Khutbah Jumat : AMALAN DI BULAN MUHARRAM
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya
Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat
(Edisi 77) Tema :
“Amalan Di Bulan Muharram”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni
Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi
dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda :
Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa
ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda
sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube,
Instagram & Facebook
Khutbah ini
disampaikan di Masjid JAMl’ ARROHMAH Kp.Irian Teluk Pucung Bekasi.
Jumat, 29 Juli
2022 M/29 Dzulhijjah 1443 H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Tinggal
menghitung hari, bulan Muharram 1444 hijriyah sudah diambang pintu, kita akan
berjumpa dengan bulan yang sangat mulia. Bulan Muharram disebut sebagai bulan
Syuro karena didalamnya ada hari istimewa yaitu hari “Asyuro” hari yang
kesepuluh dibulan Muharram. Bulan Muharram juga dinamai sebagai bulan haram
karena termasuk Allah sebutkan empat bulan haram dalam al-quran,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ
أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci).
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu
dalam bulan yang empat itu.”
(QS. At Taubah: 36).
Dari
Abu Bakroh, Nabi saw bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا
أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ
وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun
berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu
tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga
bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan
lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhori Muslim).
Sehingga
Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan
haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut
dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala
yang lebih banyak.” (Lathoif Al-Ma’arif).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bagi
kita umat muslim sangat dianjurkan Nabi saw untuk mengisinya dengan amal-amal
sholeh. Diantaranya :
Pertama,
Memperbanyak Ibadah Puasa. Rasulullah
saw bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ
اللَّيْلِ
”Puasa
yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan
Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib
adalah shalat malam.” (HR. Muslim).
Karena
bulan Muharram disebut Syahrullah (Bulan Allah) maka Ibnu rajab Al-Hambali
mengatakan, “Puasa yang paling utama diataran bulan-bulan haram (dzulqo’dah,
zdulhijjah, Muharram dan rajab) adalah puasa di bulan Muharram syahrullah”
(Lathoif Al-Ma’arif).
Dianjurkan
berpuasa selama bulan Muharram tetapi disesuai dengan kemampuannya dihari-hari
bulan Muharram namun jangan berpuasa Muharram satu bulan penuh. Aisyah berkata,
وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى
شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ
“Aku
tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa sebulan penuh selain di bulan
Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain
pada bulan Sya’ban.” (HR. Muslim).
Terutama
jangan sampai ditinggalkan berpuasa pada hari ‘Asyuro (10 Muharram). Dari Abu
Qotadah Al Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ «
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ
يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi
saw ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah
akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau
juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa
’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Namun
agar untuk membedakan (tidak tasyabuh) puasa orang-orang Yahudi dengan
puasa orang-orang muslim, Nabi saw memerintahkan untuk berpuasa pada hari
seblumnya yaitu pada hari kesembilan bulan Muharram (tasu’a), termasuk juga Imam Syafi’ie, Ulama Syafi’iyyah, Imam
Ahmad dan Ishaq menganjurkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh
sekaligus.
Ibnu
Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi saw melakukan puasa hari Asyura
dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang
berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ
الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
“Wahai
Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila
tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula
pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas
mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى
تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Belum
sampai tahun depan, Nabi saw sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua,
Berdoa Di Awal Tahun.
Ada
doa yang selalu dibaca para sahabat Nab saw setiap kali bertemu awal bulan atau
awal tahun dan ini bisa diamalkan. Dari ‘Abdullah bin Hisyam ra, ia berkata,
كَانَ أَصحَابُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَتَعَلَّمُونَ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يَتَعَلَّمُونَ القُرآنَ
إِذَا دَخَلَ الشَّهرُ أَو السَّنَةُ
“Sahabat
Nabi saw mengajarkan doa sebagaimana mengajarkan Al-Qur’an dimana doa ini
dibaca saat memasuki awal bulan atau tahun:
اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ
وَالإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ،
وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ
“Ya
Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan rasa aman, keimanan, keselamatan,
dan Islam, juga lindungilah kami dari gangguan setan, dan meraih rida Allah
(Ar-Rahman).” (HR. Al-Baghawi dalam Mu’jam Ash-Shahabah).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga,
Sejarah Besar Terjadi Bulan Muaharram.
Hari
Asyuro merupakan hari diselamatkan Nabi Musa AS dan pengikutnya dari kejahatan Fir’aun
yang keji dan bala tentarannya Allah tenggelamkan. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
’anhuma, beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ
لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى
تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى
وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ
نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ
وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
“Ketika
tiba di Madinah, Rasulullah saw mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa
’Asyura. Kemudian Rasulullah saw bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa ini adalah
hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat
mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu
pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam
rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”.
Rasulullah saw lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama
mengikuti Musa daripada kalian.”. Lalu setelah itu Rasulullah saw memerintahkan
kaum muslimin untuk berpuasa.”
(HR. Muslim).
Riwayat
lain datang dari ’Aisyah ra, beliau berkata,
كَانَ يَوْمُ
عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ
صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Orang-orang
Quraisy biasa berpuasa pada hari asyura di masa jahiliyyah, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala
beliau sampai di Madinah beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan
umatnya untuk berpuasa.” (HR.
Bukhori).
Kisah
tenggelamnya Fir’aun dan pengikutnya pun disebutkan dalam al-quran,
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ
فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آَلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
“Dan
(ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami
tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri
menyaksikan” (QS. Al Baqarah: 50).
Begitu
juga disebutkan pada riwayat lain peristiwa mendaratnya kapal Nabi Nuh AS
وَهَذَا يَوْمُ اسْتَوَتْ فِيهِ السَّفِينَةُ
عَلَى الْجُودِيِّ فَصَامَهُ نُوحٌ شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى
“Ia
adalah hari mendaratnya kapal Nuh di atas gunung “Judi” lalu Nuh berpuasa pada
hari itu sebagai wujud rasa syukur”
(HR. Ahmad).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Mari
terus kita berusaha semaksimal mungkin agar bisa mengisi amaliah di bulan
Muharram dengan sebaik-baiknya karena belum tentu Muharram tahun akan datang kita
masih ada umur dan kesempatan, mumpung masih sehat, masih hidup dan masih
banyak punya waktu berikan ibadah yang terbaik dan amalan yang diridhoiNya. Amiiin
ya Allah.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم