Emang Klo Pergi Haji & Umroh HARUS WALIMATUSSAFAR ..?
نت تسأل والاسلام يجيب
Emang Klo Pergi Haji & Umroh HARUS
WALIMATUSSAFAR ..?
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni
Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Ujungharapan Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi Jawa
Barat.
Assalamualaikum Wr. Wb
Pak
Ustadz saya Ibu Enny dari Kaliabang
Tengah Kota Bekasi Jaw Barat mau bertanya, kebetulan saya Alhamdulillah dapat
undangan Allah untuk melaksanakan ibaah Umroh, Cuma kondisi keuangan saya hanya
cukup untuk biaya keberangkatan umroh saja, namun keluarga dan para tetangga
menyarankan saya untuk mengadakan acara walimatussafar. Yang saya mau tanyakan
pak Ustadz, Apakah saya harus bikin acara walimatussafar atau memang
disunnahkan? Mohon pencerahannya pak Ustadz. Saya ucapakan terimakasi banyak.
Jawaban
:
Terimakasih
banyak lbu Enny atas kiriman pertanyaannya moga sehaat selalu dan menjadi tamu
Allah yang terbaik. Ini alasan kenapa melakukan Walimatussafar sebelum
berangkat Haji atau Umroh :
Pertama, Secara Bahasa walimah berarti Pesta, Safar
berarti perjalanan, jadi Walimatussafar adalah pesta yang diadakan untuk
mengiringi dan mengantarkan para tamu Allah ke Tanah Suci baik pergi haji dan
Umroh.
Kedua, Perjalanan untuk bisa sampai di kota Makkah
dan Madinah adalah perjalanan suci dan perjalanan yang sangat jauh, kita tidak
tahu apa yang Allah akan takdirkan untuk kita dikemuadian hari, hari ini kita
masih sehat, belum tahu esok apa kita sakit, hari ini kita masih hidup, belum
tentu esok bisa jadi kita mati, hari ini kita habagia, esok bisa berduka dan
hari ini kita selamat, bisa jadi esok malapetaka menghampiri kita. Apalagi perjalanan
Makkah lndonesia itu ditempuh kurang lebih 9 jam didalam pesawat, diatas awan,
kita hanya bisa merenung betapa kita dimata kekuasaan Allah amatlah kecil,
tidak bisa berdaya hanya rahmat dan pertolongan Allah lah kita bisa selamat dan
sampai tujuan.
Karena
itu semua kita butuh membawa bekal yang banyak dan bekal terbaik adalah bekal
ketakwaan diantaranya adalah doa sebagaimana Anas bin Malik meriwayatkan
عَنْ أَنَسٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أُرِيدُ
سَفَرًا فَزَوِّدْنِى. قَالَ « زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى ». قَالَ زِدْنِى.
قَالَ « وَغَفَرَ ذَنْبَكَ ». قَالَ زِدْنِى بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى. قَالَ «
وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
»
Dari
Anas, ia berkata, “Seseorang pernah mendatangi Nabi saw lantas berkata pada
beliau, “Wahai Rasulullah, aku ingin bersafar, bekalilah aku.” Beliau bersabda,
“ زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى (Zawwadakallahut
taqwa) (moga Allah membekalimu dengan ketakwaan).” “Tambahkan lagi padaku”,
mintanya. Beliau bersabda, “ وَغَفَرَ ذَنْبَكَ (Wa ghofaro dzanbaka) (moga Allah ampuni
dosamu).” “Tambahkan lagi padaku, demi ayah dan ibuku”, mintanya. Beliau
bersabda, “ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ (Wa yassaro lakal khoiro haytsuma kunta) (moga
Allah memudahkanmu di mana saja engkau berada).” (HR. Tirmidzi).
Begitu
juga lbnu Umar ra memberikan tambahan bekal kepada seseorang yanga bersafar.
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ لِلرَّجُلِ
إِذَا أَرَادَ سَفَرًا ادْنُ مِنِّى أُوَدِّعْكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- يُوَدِّعُنَا.فَيَقُولُ « أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ
وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ »
Sesungguhnya
Ibnu ‘Umar pernah mengatakan pada seseorang yang hendak bersafar, “Mendekatlah
padaku, aku akan menitipkan engkau sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menitipkan kami, lalu beliau berkata: “Astawdi’ullaha diinaka, wa amaanataka, wa khowaatiima ‘amalik (Aku
menitipkan agamamu, amanahmu, dan perbuatan terakhirmu kepada Allah)”.(HR. Tirmidzi
dan Ahmad).
Banyak-banyak
berdoa karena hanya Allah lah penyelamat kita, Allah lah yang memudahkan semua
urusan perjalanan kita, Allah pula yang pasti akan melindungi keluarga yang
ditinggal, sanak keluarga dan orang-orang yang ditinggalkan. Doa ini yang
dibaca Rasulullah saw
زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ
ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ
حَيْثُمَا كُنْتَ
“Zawwadakallahut
taqwa wa ghofaro dzanbaka wa yassaro lakal khoiro haytsuma kunta (Semoga Allah
membekalimu dengan takwa, mengampuni dosa-dosamu, dan memudahkanmu di mana saja
engkau berada).”
Allah
swt juga berpesan dalam ayatNya.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ
التَّقْوَى
“Berbekallah,
dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”. (QS. Al-Baqarah : 197).
Ketiga, Berdoa dan Mohon Maaf.
Doa-doa
yang dibaca saat acara walimatussafar sangat membantu untuk memberikan
kelancaraan saat selama diperjalanan, selamat
perginya dan selamat juga kepulangannya. Dimulai dengan menyebut nama
Allah. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ
بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ
“Setiap
perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan
tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur
Ar-Rahawai dalam Al-Arba’in).
Bahkan
dalam teks Ratibulhaddad disebutkan dan dibaca saat walimatussafar berlangsung
وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ – قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : ((
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ :
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي
السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، إِلاَّ لَمْ
يَضُرَّهُ شَيْءٌ )) . رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (
حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ )
Dari
‘Utsman bin ‘Affan ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang
hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang dari setiap
malamnya kalimat: بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ
مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ
العَلِيمُ (dengan nama Allah Yang
dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga
di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga
kali, maka tidak aka nada apa pun yang membahayakannya.” (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi).
Kenapa
kita harus membaca doa-doa ini, karena doanya para tamu Allah tidak ditolak
Allah swt. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ
فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ
الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Ada
tiga doa yang pasti dikabulkan dan tidak ada keraguan lagi tentangnya: doanya
seorang yang dizalimi, doanya musafir, doa buruk orang tua terhadap anaknya’” (HR.
Ahmad dan Abu Daud).
Sekaligus
juga di moment ini meminta maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan sebelum
bersafar, karena kepergian orang berhaji dan umroh adalah gambaran menuju alam
kubur karena ia harus siap meninggalkan semua yang dicintainya, anak, keluarga,
pekerjaan dan kampung halaman. Bisa balik lagi ke tanah air bisa juga mati di
medan perang.karenanya memohon maaaf kepada keluarga, para tetangga dan handai
tolan lainnya agar urusan manusia dengan manusia sidah terselesaikan.
Keempat,
Sunah Menyambut Sekembalinya dari
Safar.
Tidak
cukup kita dianjurkan mendoakan saat keberangkatan saja namun juga sunah
menyambutnya saat sekembalinya dari perjalanan jauh itu sampai-sampai lmam An
Nawawi di dalam kitab Al Majmu’ Syarh Al Muhadzab. Beliau berkata:
يُسْتَحَبُّ النَّقِيعَةُ وَهِيَ طَعَامٌ
يُعْمَلُ لِقُدُومِ الْمُسَافِرِ وَيُطْلَقُ عَلَى مَا يَعْمَلُهُ الْمُسَافِرُ
الْقَادِمُ وَعَلَى مَا يَعْمَلُهُ غَيْرُهُ لَهُ.
“Annaqi’ah
itu disunnahkan. Yaitu makanan yang disedekahkan karena sekembalinya dari
perjalanan. Dan hal ini dimutlakkan baik bagi musafirnya (Calon Haji) atau bagi
orang lain (keluarganya).
Fatwa
imam Nawawi tersebut berdasarkan hadis riwayat Jabir Ra.:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ مِنْ سَفَرِهِ نَحَرَ جَزُورًا أَوْ
بَقَرَةً ” رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
“Bahwasannya
Rasulullah saw. ketika sampai di Madinah dari perjalanannya, beliau menyembelih
kambing atau sapi.” (HR. Al Bukhari).
Disamping
itu juga kita bisa minta doa dari para tamu Allah yang baru saja sampai dari
tanah suci karena doanya para tamu Allah tidak ada penghalang untuk segera
diijabah Allah swt, dari Ibnu ‘Umar disebutkan oleh Rasulullah saw
bersabda:
الْغَازِي فِي سَبِيلِ
اللهِ، وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ، وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ، فَأَجَابُوهُ،
وَسَأَلُوهُ، فَأَعْطَاهُمْ
“Orang
yang berperang di jalan Allah, orang yang beribadah haji, dan orang yang sedang
umrah adalah tamu kehormatan Allah. Allah memanggil mereka, kemudian mereka memenuhi
panggilan itu. Sehingga jika mereka memohon kepada Allah, maka Allah akan
memberinya.” (HR Ibnu Majah).