Khutbah Jumat : Safar Bukan Bulan Sial
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya
Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat
(Edisi 81) Tema :
“Safar Bukan Bulan Sial”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni
Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi
dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda :
Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa
ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda
sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube,
Instagram & Facebook
Khutbah ini
disampaikan di Masjid JAMl’ NUURUSSALAM Pondok Kelapa Jaktim. Jumat, 09
September 2022 M/12 Shofar 1444 H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bulan
Safat adalah bulan kedua dari kalender hijriyah, di bulan Safar masyarakat
jahiliah dahulu menganggap sebagai bulan sial sehingga banyak terjadi khurafat
yang tidak disyariatkan dalam agama islam sehingga Nabi saw menegaskan dalam
hadist shahih lmam Bukhori Muslim.
عن أَبيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ،
وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ، وَفِرَّ مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ
الأَسَدِ
Dari
Abu Hurairah ra beliau berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Tidak ada penyakit
menular (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga
tidak jadi beramal), tidak ada kesialan karena burung hamah, dan tidak ada
kesialan pada bulan Safar. Dan larilah dari orang yang berpenyakit kusta sebagaimana
engkau lari dari singa!’” (HR.
Bukhori).
Dalam Riwayat lain,
عَنْ أَبيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ
وَلَا هَامَةَ
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Tidak ada penyakit
menular (dengan sendirinya), tidak ada kesialan pada bulan Safar, dan tidak ada
kesialan karena burung hamah.” (HR. Bukhori Muslim).
Dari
dua hadist diatas, sangat jelas bahwa semua bulan dalam setahun punya nilai
amaliah yang sama dan tidak ada yang membawa kesialan terhadap siapapun kecuali
memang Allah sebutkan secara khusus seperti bulan-bulan haram dan bulan
Ramadhan yang memiliki nilai lebih dari
bulan lainnya. Allah swt berfirman
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ
اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ
مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا
فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا
يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya
jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam
ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada
empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin
semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa
Allah beserta orang-orang yang takwa”. (QS. AT Taubah : 36).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Mari
kita mengisi dibulan Safar ini sama seperti kita mengisi amalian kebaikan
dibulan-bulan lain agar setiap bulannya bernilai dan penuh dengan ampunan dan
rahmat Allah swt. Diantara Amaliah yang bisa kita lekukan adalah Memabaca 4 Kalimat
Yang Allah Sangat Suka.
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ
يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.
Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim).
Kenapa Diperintahkan
Bertasbih..?
Pertama, Tasbih
Perintah Allah swt
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
(41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ
وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ
بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43) تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلامٌ
وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا (44)
“Hai orang-orang yang
beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi
rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia
Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam penghormatan kepada
mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah:
"Salam, " dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka”. (QS. Al-Ahzab 41-44).
Kedua, Tasbih Bacaan
Para Nabi dan para Malikat.
4 kalimat bacaan ini juga dilakukan oleh para Nabi dan
Malaikat saat mereka melakukan thawaf di Baitullah. Thawaf Nabi Adam AS :
Pernah suatu saat Nabi Adam AS melakukan ibadah haji dan melakukan thawaf
mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali putaran. Kemudian ada malaikat yang datang
menemuinya sambil berkata ; "Semoga hajimu mabrur wahai Adam. Sesungguhnya
kami telah melaksanakan ibadah haji ditempat ini 2000 tahun sebelum kamu."
Lalu Adam bertanya "Pada zaman dulu apa yang
kalian baca saat thawaf?" Malaikat pun menjawab "Dulu kami
mengucapkan "سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ
لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ" Adam berkata
tambahkanlah dengan ucapan "وَلَا حَوْلَ وَلَا
قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ " Maka selanjutnya malaikat itu
menambahkan ucapan itu.
Thawaf Nabi Ibrahim AS : Setelah menerima perintah
membangun kembali ka'bah, Nabi Ibrahim melaksanakan ibadah haji, kemudian para
malaikat menemuinya ketika sedang thawaf, seraya mengucapkan kepadanya. Nabi
Ibrahim bertanya kepada mereka "Dahulu apakah kalian membaca saat
thawaf?" Malaikat pun menjawab "Dahulu sebelum bapakmu Adam, kami
membaca "سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ" Lalu Adam menyuruhku
menambahkan, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا
بِاَللَّهِ ". Lalu Nabi Ibrahim berkata "Tambahkan bacaan
kalian dengan "الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ"
kemudian malaikat pun melaksanakannya.
Ketiga,
Tasbih Amal Memberatkan Timbangan Kebaikan.
Dari
Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ،
ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua
kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman
yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan
segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung)”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat,
Tasbih Bisa Dilakukan Dalam Sholat.
Amalan sholat Tasbih merupakan hadiah istimewa Rasulullah
saw untuk pamannya yang bernama Abbas, keutamaannya sangat luar biasa,
sampai-sampai Rasulullah menganjurkan untuk dikerjakan afdholnya sholat sunat
Tasbih 4 rokaat ini setiap hari sekali, jika belum sempat, lakukan setiap
pekan, jika belum sempat, lakukan setiap bulan, jika belum sempat, lakukan
setiap tahun dan jika belum sempat juga lakukan seumur hidup sekali. Meskipun
dalam pandangan kitab fiqih hadist yang panjang tersebut dipandang sebagai
hadist dhoif (lemah) namun para ulama Syafi'iyyah seperti Abu
Muhammad Al-Baghawi dan Abul Mahasin Ar-Rayani menetapkan kesunahan sholat
Tasbih ini. Ini ditutukan oleh Imam Nawawi dalam Al-Adzkar.
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw berkata kepada
‘Abbas bin Abdul Mutthalib,
يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلاَ أُعْطِيكَ أَلاَ أَمْنَحُكَ أَلاَ
أَحْبُوكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ
غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ
وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَتَهُ عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ
تُصَلِّىَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ
وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِى أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ
قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا
وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا
عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِى سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ
تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ
فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ
خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ
إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِى كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ
لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ
شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ
تَفْعَلْ فَفِى عُمُرِكَ مَرَّةً
“Wahai Abbas, wahai
pamanku, sukakah paman, aku beri, aku karuniai, aku beri hadiah istimewa, aku
ajari sepuluh macam kebaikan yang dapat menghapus sepuluh macam dosa? Jika
paman mengerjakan hal itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa paman, baik
yang awal dan yang akhir, baik yang telah lalu atau yang akan datang, yang di
sengaja ataupun tidak, yang kecil maupun yang besar, yang samar-samar maupun
yang terang-terangan. Sepuluh macam kebaikan itu ialah; “Paman mengerjakan
shalat empat raka’at, dan setiap raka’at membaca Al Fatihah dan surat, apabila
selesai membaca itu, dalam raka’at pertama dan masih berdiri, bacalah;
“Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci
Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah selain Allah dan Allah Maha
besar) ” sebanyak lima belas kali, lalu ruku’, dan dalam ruku’ membaca bacaan
seperti itu sebanyak sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dari ruku’
(i’tidal) juga membaca seperti itu sebanyak sepuluh kali, lalu sujud juga
membaca sepuluh kali, setelah itu mengangkat kepala dari sujud (duduk di antara
dua sujud) juga membaca sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali,
kemudian mengangkat kepala dan membaca sepuluh kali, Salim bin Abul Ja’d
jumlahnya ada tujuh puluh lama kali dalam setiap raka’at, paman dapat
melakukannya dalam empat raka’at. Jika paman sanggup mengerjakannya sekali
dalam sehari, kerjakanlah. Jika tidak mampu, kerjakanlah setiap jum’at, jika
tidak mampu, kerjakanlah setiap bulan, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap
tahun sekali. Dan jika masih tidak mampu, kerjakanlah sekali dalam seumur
hidup.” (HR. Abu Daud).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Semoga
kita diberikan taufiq dan hidayah Allah swt sehingga kita bisa melakukan
seluruh amaliah kebaikan baik yang wajib ataupun yang sunah sehingga semua
hari-hari kita bernilaikan ibadah.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.
فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم