Khutbah Idul Adha 1434/2022 : KETA’ATAN DAN KETELADAN KELUARGA NABI IBRAHIM AS Oleh : FAISAL QOSIM
khutbah-iduladha KETA’ATAN DAN KETELADAN KELUARGA NABI
IBRAHIM AS
Oleh : FAISAL QOSIM
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ
(3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ ,اللهُ
اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ ,اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ
سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ
قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ
لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى
بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ
اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ
اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Jamaah Idul
Adha Rohimakumullah
Hadirin
Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah SWT
Alhamdulillah bersyukur kita kepada Allah SWT diantara titian
jejak hidup yang kita lalui hingga saat ini, kita masih mendapatkan hidayah,
kelembutan hati dan kekuatan iman dan keteguhan langkah untuk dapat menunaikan
ibadah Idul Adha dan ibadah kurban di tahun bulan Dzulhijjah 1443 H, semoga
hari ini adalah hari raya Idul Adha yang terbaik untuk kita, hari yang insya
Allah akan kita banggakan kelak di hadapan Allah Swt.
Tiada sikap bagi hamba Allah yang bertauhid, yang telah
ditentukan jadwal kematian olehNya, dan disembunyikan datang kematian itu,
kecuali sikap dan sifat takwa selalu menyertai dirinya, hingga wafat dalam
keadaan beriman kepada Allah SWT.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Idul Adha adalah
momentum yang spesial, yang sangat di istimewakan oleh agama Islam,
keistimewaan ini terletak pada tiga hal utama, yang tidak ditemukan dihari-hari
lain kecuali di hari raya Idul Adha. Pertama adalah tuntunan kebahagiaan dengan
menunaikan sholat Idul Adha dua rokaat secara berjamaah, kedua terkait dengan ibadah
ritual kurban yang hikmahnya menanamkan kedekatan kepada Allah SWT dan yang
ketiga adalah yang banyak dilupakan oleh sebagian manusia setiap kali datang
Idul Adha, kita bertanya kapan dan dimana sholatnya, kita sibuk mencari
binatang apa yang akan di sembelihnya, tapi pada poin inilah sesungguhnya
hikmah terbesar, kenapa Idul Adha selalu diulang setiap tahunnya, hikmah kuat
yang menanamkan pesan kepada kita agar kembali meneladani perjalanan Nabi
Ibrahim bersama keluarganya, untuk kita nilai kedalam diri kita, kemudian
dipraktekan kedalam kehidupan kita, sehingga menghasilkan nilai taqorrub kepada
Allah SWT
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Jama’ah Idul
Adha rohimakumullah
Nabi Ibrahim AS adalah kakek dari Nabi Muhammad SAW yang
ketiga puluh, yang disebut oleh Al-Quran sebagai Kholilullah (kekasihNya Allah)
yang sangat dekat dengan Allah, maka
penting diketahui bahwa Ibrahim ketika akan dilantik sebagai Nabi dan
ditetapkan sebagai Rosul, di tetapkan oleh Allah sebagai kekasihNya, dalam
mendapatkan gelar yang prestisius itu, kedekatannya dengan Allah yang sangat
tinggi ditempuh dengan tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, Nabi
Ibrahim berjuang dengan luar biasa, Beliau mencari dengan ilmunya, mendekatkan
diri kepada Allah bahkan di surat Al-An’am ayat 77-79 dilukiskan bagaimana
Beliau berjuang, bahkan diilustrasikan bagaimana Beliau ketika melihat mentari,
apakah ini Tuhan saya? kemudian ketika matahari terbenam, Beliau yakin tidak
mungkin Tuhan itu bisa terbenam......Subhanallah dengan ilmuNya Beliau
menemukan Tuhan sesungguhnya.
Pesan pertama ketika kita dihadirkan dalam momentum Idul Adha
ini diberikan pesan kuat kepada kita semua agar dapat belajar dari keteladanan
Ibrahim AS seorang Nabi dan Rosul, seorang Kholilullah, walapun terlahir dari
fitrah Islam tetapi masih ingin mendalami pelajaran agamanya, masih ingin
menguatkan tauhidnya, masih ingin mendekatkan ilmunya kepada Allah, tetapi kita
yang bukan Nabi, bukan Rosul dan bukan kholilullah, yang hisabnya belum jelas, yang
di akherat syurganya belum menentu, masih jauh untuk mempelajari ilmu tauhid.
mari kita menguatkan syahadat kita, karena itu di turunkan
ilmu tauhid, ketika diminta mengucapkan “Asyhadu an laa ilaaha illallah wa
asyhadu anna Muhammad arrosuulullah” bagaimana memahami dan merasakan tauhid
kedalam diri kita, karena sebab tidak memahami ilmunya, maka ketika adzan tiba
dia santai saja, bahkan kadang dia marah dan gelisah, iqomah di kumandangkan
dia masih dalam susana yang biasa saja, tidak ada sentuhan dalam sanubarinya.
Kita sudah puluhan tahun sholat bahkan bertahun-tahun
melaksanakan sholat Idul Adha ini tanyakan ke dalam sanubari hati kita, sampai
detik tadi kita sholat, apakah kita memahami dalam bacaan yang kita baca dalam
sholat, mengerti gerakan dalam sholat, atau jangan-jangan selama ini ribuan
kali kita sholat, tidak pernah mengerti dan tidak faham yang dilakukan dalam
sholat kita
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Kaum
muslimin dan muslimat Rohimakumullah
Nabi Ibrahim yang berusaha menemukan Tuhannya, yang telah
dekat dengan Robbnya, mengajak
kerabatnya, mengajak ayahanda dan lingkungannya memberikan pesan yang kuat
kepada kita, Kalau kita sudah dekat kepada Allah, sudah mengenal tuntunan
Islam, maka janganlah kita berIslam sendirian, jangan sholeh sendirian, maka
mulailah kita rangkul keluarga kita, jangan yang rajin ta’lim itu hanya ibunya,
jangan yang rajin ke Masjid itu hanya ayahnya, tapi anak-anak, kita biarkan
sendirian dengan dunianya, Nabi Ibrahim mengajarkan pesan yang luar biasa, bila
kita sudah dekat dengan Allah ajak lingkungan sekitar kita, keluarga kita dan
tetangga kita.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Jamaah
Sholat Idul Adha Rohimakumullah.
Nabi Ibrahim ketika memperaktekan ajarannya, ketika
mendekatkan diri kepada Allah, itu sangat besar ujian dan tantangannya, ayahnya
mengecamnya, seisi kampung mengusirnya, memisahkan dengan kampung dan
keluarganya, di usir dari tempat kelahirannya, subhanallah kisah perjalanan ini
memberikan pelajaran kepada kita, tidak terlepas kitapun pasti akan mendapatkan tantangan dan ujian
dari Allah, kita yang belum pernah menjalankan sholat berjamaah di Masjid,
tidak mudah untuk melangkahkan kaki kita ke masjid, kepada akhwat dan saudari
yang muslimat, ketika anda akan memulai
mengenakan hijab tidak mudah kita untuk mengenakannya. Allah SWT berfirman
dalam Surat AlBaqoroh 214..
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا
الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ
مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ
الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ
نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ - ٢١٤
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan
(dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Tidak cukup ujian Ibrahim berhenti sampai disini, ketika di
usir dari kampungnya, berangkat Beliau bersama isteri tercintanya, di support
dan di dukung dengan dakwahnya, sampai menikahi Hajar dengan cerita singkatnya,
subhanallah dalam perjuangan yang dihadapi oleh suaminya, isterinya terus
memotivasi, menguatkan mentalnya, mendorong jiwanya, dan itu kemudian yang di
baca dan dipraktekan oleh Khodijah untuk menguatkan dan memotivasi Rosulullah
SAW dalam menjalankan dakwahnya, artinya
kalau kita ingin dekat kepada Allah,
ingin tercipta keluarga yang sholeh dan sholehah, jangan hanya yang sholeh
suaminya sementara isterinya tidak, jangan hanya isterinya yang rajin taklim
sementara suaminya sibuk bekerja, laki-laki sebagai imam, imam di rumah tangga,
Imam bagi keluarganya.
Bagaimana seseorang menjadi Imam sementara bacaan qurannya
belum pernah dia sampaikan, bagaimana ia menjadi seorang imam dalam keluarganya
sementara fiqih sholatnya tidak ia
mengerti, jika kita ingin meneladani Ibrahim, di ingatkan tepat di detik ini
maka kembalilah, beristighfarlah ingat kepada Allah, kompak dengan isteri kita,
renungkan di tempat ini apa yang menyebabkan kita jauh dari Allah SWT.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Jama’ah Idul
Adha yang berbahagia
Di bagian terakhir penutup khutbah ini adalah, adanya figur
kesholehan anak. Tatkala yang dinanti anak yang terlahir dari Hajar, lahir
putera yang sangat di nantikan, puluhan tahun tidak mendapatkan keturunan, di
tunggu-tunggu tak kunjung dapat, saat anak itu lahir maka turun firman Allah
supaya di bawa pergi dari tempat mereka tinggal di Palestina, diminta untuk
dibawa hijrah, dan diminta tinggal di satu kota yang sangat jauh, yang sekarang
kalau di ilustrasikan jaraknya itu 1 hari 2 malam menggunakan bus, diminta oleh
Allah untuk di bawa ke Mekah, kemudian di abadikan di dalam surat Ibrahim ayat
37
رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ
ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا
لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ
اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka
melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka
mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur.
maka apa yang di lakukan oleh ibunda Hajar, hajar meneguhkan
hatinya, hajar mengucapkan satu kalimat saja
“ ahadza min amrillah? Apakah ini perintah Allah SWT? Apa jawab Ibrahim
tanpa menoleh dan Beliau menjawab iya ini perintah Allah
dan sampai sekarang di buktikan dengan Nabi Ibrohim AS, dengan
keteguhan Hajar AS, maka yang tadinya gersang tak berpenghuni, yang tidak ada
tumbuhan dan air, Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar AS dan Nabi Ismail AS mengajarkan
kepada kita berpegang teguh kepada Allah SWt
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Hadirin
Rohimakumullah
Dalam kisah kesholehan Nabi Ismail ketika akan di lakukan
perintah penyembelihan, ada kisah yang di jelaskan oleh Seorang
Ulama bernama Umar ahmad Banajah dalam kitabnya Beliau menjelaskan ada 3 kejadian yang sangat luar
biasa pertama. saat Ibrahim akan menyembelih puteranya Isma’il dan di ikat
tangannya tiba-tiba ikatannya terasa agak kendor, apa kata Ismail, duhai
ayahanda mohon di kencangkan ikatan ini sebelum menyembelih saya, supaya saya
tidak meronta-ronta, kalau nanti saya meronta-meronta nanti ayah akan ragu
menyembelih saya, yang kedua ketika melihat pisau yang akan disembelih Ismail
mengatakan duhai Ayah tajamkan pisau itu setajam-tajamnya supaya cepat proses
penyembelihannya agar tidak ragu dan tidak aku rasakan dalam penyembelihannya,
dan yang ketiga bagian puncaknya, duhai ayahanda mohon buka gamisku yang paling
luar lipat dengan baik sehingga tidak kena cipratan darah dan itu diberikan
sebagai kenangan terakhir untuk ibunda Hajar agar tidak terlalu sedih kehilangan
puteranya Ismail AS.
Jama’ah kita dapat mengambil pesan penting dari catatan kesholehan Ismail diatas bahwa Jika
kita memberikan perhatian yang dalam, ikhlas dan perhatian lebih kepada
anak-anak kita, terhadap keluarga kita , jangankan merasakan beban pekerjaan,
nyawapun pasti akan rela diberikan demi kebaikan kedua orangtuanya.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Dalam kitab nashoihul ‘ibad Imam Ali Karromallahu wajhah
memberikan 3 pesan penting kepada kita untuk kita renungkan :
yang pertama : “ Inna minanna’imi addunya yakfiika al Islamu
ni’matan” (Dari sekian banyak nikmat dunia cukuplah Islam sebagai nikmat
bagimu)
Kedua : “ wa
inna minasyugli yakfiika aththo’atu syuglan ” ( dan dari banyaknya kesibukan,
cukuplah ketaatan sebagai kesibukanMu)
Dan ketiga : “ wa inna minal ‘ibroti yakfiika almautu
‘ibrotan “ ( dan dari sekian banyak pelajaran maka cukuplah kematian menjadi
pelajaran bagimu
Penutup
khutbah pertama
Khutbah Kedua
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ
(4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً
وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ
اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثيْرًا. اَمَّا
بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ
Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala dan hati
kita, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita
dan umat Islam dimana saja berada
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Duhai Allah kami sangat bermohon kepadaMu bila di tempat ini
ada hambaMu yang penuh dosa maka ampunilah ya Robb, dan bila ada hambaMU
ditempat ini hatinya penuh gelisah maka tenangkanlah jiwanya, Duhai Allah bila
ada hambaMu yang terlelah hadir di tempat ini, ada kesulitan di dalam hidupnya
maka mudahkanlah setiap kesulitannya, dan bila ada di tengah kami yang sedang
sakit, di timpa penyakit, seberat apapun maka sembuhkanlah penyakitnya, dan
bila diantara kami saat ini ya Allah ada hambaMu yang tengah mengangkatkan
tangannya kepadaMu, memohon satu kebaikan apapun dan bernilai ibadah maka
kabulkanlah setiap permohonanya Ya Robb
Ya Robbana jadikanlah perkumpulan, pertemuan di pagi dhuha
ini sebagai pertemuan yang penuh dengan RidhoMU, penuh kasih sayangMu, dan
jadikanlah dalam perpisahan ini menjadi
perpisahan yang menguatkan silaturahim diantara kami
Ya Allah jadikan kami kaum muslimin, muslim yang sangat taat
kepadaMu, dan jadikan kami diantara orang-orang muslimin adalah orang muslim
yang paling bertaqwa kepadaMu, dan jadikan kami dari orang yang bertaqwa adalah
orang yang paling sholeh menghadapMu, dan jadikan dari orang yang sholeh itu
adalah orang yang paling ikhlas dalam beramal
Ya Robb Ya Kariim..berilah kesempatan kepada sisa umur kami,
agar kami dapat menjadi tamu di Tanah haram Mekah dan Madinah, mendapat
kesempatan dan anugerah menunaikan
ibadah haji dan umroh di tahun-tahun mendatang.
Jadikan keluarga kami keluarga yang penuh dengan keberkahan,
keturunan yang sholeh dan sholehah, kumpulkan kami di syurgaMu yang indah dan
abadi syurga Jannatunaim, syurganya orang-orang sholeh, Robbi jauhkan kami dan
keluarga kami dari fitnah dunia dan akherat, dan wafatkan akhir hidup kami
menjadi husnul khotimah.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ