Khutbah Jumat : 3 Katagori Seseorang Tertimpa Musibah
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya
Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat
(Edisi 80) Tema :
“3 Katagori Seseorang Tertimpa Musibah”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni
Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi
dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda :
Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa
ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda
sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube,
Instagram & Facebook
Khutbah ini
disampaikan di Masjid JAMl’ NUURUSSALAM Pondok Kelapa Jaktim. Jumat, 09
September 2022 M/12 Shofar 1444 H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Musibah datang silih berganti terjadi, satu musibah belum usai sudah datang musibah berikutnya, musibah bisa menimpa kepada siapa saja, tidak pandang ia orang kaya atau miskin papa, tidak melihat ia orang beriman atau orang kafir. Bagi kita umat islam, musibah yang sering menimpa, semata-mata karena rasa cinta Allah swt kepada hambaNya semakin berat musibah yang diterima, maka semakin besar pahala yang didapat. Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ
عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا
ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya
pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa
yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak
suka, maka Allah pun akan murka.”
(HR. Ibnu Majah).
Tanda
Allah cinta, Allah akan menguji hambaNya. Dan Allah yang lebih mengetahui
keadaan hambaNya. Lukman Hakim -seorang sholih- pada anaknya berkata,
يا
بني الذهب والفضة يختبران بالنار والمؤمن يختبر بالبلاء
“Wahai
anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan
seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ada 3
Katagori Seseorang Tertimpa Musibah :
Pertama,
Musibah Sebagia Ujian Untuk Meninggikan Derajat.
Musibah seperti ini seringkali menimpa kepada para Nabi dan
Rasul yaitu dengan ditimpakan berupa penyakit dan tidak diberikan keturunan. Musibah
semacam ini adalah untuk meninggikan derajat, memperbesar pahala, dan sebagai
suritauladan bagi yang lainnya untuk bersabar. Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang
tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ
أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat
ujiannya?” Beliau saw menjawab,
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ
فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ
صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى
حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى
عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi.
Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu
kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia
akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan
mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari
dosa.” (HR. Tirmidzi,
Ibnu Majah, Ad Darimi dan Ahmad).
Kedua, Musibah
Sebagai Penghapus Dosa.
Meski terasa sakit, gelisah dan sedih saat ditimpa musibah,
kehilangan nyawa, sanak keluarga, harta bahkan kehormatan, karena musibah
datang bukan kehendak kita, namun semua ini adalah cara Allah untuk menghapus
dosa-dosa kita yang begitu banyak. Rasulullah saw bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ ؛
وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى حَتَّى
الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا إلَّا كَفَّرَ
اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang
terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada pikiran), sedih (karena sesuatu
yang hilang), kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun duri yang
menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Meskipun tidak lepas, bahwa semua musibah itu terjadi
disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri, namun Allah swt berjanji akan
memaafkan atas kesalahan itu semua. Allah swt berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ
فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).
Ketiga,
Musibah itu Siksaan Yang Disegerakan Di Dunia.
Ini satu bukti Allah swt sangat sayang terhadap hambaNya agar
semuanya baik dan segera bertaubat atas segala kemaksiatan yang sering
dilakukan di dunia ini, maka Allah segerakan musibah ini sebagai siksaan. Dari
Anas bin Malik, Nabi saw bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ
الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan
segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia
akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada
hari kiamat kelak.”
(HR. Tirmidzi).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Yakinlah
setiap musibah pasti akan Allah beri hikmah adanya jalan keluar dan kemudahan,
setiap kebahagian, kesenangan dan kemudahan pasti melalui kesulitan, musibah
dan kesusahan. Allah swt berfirman
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5).
إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. An Nasyr: 6)
Allah
mengulang ayat ini sebagai kata penegasan bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Dan
kunci sukses keluar dari berbagai musibah adalah beriman dan sabar. ‘Ali bin
Abi Tholib mengatakan,
الصَّبْرُ
مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ
لاَ صَبْرَ لَهُ.
“Sabar
dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak
beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.”
Ingatlah
janji Allah, sehingga Allah swt berjanji untuk orang-orang memliki sifat sabar
dengan pahala yang tidak terbatas. Firman Allah swt
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak
terhingga).” (QS. Az Zumar:
10).
Bukti
nyata doa dari buah kesabaran atas musibah yang menimpa salah satu istri Rasulullah
saw yang bernama Ummu Salamah mendapatkan
ganti yang lebih baik dimana beliau pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,
أُمَّ
سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ
فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى
مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى
مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو
سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ
اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Siapa
saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi
wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron
minhaa (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah,
berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang
lebih baik)”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan
menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku
pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah saw perintahkan padaku. Allah pun
memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah saw.” (HR. Muslim).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Musibah
boleh saja datang silih berganti namun iman, kesabaran dan keikhlasan tetap
kita utamakan, karena Dia yang menurunkan semua musibah ini maka Dia pula yang
pasti mendatangkan hikmah besar dibalik musibah ini. Semoga kita tergolong
orang-orang yang diberi kekuatan menerima segala musibah yang menimpa kita dan
saudara-saudara kita. Amiin ya Allah.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم