Khutbah Jumat : 10 Macam Do’a ‘Afiyah : Minta Kesehatan dan Keselamatan. (Part.Il)
khutbah-jumatWafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya
Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat
(Edisi 82) Tema :
“10 Macam Do’a ‘Afiyah : Minta
Kesehatan dan Keselamatan. (Part.Il)”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni
Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi
dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda :
Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa
ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda
sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube,
Instagram & Facebook
Khutbah ini
disampaikan di Masjid JAMl’ ATTAQWA KH.NOER ALIE Ujungharapan BEKASI.
Jumat, 16
September 2022 M/19 Shofar 1444 H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Rasulullah
saw setiap pagi dan petang selalu membaca doa minta ‘afiah (kesehatan
dan keselamatan) dan doa ini tidak pernah beliau tinggalkan. Dari Ibnu Umar ra
bahwa Rasulullah saw bersabda,
للَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي
الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى
“Ya
Allah, aku memohon keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah aku memohon
kebajikan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya
Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan
tenteramkanlah aku dari rasa takut…”
(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
‘Afiyat itu menyelamatkan dari malapetaka dunia dan
akhirat. ‘Afiat itu tidak hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga
terhindar dari stres, terhindar dari hal-hal yang menyusahkan hati dan fikiran
kita bahkan juga terhindar dari semua penyakit yang tidak bisa diobati secara
medis seperti bala, wabah dan musibah termasuk penyakit yang belum ditemukan
obatnya.
Bahkan
Syeikh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi dalam Kitab نصائح
العباد hal 64 lebih menjelaskan sabda Rasulullah saw.
قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم
اَلْعَافِيَةُ عَلَى عَشْرَةِ اَوْجُهٍ خَمْسَةٌ فِى الدُّنْيَا وَخَمْسَةٌ فِى
الْاَخِرَةِ
Rasulullah
saw bersabda : Ada sepuluh macam ‘Afiyah (kesehatan dan keselamatan) : lima
‘Afiyah di dunia dan lima ‘Afiyah di akhirat.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
وَاَمَّا الَّتِىْ فِي الْاَخِرَةِ فَاِنَّهُ Adapun lima ‘Afiyah (kesehatan dan
keselamatan) untuk di akhirat adalah :
Pertama,
يَأْتِيْهِ مَلَكُ الْمَوْتِ بِالرَّحْمَةِ وَاللُّطْفِ (Kedatangan
Malaikat Maut dengan Kasih Sayang dan Kelembutan).
Setiap
manusia dan yang bernyawa pasti akan mati dan bertemu dengan malaikat maut,
saat akan dicabut ruhnya, setiap manusia pasti akan berjumpa dengan sakarotilmaut,
kematian pasti akan menghampiri kita, kematian adalah ketakutan yang paling
dahsyat dan kematian lebih menyakitkan dari pamasnya air yang mendidih serta jatamnya
pisau. Seandainya orang yang sudah meninggal dunia dibangkitakn dan
menceritakan tentang sakitnya kematia, pasti penghuni dunia ini hidupnya tidak
akan merasa nyaman dan tidurnyapun tidak akan nyenyak. Mereka akan lari
ketakutan saat bertemu dengan sakarotilmaut. Firman Allah swt
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ
مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya“. (Qaaf : 19).
Kedua,
لَايُرَوِّعُهُ مُنْكَرٌ وَنَكِيْرٌ فِى الْقَبْرِ (Tidak dikagetkan dengan malaikat munkar dan nakir di
alam kubur).
Alam
kubur adalah awal pintu memasuki alam
akhirat dan dialam kubur kita pasti akan bertemu dengan dua malaikat Munkar dan
Nakir, keduanya akan datang menghampiri kita dengan wajah yang berseri-seri
atau menakutkan dan keduanya seraya mengajukan pertanyan. Sabda Rasulullah saw
فِى الْقَبْرِ إِذَا قِيلَ لَهُ مَنْ رَبُّكَ
وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ
“Di
dalam kubur akan ditanyakan siapa Rabbmu, apa agamamu, dan siapa nabimu.” (HR. Tirmidzi)..
Pertanyaan-pertanyaan
itu mudah atau sulit kita menjawabnya sangat tergantung dengan amaliah kita
selama di dunia bahkan dalam Sunan An-Nas’I diriwaytakan dari Ibnu Umar ra
disebutkan bahwa kuburan itu akan menghimpit dan menjepit setiap orang yang
masuk kedalamnya, tidak ada seorangpun yang dapat selamat dari himpitannya,
termasuk kubur Sa’ad bin Muadz ra padahal kematiannya membuat ‘Arsy bergerak,
pintu-pintu langit terbuka, serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya.
Rasulullah saw bersabda,
هَذَا الَّذِى تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ
وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ
لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ
“Inilah
yang membuat ‘Arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh
tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur). Akan
tetapi kemudian dibebaskan.”
Abdullah
bin Abbas ra meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda,
لَوْ نَجَا أَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ الْقَبْرِ
لَنَجَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ و لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ روخي عَنْهُ
“Jikalau
ada seorang yang selamat dari penyempitan kubur, niscaya Sa’ad bin Mu’adz akan
selamat. Akan tetapi, sungguh kuburnya telah disempitkan dengan sangat sempit,
kemudian dilapangkan (setelah itu) untuknya. (HR. Thabrani).
Agar
di alam kubur tenang, mudah menjawab malaikat Munkar dan Nakir serta wajahnyapun
berseri-seri Rasulullah tidak permah meninggalkan wirid doa ini setiap pagi dan
petang.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga,
يَكُوْنُ اَمِنًا فِى الْفَزَعِ الْاَكْبَر
(Aman dari Segala Ketakutan).
Hidup
dengan aman, bahagia dan mendapat ridho Allah adalah nikmat yang sangat besar
terutama dijauhi dari murka Allah, aman di dunia, aman di akhirat dan di
akhiratpun terhindar dari siksa api neraka. Dari Ubaidillah bin Mihshan
Al-Anshary dari Nabi saw bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ
مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ
الدُّنْيَا
“Barangsiapa
di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan
masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari
itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sifat
orang beriman adalah selalu merasa takut akan siksa Allah, takut azab Allah dan
takut dengan segala bencana dan malapetaka yang menimpanya, Allah swt
berfirman.
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ
مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka
apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang
merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99).
Allahlah pelindung kita, penyelamat dari
berbagai kesulitan, karena itu taati perintahNya, amalkan ajaranNya dan
bersyukur atas semua nikamtNya. Firman Allah swt
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً
كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ
فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ
بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang
kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari
nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan
dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (QS. An
Nahl: 112).
Keempat,
تُمْحَى سَيِّئَاتُهُ وَتُقْبَلُ حَسَنَاتُهُ
(Dihilangkan Kejelekan dan diterima Kebaikannya).
Setiap
orang pasti memiiliki dosa dan kejelekan, itu akan bisa hilang terhapus dengan taubatan
nashuha, dalam Al-Furqon : 68-71 diceritakan tentang orang yang dulunya
penuh dengan dosa dan bermandikan maksiat, bahkan terjerumus dalam dosa besar
(syirik, membunuh dan berzina), lalu menyesal sedih dan bertekad tidak akan
melakukannya lagi. Allah swt berfirman.
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا
آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ
وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ
الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ
وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ
حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا
فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا
(71)
“Dan
orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal
saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan
mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan
taubat yang sebenar-benarnya.”
(QS. Al Furqon: 68-71).
Kelima,
يَمُرُّ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ اللَّامِعِ
لِيَدْخُل الْجَنَّةَ فِي السَّلَامَةِ (Melewati
shirat (jembatan) sebagaimana kilat untuk masuk surga dengan selamat)”.
Masuk
dalam surga keinginan setiap umat manusia, namun jalan untuk menuju surga harus
melewati shirot (jembatan) yang direntangkan diatas neraka jahanam dan
setiap orang beriman akan berjalan diatas shirot sesuai dengan amaliah
selama di dunia, ada yang secepat kilat, secepat hembusan angin, secepat kuda,
ada yang belari, berjalan santai, jalannya unta bahkan ada yang berjalan
merangkak dan terjatuh kedalam neraka. Sedangkan orang kafir langsung masuk
dalam neraka tanpa melewati shirot.
Cepat
dan lambatnya saat kita berjalan diatas shirot sangat tergantung amaliah
di dunianya, siapa yang segera melakukan kebaiaka maka akan semakin cepat
berjalan diatas shirot. Sebaliknya, saipa yang lambat melakukan kebaikan
maka akan lambat pula berjalan melewati shirot, sangat tergantung amal
perbuatan masing-masing. Rasûlullâh saw bersabda,
ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ
ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ
مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ
مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ
“Kemudian
didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami
(para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”.
Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi
pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di
Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân.”
(Muttafaqun ‘alala).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Teruslah
berdoa minta afiat seperti baginda Rasulullah saw setiap pagi dan petang agar
kita selamat dari kesulitan dan kesengsaraan baik di dunia dan akhirat dan agar
diberikan kesehatan sehingga bisa beribadah dan meakukan amal sholeh dengan maksimal
serta mati dalam kondisi husnul khotimah.
اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ
وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِالْخَيْرِ وَاخْتِمْ لَنَا
بِالسَّعَادَةِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
“Ya
Allah akhirilah ajal kami dengan Islam, dengan membawa iman, dengan kebaikan,
dengan kebahagiaan dan dengan husnul khotimah.”
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم