakan oleh
saudara-saudara kita yang sudah mengantri puluhan tahun untuk menjadi tamu
Allah swt agar bisa berangkat haji dengan segera, namun karena wabah virus
corona yang melanda seluruh dunia ini, mereka akhirnya gagal diberangkatkan.
Karena pada hari ini adalah hari yang dinanti dan tunggu-tunggu oleh umat muslim
untuk bisa menyempurnakan rukun islam mereka yaitu melaksanakan ibadah haji, hari
ini mereka telah dilantik, diwisuda dan disematkan oleh Allah sebagai muslim
yang sempurna agama islamnya bahkan satu-satunya agama yang diridhoiNya. Allah
berfirman,
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.” (Q.S.
Al-Maidah : 3).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ
الله
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Oleh karena itu kita bersyukur atas nikmat kesehatan, nikmat
panjang umur dan nikmat hidup yang Allah swt anugerahkan kepada kita, disaat
jutaan orang terpapar terkena wabah Corona, di saat lebih dari 193 juta orang
di seluruh dunia terinfeksi dan lebih dari 3 juta rakyat Indonesia pun merasakan
yang sama dan 4.2 juta orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Angka empat juta lebih orang yang meninggal karena pandemi Covid-19 sampai saat ini memang belum seberapa bila dibandingkan dengan pandemi yang pernah terjadi di awal abad ke-20 ( 1918-1920), di tengah berkecamuknya perang dunia, penyakit flu Spanyol menyebarluas ke seluruh penjuru dunia, penularannya juga sangat cepat dan mematikan seperti Covid-19 ini. flu Spanyol ini memakan korban sekitar 20-100 juta jiwa di seluruh dunia. Melebihi korban tewas akibat perang dunia I.
Entah sampai kapan ujian ini akan berlalu, jutaan korban
berjatuhan, kehidupan kian hari terus semakin berat, pengangguran bertambah dan
merajalela dimana-mana, tindak kriminalitaspun tidak bisa dicegah, itulah kehidupan
dan ujian yang pasti kita hadapi, karena kita harus sadari bahwa setiap
kehidupan dan kematian adalah ujian dari Allah agar kita tergolong orang-orang
yang berkualitas amalnya. Firman Allah,
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun,” (Q.S.
Al-Mulk : 2).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ
الله
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Jika kita buka lembaran sejarah, manusia yang paling berat
ujian dan cobaanya adalah ujian yang dialami oleh para Nabi dan Rasul dalam
mengemban risalah Allah swt pada umatnya, terutama para pelaku dakwah dan para
alim ulama agar tetap istiqomah. Rasululloh saw bersabda,
أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً
الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى النَّاسُ عَلَى
قَدْرِ دِينِهِمْ، فَمَنْ ثَخُنَ دِينُهُ، اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَمَنْ ضَعُفَ
دِينُهُ ضَعُفَ بَلَاؤُهُ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لِيُصِيبَهُ الْبَلَاءُ حَتَّى
يَمْشِيَ فِي النَّاسِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Manusia dengan
cobaan terberat adalah para nabi, lalu yang semisalnya, dan yang semisalnya,
masing-masing diuji sesuai kadar imannya. Barang siapa kuat imannya maka berat
ujiannya, dan barang siapa lemah imannya maka ringan ujiannya. Semua orang
pasti akan diuji sehingga gugur dosa-dosanya.” (HR. At-Tirmidzi).
Kisah Nabi Ayyub AS. Ia terkenal sangat kaya raya sehingga
jumlah kekayaannya tidak ada yang menyainginya, ia juga orang yang sangat baik,
bertakwa, menyayangi orang miskin, sering menyantuni anak yatim dan dhuafa dan
ia orang yang rajin bersyukur kepada Allah swt. Lalu beliau diuji penyakit yang
menimpa badannya, harta dan anak-anaknya, semuanya pada sirna, semua orang
ketika itupun menjauh. Ia terkena penyakit kulit (kusta atau lepra) yang
tersisa hanya hati dan lisannhya yang digunakan untuk banyak berdzikir kepada
Allah swt dan istri yang setia menemaninya.
Ibnu Syihab mengatakan musibah yang dirasakan Nabi Ayyub AS ini
selama 18 tahun sementara banyak ulama mengatakan selama 7 tahun, begitu
menderitanya Nabi Ayyub AS, istrinya sampai pernah bertanya, “Wahai Ayyub Jika
engkau mau berdoa kepada Rabbmu, tentu engkau akan diberikan jalan keluar.”
Nabi Ayyub menjawab : “Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun. Sakit ini
masih derita yang lebih sedikit yang Allah timpakan sampai aku bisa bersabar
sama seperti masa sehatku yaitu 70 tahun.”
Dengan ketakwaanya, bersyukur, berderma, terus mengingat
Allah, taqarrub kepada Allah dan bersabar atas musibah yang dideritanya,
akhirnya Allah qobul doanya, Allah swt kembalikan semuanya seperti sediakala,
sehat, harta kekayaanya, istri dan anak-anaknya. (QS. Al-Anbiya : 83-84).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ
الله
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Ujian berat juga dirasakan kepada Nabi Ibrahim AS yang dapat
dilalui dengan sempurna dan sebaik-baiknya sehinngga menjadi suri tauladan bagi
seluruh manusia agar tindakan dan perangi Nabi Ibrahim menjadi contoh serta
Allah membuka jalan keluar untuknya dengan balasan yang sangat membahagiakan.
Adapun ujian yang berat yang dialami oleh Nabi Ibrohim AS
telah disebutkan dalam al-quran, yaitu :
Ujian Pertama, ketika diperintah untuk membawa istri dan putranya (ismail)
dari tempat yang nyaman dan penuh kebahagiaan di Palestina ke lembah tak
bertuan lagi tandus, beliau laksanakan perintah itu dengan penuh keyakinan dan
tawakkal kepada Allah, Nabi Ibrohim tinggalkan istri dan putranya (Ismail)
dengan rasa sedih, kasihan dan didiringi dengan doa,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
﴿١٠٠﴾ فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
“Ya Rabbku! Anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang shaleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan
seorang anak yang amat sabar.” (Q.S. As-shafat : 100-101)
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ
لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Rabb kami!
Anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.” (Q.S. Al-Furqon : 74)
dan akhirnya Allah qobul segala doanya dan Allah turunkan
rezeki yang berlimpah dari arah yang tidak disangka-sangka.
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن
ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا
لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka
mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur." (QS.
Ibrahim : 37).
Ujian Kedua, sedang bahagianya tempat kehidupan yang baru, Allah swt perintahkan
Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putra semata wayangnya (Ismail), putra yang
dinanti dan ditunggu setelah Nabi Ibrahim AS berusia 80 tahun. Beliapun tunduk
terhadap perintah Rabbnya. Dan sungguh ini adalah cobaan yang teramat berat,
firmn Allah,
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ
الْمُبِينُ
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (Q.S. As-Shaffat :106).
Ketika Ismail beranjak dewasa, Allah swt pun menguji ketaatan
dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan putranya, dengan meminta menyembelih Ismail,
dan perintah ini datang dengan sebab mimpi Nabi Ibrahim AS kemudian disampaikan
kepada Nabi Ismail untuk meminta pendapatnya.
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي
الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” (Q.S. As-Shaffat : 102).
Jawaban Ismail yang meluluhkan hati, Allah menggantinya
dengan hewan sembelihan yang besar. Bukannya bersedih atau takut, Ismail yang
juga melihat mimpi ini perintah Allah pun menjawab dengan penuh kesabaran dan
keihklasan,
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
"Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar."
Ujian Ketiga, Ketika Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrud ditengah api
yang menyala besar dan ditempatkan ditengah-tengah tumpukan kayu karena telah
menghancurkan berhala-berhala sembahan Raja Namrud dan pengikutnya, tetapi
pertolongan Allah datang dan Allah lebih berkuasa segalanya, bukan panasnya api
yang dirasakan Nabi Ibrahim tetapi sebaliknya, api menjadi dingin dan
penyelamat bagi Nabi Ibrahim AS, Allah
memberikan mu’jizat kepada Nabi Ibrahim AS dan masih utuh hingga padamnya api.
Imam Bukhori dalam Shahihnya meriwayatkan,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Diriwayatkan dari Ibn Abbas,
“Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik
Pelindung’ (Q.S.
al-Imron ayat 173).”
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ
الله
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Beratnya ujian hari ini yang kita rasakan, masih jauh lebih
berat yang dirasakan oleh para Nabi dan Rasul, oleh karena itu mari kita
maksimalkan mendekatkan diri kepada Allah swt, hanya Dia tempat kita beribadah
dan hanya Dia pula tempat kita minta pertolongan dengan kita angkat dua tangan
kita, kita selalu minta pertolongan Allah karena Allah pasti akan selalu
menolong kita, dengan berdoa, dengan kesabaran dan dengan sholat, segala ujian
ini akan berlalu maka akan datangkan pertolonganNya dengan segera. Amiiin Ya
Robbal ‘alamin.
جَعَلَناَ الله وَإِياَّكُمْ مِنَ
العاَئِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ وَأَدْخَلَناَ وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ
عِباَدِهِ المُتَّقِيْنَ. قَالَ تَعَالَى فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ اليُسْرَ وَلاَ
يُرِيْدُ بِكُمُ العُسْرَ وَلِتُكْمِلُوْاالعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوْاالله َعَلَى
مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم و
نفعني وإياّكم بالآيات والذكر الحكيم، وتقبّل منّي ومنكم تلاوته إنّه هو السميع
العليم
KHUTBAH
KEDUA
الله أكبر – الله أَكْبَرُ – الله
أَكْبَرُ – الله أَكْبَرُ –الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر كَبِيْرًا
وَالحَمْدُ لله كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ
وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ
إِلاّاَلله وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ
المُناَفِقُوْنَ. الحَمْدُ لِهِإِ حَمْداً كَثِيْرًا كَماَ أَمَرَ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِرْغاَماً لِمَنْ جَحَدَ
بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
سَيِّدُ الخَلَآئِقِ وَالبَشَرِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ مَصَابِيْحَ الغُرَرِ. أَمَّا بَعْدُ:
فَيآأَيُّهاَالحاَضِرُوْنَ.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.
وَافْعَلُوْاالخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْآ عَنِ السَّيِّآتِ. وَاعْلَمُوْآ أَنَّ الله
أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّابِمَلَآئِكَةِ
المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقاَلَ تعالى فِيْ كِتاَبِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ باِلله ِمِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. فَأَجِيْبُوْآالله اِلَى مَادَعَاكُمْ وَصَلُّوْآ وَسَلِّمُوْأ عَلَى
مَنْ بِهِ هَدَاكُمْ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ الله ُعَنَّا
وَعَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الراَحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِناَتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ
انْصُرْأُمَّةَ سَيّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ. اللّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهمَّ انْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الدِّيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَناَ
إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكاَمُكَ وَسُنَّةُ
رَسُوْلِكَ ياَ حَيُّ ياَ قَيُّوْمُ. يآاِلهَناَ وَإِلهَ كُلِّ شَيْئٍ. هَذَا
حَالُناَ ياَالله ُلاَيَخْفَى عَلَيْكَ.
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنّاَ الغَلآءَ وَالبَلآءَ
وَالوَبآءَ وَالفَحْشآءَ وَالمُنْكَرَ وَالبَغْيَ وَالسُّيُوفَ المُخْتَلِفَةَ
وَالشَّدَآئِدَ وَالِمحَنَ ماَ ظَهَرَ مِنْهَا وَماَ بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ هَذاَ
خاَصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً ياَ رَبَّ العَالمَيِنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
UMROH YUUUK... Bersama Ustadz H.NUR ANWAR AMIN,Lc (adjie nung) dibimbing langsung oleh beliau, Nyaman, Dilayani & Pembimbing Pofesional. Call aja di WA : 08161191890. bisa juga dilihat liputan selama perjalanan Ibadah Umroh bersamanya di Channel YouTube NUR ANWAR AMIN. Serat dengan sejarah, beribadah, fun, asyik dan bersaudara....