Khutbah Jumat (Edisi 107) Tema : “Syawal Peningkatan Amal Pasca Ramadhan”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 107) Tema :
“Syawal Peningkatan
Amal Pasca Ramadhan”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NURUL HUDA Bulak Perwira Kota Bekasi. Jumat,
21 April 2023 M/30 Ramadhan 1444 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Hari
ini jumat pertama kita berada di bulan syawal, Ramadhan telah kita lewati bersama,
ada yang menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang penuh dengan panen pahala, ia
telah berhasil menggapai banyak pahala bersama Ramadhan, tanpa sedikitpun waktu
yang ia sisa-siakan karena ia mengangggap bisa jadi Ramadhan tahun ini
merupakan Ramadhan terakhir untuknya, namun banyak juga orang yang membiarkan
Ramadhan berlalu tanpa bermakna, sama saja dengan bula-bulan lainnya, ia tidak
berpuasa, tidak qiyam Ramadhan (tarawih), tidak membaca al-quran dan tidak
melakukan kebaikan apapun, orang yang semacam ini tergolong sangatlah rugi
besar dan celaka. Jibril pernah mendatangi Rasulullah saw dan mengatakan,
شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ
يُغْفَرْ لَهُ
“Celaka orang yang menjumpai Ramadhan dan melewatinya tapi dosa-dosanya
tidak diampuni.” (HR. Bukhori).
Kata
“Syawal” (شَوَّالُ)
berasal dari kata “Syala” (شَالَ) yang berarti “irtafaá” (اِرْتَفَعَ) yaitu “naik
atau meningkat”. Datangnya bulan syawal justru malah meningkatkan semangat
ibadah kita melebihi dari bulan Ramadhan, kebaiasaan baik yang dilakukan selama
bulan Ramadhan dilanjutkan dengan datangnya bulan syawal. Jangan sampai kita
tercatat orang yang merugi karena tidak mengoptimlakan amaliah bulan syawal.
Dua hal yang perlu kita tingkat di bulan syawal ini.
Pertama,
Jangan Mengandalkan Amal Yang Sudah Lalu.
Terkadang
kita merasa puas karena semua rangkaian amaliah Ramadhan sudah kita kerjakan dengan
sempurna, ibadah puasa Ramadhan sempurna full tidak ada yang bolong, ibadah
qiyam Ramadhan full tidak ada yang terlewatkan, mengaji al-quran sudah beberapa
kali khatam, berbagi kebaikan selalu kita utamakan, bisa beri’tikaf di 10
terakhir Ramadhan bahkan bisa melakukan ibadah umroh di bulan suci Ramadhan
yang pahalanya setara dengan haji bersama Nabi saw, namun kita lupa dan terlena
bahwa belum tentu amal-amal itu diterima atau ditolak Allah swt, karena itu hak
prerogatif Allah swt yang berhak menerima dan menolak amal ibadah seseorang,
bisa jadi selama kita beribadah ada penyakit riya (pamer) dalam diri kita, ada
penyakit sum’ah (ingin didengar orang lain) dan ada penyakit ingin dinilai seseorang
bukan ikhlas semata-mata karena Allah swt. Dalam kitab Nashoihul Ibad Syeikh
Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi (al-Bantani), Rasulullah saw bersabda,
عَلَامَةُ
الشَّقَاوَةِ اَرْبَعَةٌ : نِسْيَانُ الذُّنُوْبِ الْمَاضِيَةِ وَهِىَ عِنْدِ
اللهِ محْفُوْظَةٌ وَذِكْرُ الحَسَنَاتِ الْمَاضِيَةِ وَلَا يَدْرِى اَقُبِلَتْ
اَمْ رُدَّتْ وَنَظَرَهُ إِلَى مَنْ فَوْقَهُ فِى الدُّنْيَا وَنَظَرُهُ إِلَى
مَنْ دُوْنَهُ فِى الدِّيْنِ يَقُوْلُ اللهُ : اَرَدْتُهُ وَلَمْ يُرِدْنِى
فَتَرَكْتُهُ . وَعَلَامَةُ السَّعَادَةِ اَرْبَعَةٌ ذِكْرُ الذُّنُوْبِ
الْمَاضِيَةِ وَ نِسْيَانُ الْحَسَنَاتِ الْمَاضِيَةِ وَنَظَرُهُ إِلَى مَنْ
فَوْقَهُ فِى الدِّيْنِ وَ نَظَرُهُ إِلَى مَنْ دُوْنَهُ فِى الدُّنْيَا
“Tanda-tanda
celaka itu ada empat, yaitu : Melupakan dosa dosa yang telah berlalu, padahal
semuanya itu tercatat di sisi Allah. Menyebut-nyebut kebaikan yang telah
berlalu, padahal ia tidak mengetahui, apakah kebaikannya itu diterima atau
tidak Allah swt. Memandang orang yang lebih tinggi dalam urusan dunia dan
memandang orang yang lebih rendah dalam urusan agama. Dalam hal ini Allah
berfirman, “Aku hendak menolongnya, tapi ia tidak berkeinginan kepadaKu lalu
Aku urungkan”. Sedangkan tanda-tanda kebahagiaan itu juga ada empat , yaitu :
Merenungi dosa dosa yang telah berlalu, melupakan kebaikan-kebaikan yang telah
dilakukan, memandang orang yang lebih tinggi kualitas agamanya, dan memandang orang
yang lebih rendah dunianya”.
Tugas
kita hanya melakukan semua perintah Allah dan RasulNya dengan sempurna, setelah
itu kita serahkan kepada Allah yang menerinya, agar amaliah kita diterima disisi
Allah swt. Nabi Ibrahim dan Ismail saja selalu berdoa agar Allah swt menerima
amal ibadah mereka.
رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿١٢٧﴾ رَبَّنَا
وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
“Ya
Rabb kami! Terimalah daripada amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Rabb kami! Jadikanlah kami berdua orang yang
tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang
tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan
tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Baqarah : 127-128).
Nabi saw dan para
sahabatnya juga memohon kepada Allah agar diterima amalnya setelah berhasil
menjalankan amaliah ramadhan satu bulan penuh saat hari idul fitri tiba.
فعن جُبَيْرِ بْنِ
نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ :
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك . قال الحافظ : إسناده حسن .
Dari Jubair bin
Nufair, ia berkata bahwa : “Jika para sahabat Rasulullah saw berjumpa dengan
hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha), satu sama lain saling mengucapkan, “ تَقَبَّلَ
اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك (Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Fathul Bari).
Begitu juga setiap
kali kita selesai melaksanakan sholat sunah witir selalu kita haturkan doa ini kepada
Allah swt untuk menerima semua ibadah kita dan menyempurnakan kekurangannya.
اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا
وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا
وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ
الرَّحِمِيْنَ.
"Wahai Allah,
Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami,
kekhusyu'an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian
atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang
Paling Penyayang diantara para penyayang."
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua,
Jangan Lupa Lakukan Puasa Syawal.
Puasa
enam hari syawal adalah ibadah penyempurna pasca bulan Ramadhan. Dari sahabat
Abu Ayyub Al-Anshoriy, beliau saw bersabda:
مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang
siapa yang telah berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal,
maka dia berpuasa seperti setahun penuh.”
(HR. Muslim).
Imam
Ibrahim Al-Baijuri rahimahullah memberikan alasan kenapa sampai puasa enam hari
Syawal mendapatkan pahala puasa setahun, “Karena puasa satu bulan Ramadhan sama
dengan berpuasa selama sepuluh bulan. Sedangkan puasa enam hari di bulan
Syawal, itu sama dengan puasa selama dua bulan. Sehingga totalnya adalah
berpuasa selama setahun seperti puasa fardhu. Karena satu kebaikan diberi ganjaran dengan
sepuluh kebaikan yang semisal.” Dari Tsauban, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَامَ
سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ
بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)
“Barang
siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti
berpuasa setahun penuh. (Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya
sepuluh kebaikan semisal).” (HR.
Ibnu Majah).
Puasa
syawal ini disunahkan untuk orang yang telah selesai mengerjakan puasa
ramadhannya dengan redaksi hadist Nabi saw “مَنْ صَامَ
رَمَضَان Barang
siapa yang telah berpuasa Ramadhan” namun bagi seseorang yang
masih punya hutang puasa Ramadhan maka lebih afdhol melakukan qodho puasa Ramadhan
terlebih dahulu daripada melakukan puasa syawal karena perkara yang wajib lebih
diutamakan daripada perkara yang sunah.
Dan apabila seseorang
menunaikan puasa syawal terlebih dahulu dan masih ada tanggungan hutang puasa
ramadhan, maka puasanya dianggap puasa sunnah muthlaq (puasa sunnah biasa) dan
tidak mendapatkan ganjaran puasa syawal karena sesuai perintah hadits Nabi saw.
Puasa
syawal disamping sebagai amal penyempurna kekurangan ibadah puasa Ramadhan juga
merupakan tanda-tanda diterimanya amalan puasa selama bulan Ramadhan. Hal ini
diambil dari perkataan sebagian salaf,
مِنْ
ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ
السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
“Di
antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan
kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”
(Tafsir Ibu Katsir).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Semoga
Ramadhan tahun ini kita tercatat orang-orang yang beruntung, bisa menyempurnakan
semua ibadah pasca ramadhan. Amiiiiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Yuuuk SILAKAN SEGERA DAFTAR UMROH, Berangkat 5-14 Agustus 2023 Hanya di Kantor Yayasan Wafizs Al-Amin Center Jl. Gudang Bin Ali no.73 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi 17612 WA : +628161191890 atau Klik lnfo Lengakapnya di nuranwaramin.com
10 Hari (1 hari di Jeddah, 4 hari di Makkah, 3 hari di Madinah dan PP hari).
Follow US : IG @adjienung, Facebook adjie nung, YouTube : Nur Anwar Amin dan IG @wafizscenter
Motto :
Nyaman, Dilayani & Pembimbing Profesional
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
YUUUK BERWAKAF Di Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi Sedang Pembebasan Tanah Wakaf Untuk Pembangunan Masjid dan Majlis Taklim, Yang Berminat SEGERA BERWAKAF, Catet Nomor Rekening Yayasan 7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center