Khutbah Jumat (Edisi 94) Tema : “ Bahaya Penyakit Hasad dan Dengki ”
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya
Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat
(Edisi 94) Tema :
“ Bahaya Penyakit Hasad dan Dengki ”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni
Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi
dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda :
Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa
ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda
sangat membantu meringankan beban mereka.
WA :
+628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube,
Instagram & Facebook
Khutbah ini
disampaikan di Masjid JAMl’ NURUL HUDA Pengarengan Kota Bekasi. Jumat, 13
Januari 2023 M/20 Jumadil Akhir 1444 H.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ
نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ
بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا
نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، أَمّا بَعْدُ:
فَيَا
عِبَادَ الله اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Imam
Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menyebutkan sifat manusia yang sangat
berbahaya dan membawa kebinasaan adalah Riya (pamer), Ujub
(angkuh, sombong atau berbangga diri) dan hasad (dengki, iri) terutama penyakit
hasad, dengki dan iri. Mayoritas ulama, termasuk Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mendefinisikan
hasad adalah berharap hilangnya nikmat Allah pada orang lain. Nikmat ini bisa
berupa nikmat harta, kedudukan, ilmu, dan lainnya. (Syarh Al-Arba’in
An-Nawawiyyah, hlm. 368). Hindari penyakit hasad karena sangat berbahaya.
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ
كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
”Jauhkanlah
dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan
sebagaimana api memakan kayu-bakar.”
(HR. Abu Dawud).
Rasulullah
saw pun melarang terhadap orang yang saling dengki dan menyakiti. Dari Abu
Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ
تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ،
وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ
يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى
هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ
الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ
حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
“Janganlah
kalian saling hasad (mendengki), janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam
jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan),
dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia
tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain.
Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah
seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas
muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim).
Syaikh Musthafa Al-‘Adawi memberikan
makna hasad adalah,
الحَسَدُ هُوَ تَمَنَّى زَوَالَ النِّعْمَةِ
عَنْ صَاحِبِهَا
“Hasad
adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain.” (At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Juz ‘Amma
fii Sual wa Jawab, hlm. 720).
Begitu juga menurut Syeikh Ibnu
Taimiyah, Hasad adalah,
الْحَسَدَ هُوَ الْبُغْضُ وَالْكَرَاهَةُ لِمَا
يَرَاهُ مِنْ حُسْنِ حَالِ الْمَحْسُودِ
“Hasad
adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang
dihasad.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 10:111).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ada
4 Keadaan Sifat Manusia Saat Hasad.
Pertama, Ada yang berusaha menghilangkan nikmat pada
orang yang ia hasad. Ia berbuat melampaui batas dengan perkataan ataupun
perbuatan. Inilah hasad yang tercela.
Kedua, Ada yang hasad pada orang lain. Namun, ia tidak
menjalankan konsekuensi dari hasad tersebut di mana ia tidak bersikap melampaui
batas dengan ucapan dan perbuatannya. Al-Hasan Al-Bashri berpandangan bahwa hal
ini tidaklah berdosa.
Ketiga, Ada yang hasad dan tidak menginginkan nikmat
orang lain hilang. Bahkan ia berusaha agar memperoleh kemuliaan semisal. Ia
berharap bisa sama dengan yang punya nikmat tersebut. Hal ini dirinci menjadi
dua, yaitu dalam urusan dunia dan urusan agama.
Jika
kemuliaan yang dimaksud hanyalah urusan dunia, tidak ada kebaikan di dalamnya.
Contohnya adalah keadaan seseorang yang ingin seperti Qarun.
يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ
“Moga-moga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun.” (QS. Al-Qasas: 79).
Jika
kemuliaan yang dimaksud adalah urusan agama, inilah yang baik. Inilah yang disebut ghib-thah. (ingin
mendapat kenikmatan sebagaimana yang diperoleh oleh orang lain dengan tanpa
mengharapkan nikmat tersebut musnah darinya). Dari Ibnu ‘Umar ra, Rasulullah
saw bersabda,
لا حَسَدَ إلَّا على اثنتَينِ: رجُلٌ آتاهُ
اللهُ مالًا، فهو يُنْفِقُ مِنهُ آناءَ اللَّيلِ وآناءَ النَّهارِ، ورجُلٌ آتاهُ
اللهُ القُرآنَ، فهو يَقومُ به آناءَ اللَّيلِ وآناءَ النَّهارِ
“Tidak
boleh ada hasad kecuali pada dua perkara: ada seseorang yang dianugerahi harta
lalu ia gunakan untuk berinfak pada malam dan siang, juga ada orang yang
dianugerahi Al-Qur’an, lantas ia berdiri dengan membacanya malam dan siang.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, Jika dapati diri hasad, ia berusaha untuk
menghapusnya. Bahkan ia ingin berbuat baik pada orang yang ia hasad. Ia
mendoakan kebaikan untuknya. Ia pun menyebarkan kebaikan-kebaikannya. Ia ganti
sifat hasad itu dengan rasa cinta. Ia katakan bahwa saudaranya itu lebih baik
dan lebih mulia.
Bentuk
keempat inilah tingkatan paling tinggi dalam iman. Yang memilikinya itulah yang
memiliki iman yang sempurna, di mana ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Cara
Menghadapi Orang Yang Hasad.
Pertama, Bertakwa dan Bertawakal Kepada allah swt.
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ
كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika
kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sediki tpun tidak
mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa
yang mereka kerjakan.” (QS. Ali
‘Imran: 120).
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ
حَسْبُهُ
“Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq:
3).
Kedua, Mohon Perlindungan Kepada Allah Dari
Kejahatan Orang Yang Hasad.
Dari
hadits Mu’adz bin ‘Abdillah bin Khubaib dari bapaknya, ia berkata, “Kami pernah
keluar pada malam yang hujan dan sangat gelap. Kami meminta Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mau mendoakan kebaikan untuk kami. Kami pun
mendapati beliau. Beliau berkata, ‘Ucapkanlah’. Aku tidak mengucapkan apa pun.
Beliau berkata lagi, ‘Ucapkanlah’. Aku pun tidak mengucapkan apa pun. Beliau berkata
lagi, ‘Ucapkanlah’. Aku lantas bertanya, “Apa yang mesti aku ucapkan?’ Beliau
menjawab,
قُلْ (هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَتُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ
كُلِّ شَىْءٍ
‘Bacalah:
surah Al-Ikhlas, lalu surah al-mu’awwidzatain (surah Al-Falaq dan An-Naas)
ketika petang dan pagi sebanyak tiga kali, maka itu akan mencukupimu dari
segala sesuatu.’” (HR. Tirmidzi).
Begitu
dahsyatnya bahaya hasad sehingga Allah ajarkan doa agar hati kita terjauhkan
dari penyakit dengki dan iri. Firman Allah swt.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا
لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ
“Ya
Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih
dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami
terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha
Penyantun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr : 10).
Ketiga, Jangan Ambil Peduli Dengan Orang Yang Hasad,
Sibukkan Diri dan Tidak Banyak Memikirkan dia.
Ibnul
Qayyim rahimahullah secara ringkas mengatakan bahwa jika ada yang hasad pada
kita, tidak usah dipedulikan, tidak perlu takut, dan hati kita tidak usah
memikirkan dia. (Syaikh Musthafa Al-‘Adawi, hlm. 727-728).
Keempat, Berbuat baik pada orang yang hasad. Allah swt
berfirman,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ
ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ
كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ, وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا
يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ , وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ
نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang
besar. Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Fussilat:
34-36).
Dalam
ayat lain Alla swt berfirman,
أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ
بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ
“Mereka
itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak
kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan
kepada mereka, mereka nafkahkan.”
(QS. Al-Qasas: 54).
Coba
kita lihat, bagaimana sikap para Nabi ketika mereka disakiti dan dizalimi oleh
kaumnya. Nabi saw sendiri saat perang Uhud malah berdoa,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِى فَإِنَّهُمْ لاَ
يَعْلَمُونَ
“Ya
Allah ampunilah kaumku karena mereka sejatinya tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Mari
kita perlihara diri kita jangan sampai terkena penyakit hasad karena hasad merupakan sifat sebagian besar orang Yahudi
dan Nasrani, firman Allah swt
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ
اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
“Ataukah mereka (orang Yahudi) dengki kepada manusia (Muhammad dan orang-orang Mukmin) lantaran karunia yang Allah telah diberikan kepada mereka?” (QS. An-Nisa : 54).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Umroh Yuuk 10 Hari... Pas dimusim semi, cuacanya enak banget, ga panas, ga dingin, yaaa saat umroh di bulan maret ini. Yayasan Wafizs Al-amin Center Bekasi telah membuka paket Umroh Reguler yang akan berangkat 1-10 Maret 2023. Yuuuk buruan daftar yang ingin berangkat Umroh dibimbing Langsung oleh KH. Nur anwar Amin,Lc.
Yuuuk SILAKAN SEGERA DAFTAR Hanya di Kantor Yayasan Wafizs Al-Amin Center Jl. Gudang Bin Ali no.73 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi 17612 WA : +628161191890 atau Klik lengakapnya di nuranwaramin.com
Follow US : IG @adjienung, Facebook adjie nung, YouTube : Nur Anwar Amin
Motto :
Nyaman, Dilayani & Pembimbing Profesional
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”