Khutbah Jumat : “ PEJUANG DIJALAN ALLAH, PAHLAWAN SEJATIKU ”
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya
Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat
(Edisi 88) Tema :
“PEJUANG DIJALAN ALLAH, PAHLAWAN SEJATIKU”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni
Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi
dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda :
Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa
ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda
sangat membantu meringankan beban mereka.
WA :
+628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube,
Instagram & Facebook
Khutbah ini
disampaikan di Masjid JAMl’ NUURUSSA’ADAH TWA Kota Bekasi. Jumat, 11 Nopember 2022 M/6 Rabiul Akhir 1444
H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bulan
Nopember menjadi sangat istimewa di hati rakyat Republik lndonesia karena
didalamnya selalu diperingati Hari Pahlawan Nasional tiap tanggal 10 Nopember,
kita bangga dan besyukur dengan para pejuang yang telah memperjuangkan bangsa
dan negara kesatuan RI dari penjajah, lebih dari 350 tahun negara tercinta ini dibawah
penindasan para penjajah dan kita juga sangat berterimakasih kepada para
mujahid-mujahid muslim yang dengan sekuat tenaga memerdekaan bangsa ini dari belenggu
penjajah terutama semua para pahlawan dengan semangat dan seruan takbir negara
kita tercinta ini seperti sekarang ini.
Umat
muslim memiliki peran besar dalam memperjuangan negara Republik ini. Guru Besar
Prof. DR. Azyumardi Azra, MA.,CBE berkata, negara Indonesia yang terdiri dari
17.000an pulau itu disatukan oleh umat islam.
Jika tidak ada islam kepulauan nusantra Indonesia ini tidak akan pernah
ada karena yang mempersatukan adalah umat islam, berkat perjuangan para
ulama-ulama, negara Indonesia yang sangat beragam ini bisa disatukan dan bisa
merdeka. Mereka adalah para pejuang agama Allah dan mereka berhak mendapatkan
surga dan keridhoan Allah swt, Allah berfirman,
وَا لسّٰبِقُوْنَ الْاَ وَّلُوْنَ مِنَ
الْمُهٰجِرِيْنَ وَا لْاَ نْصَا رِ وَا لَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِ حْسَا
نٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَ عَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ
تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ
الْعَظِيْمُ
"Dan
orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara
orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah : 100).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Untuk
meraih gelar mujahid fi sabilillah atau seorang pahlawan bisa diraih oleh siapa
saja karena itu semua memang perintah Allah dan RasulNya, seseorang bisa
disebut melakukan jihad yang benar jika niatnya bukan karena ingin disebut
sebagai pemberani, bukan ingin disebut sebagai pahlawan, bukan ingin membela
suku, bangsa dan cinta tanah air atau memiliki sifat nasionalisme yang tinggi,
namun yang diperjuangkan adalah :
Pertama,
لِإِعْلَاءِ كَلِمَةِ اللّٰه (Menegakkan Ajaran
Agama Allah).
Nilai
juangnya murni semata-mata untuk agama islam, menjunjung tinggi kalimat Allah,
agama islam tetap jaya dan islam harus selalu terdepan.
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ
الرَّجُلُ يُقَاتِلُ حَمِيَّةً وَيُقَاتِلُ شَجَاعَةً وَيُقَاتِلُ رِيَاءً ،
فَأَىُّ ذَلِكَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ
اللَّهِ هِىَ الْعُلْيَا ، فَهْوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
»
Dari
Abu Musa, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi saw
lantas ia berkata, ada seseorang yang berperang (berjihad) untuk membela
sukunya (tanah airnya); ada pula yang berperang supaya disebut pemberani
(pahlawan); ada pula yang berperang dalam rangka riya’ (cari pujian), lalu
manakah yang disebut jihad di jalan Allah? Beliau saw pun bersabda, “Siapa yang
berperang supaya kalimat Allah itu mulia (tinggi) itulah yang disebut jihad di
jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bung
Tomo saja seorang penggerak para pejuang dalam pertempuran 10 Nopember 1945 di
Surabaya mampu berhasil membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk melawan
tentara Inggris dan NICA – Belanda yang ingin menduduki kembali Tanah Air
setelah dikalahkan Jepang hanya dengan seruan TAKBIR الله
اكبر berhasil mengalahkan penjajah karena ia yakin agama islam pasti
menang.
وَمَنْ
يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ
الْغَالِبُونَ
“Barangsiapa
mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolong. Maka sesungguhnya
pengikut agama Allah itulah orang-orang yang pasti menang” (QS. Al Maidah: 55).
Dalam
isi penggalan pidato Bung Tomo yang berapi-api menyerukan Takbir. “Dan kita
yakin saudra-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan
kita, sebab Allah selalu berada dipihak yang benar. Percayalah saudara-saudara,
Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!
Merdeka!.
Kedua,
Berjihad Dengan Ilmu.
Zaman
penjajahan kita diseru untuk berjihad menggunakan senjata meskipun dengan hanya
bambu runcing dan senjata seadanya, tapi semangat untuk bisa merdeka sangat
menggelora disanubari rakyat lndonesia sambil menggemakan takbir. Namun di era
serba digital ini berjihad dengan ilmu lebih sangat dibutuhkan terutama
memerangi orang-orang kafir, orang munafiq, orang bermuka dua yang hanya mengejar
keuntungan dunia semata dengan menghalalkan segala cara. Pesan Allah swt.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ
وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
“Hai
Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap
keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali.”
(QS. At-Tahrim: 9).
Ibnu
Qayyim menjelaskan, “Jihad melawan orang munafiq dengan hujjah dan al-quran.” Inilah
jihad orang yang berilmu yaitu dengan argument dan penjelasan, jihad semacam
ini yang hanya dilakukan oleh pengikut para Rasul.
Karenanya
bekali anak-anak kita dengan ilmu, ilmu yang akan membuat ia selalu hidup meski
pemiliknya sudah mati, ilmu yang mampu mendobrak peradaban, ilmu yang bisa mengantarkan
ia naik derajatnya dan ilmu pula yang
membuka pintu surga dan mati syahid. Jangan pernah lelah untuk mencari ilmu,
belajarlah sampai kematian menjemput kita dan Nabi saw sudah jaminkan
orang-orang yang selalu haus mencari ilmu akan dimudahkan baginya masuk dalam surga
Allah swt.
Dari
Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ
عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa
yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan
menuju surga.” (HR. Muslim).
Dari
Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda,
مَنْ
خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Siapa
yang keluar menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. Tirmidzi).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga,
Kirim Doa Untuk Para Pahlawan (Syuhada).
Dalam
sejarah islam tercatat para pahlawan (syuhada) yang gugur di medan perang
karena membela agama Allah swt dan sering dikirimi doa oleh Nabi saw adalah
para syuhada Uhud yang kalah di medan perang Uhud sekitar 70 tentara muslim
termasuk paman Rasulullah saw, Hamzah bin Abdul Mutholib dengan gelar اسد الله (Singa Allah). Jabal Uhud menjadi saksi
bisu betapa pengorbanan Nabi Muhammad saw dan pasukan muslim dalam
memperjuangkan tegaknya islam. Perang Uhud ini langsung dikomandoi Rasulullah
saw sebanyak 700 pasukan muslim melawan 3.000 pasukan kafir. Saampai saat
inipun jutaan umat islam dari seluruh penjuru dunia tidak henti-henti
mendatangi jabal Uhud agar bisa kirimi doa untuk para pahlawan muslim (syuhada Uhud).
Mari
kita targetkan diri kita agar bisa mati syahid dijalan Allah minimal mati
syahid di akhirat kelak karena mati syahid itu disebutkan oleh para fuqoha
(ahli fiqih) di antaranya : Syekh Imam Nawawi, Syekh Wahbah Zuhaily dan Syeikh
Ibrahim Isbayjuri dalam kitab شرح فتح القريب Ada Tiga Jenis
Mati Syahid.
Pertama, شهيد الدنيا والآخرة (Mati Syahid di Dunia dan Akhirat).
Ialah
syahid yang mati ketika berperang melawan kafir harbi (yang berhak untuk
diperangi) seperti perang Uhud, perang Badar dan perang fisabilillah (membela
agama Allah swt) dan mereka bersungguh-sungguh menegakkan ajaran Allah. Orang
ini dihukumi mati syahid di dunia dan mendapat pahala di akhirat. Syahid
seperti ini dikuburkan langsung di medan perang dengan pakaiannya, tidak
dimandikan, tidak dikafankan dan tidak dishalatkan.
Kedua, شهيد الدنيا فقط (Mati Syahid di Dunia Saja).
Yaitu
orang yang khianat meninggal dalam peperangan dijalan Allah, tapi tujuannya
adalah mencari dunia (ghanimah-rampasan perang), bukan mencari ridla Allah. Orang
ini tidak boleh dimandikan dan tidak dishalatkan tetapi wajib dikafani Dan
dikubur. Orang ini dihukumi mati syahid di dunia dan tidak mendapatkan pahala
syahid di akhirat.
Ketiga,
شهيد الآخرة (Mati Syahid di Akhirat Saja).
Syahid
jenis ini ialah mati karena wabah penyakit (at-Tho’un), termasuk mati
karena wabah pandemi global, mati karena reruntuhan, mati karena melahirkan dan
mati karena membela hartanya dari rampasan. Syahid seperti ini mereka tetap
wajib dimandikan, dikafankan, dishalatkan dan dikuburkan. Orang ini dihukumi
mati syahid dan di akhirat mendapatkan pahala syahid, meski pahalanya tidak harus
seperti syahid dunia akhirat.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Semoga
kita terus bisa berjuang dijalan Allah untuk membela agama Allah dan mampu
mewarisi anak cucu kita dengan ilmu pengetahuan yang sempurna agar bangsa ini
tetap jaya dan agama islam tetap berkibar di bumi nusantara ini. Amiiin ya
Allah. Lanjutkan perjuangan sampai datang kematian
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
10 Nopember 2022
✈️ Maskapai/Pesawat :
EMIRATES AIRLINES EK 357 Landing Jeddah. Take Off Madinah
Keberangkatan :
30 Januari – 8 Pebruari 2023
-------------------------------------
Hotel Mekkah : Grand Al-Masa/Staraf
Hotel Madinah : Rawda el-Aqeq/Staraf
Hotel Jeddah : Dyar Al-Hamra
Harga Rp 27.500.000
BIAYA Include :
1. Tiket Pesawat PP
2. Visa Umrah
3. Bus Full AC
4. Hotel Makkah/Madinah
5. Pembimbing Ustadz/Ustadzah
6. Muthawwif
7. Makan 3x Sehari Fullboard
8. Snack Perjalanan
9. Air Zamzam
10. Manasik 2 Kali
BIAYA Exclude :
1. Biaya Passport
2. Suntik Meningitis
3. Biaya Domestik (Ziarah Thoif) Rp.400.000
4. Biaya 1 Malam di Hotel Jeddah Rp.500.000
5. Kelebihan Bagasi
6. Keperluan Pribadi (Laundry, dll)
7. Biaya Transportasi Kreta Cepat Makkah Madinah.
8. Biaya Perlengkapan Rp.1.500.000
9. Biaya Jahit Seragam Pria/Wanita
Yuuuk SILAKAN SEGERA DAFTAR Hanya di Kantor Perwakilan Annabiy Wisata Zahidi Yayasan Wafizs Al-Amin Center Jl. Gudang Bin Ali no.73 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi 17612 WA : +628161191890 atau Klik lengakapnya di nuranwaramin.com
Follow US : IG @adjienung, Facebook adjie nung, YouTube : Nur Anwar Amin.
Motto :
Nyaman, Dilayani & Pembimbing Profesional
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”