Khutbah Jumat (Edisi 140) Tema : “3 Amalan Terbaik Menyambut Ramadhan”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 140) Tema :
“3
Amalan Terbaik Menyambut Ramadhan”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ ASYSYAKIRIN Thamrin City Jakarta. Jumat,
08 Maret 2024 M/27 Sya’ban 1445 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kita bersyukur sampai
hari ini Allah swt masih memberikan kita hidup, masih bisa beraktifitas, masih
bisa bekerja dan yang paling penting lagi terus kita berdoa agar Allah
pertemukan kita dengan bulan Ramadhan, bulan yang kita nantikan kehadirannya,
sudah banyak saudara-saudara kita, di detik-detik bulan sya’ban akan
meninggalkan kita, mereka sudah dipanggil Allah swt untuk menghadap selamanya.
Sebelum tiba bulan
Ramadhan Nabi saw memberikan tiga amalan utama agar bisa dijadikan kurikulum
Ramadhan sejak zaman Rasulullah sampai sekarang ini. Apa yang bisa kita lakukan
agar tidak bingung saat Ramadhan tiba mulai dari shubuh, siang, malam sampai
shubuh lagi. Diantaranya :
Pertama, Meningkatkan Sholat.
Kalau meningkat
berarti bertambah dari yang sekedar sholat fardhu ditambah dengan sholat sunah.
Maka dari sekarang dicatat semua jenis
sholat-sholat sunah apa saja sepanjang siang dan malamnya, termasuk sholat
sunah rowatib 12 rokaat.
Sholat sunah rowatib itu
melekat dengan sholat fardhu dan menentukan untuk memperbaiki atau menambal sholat
fardhu yang kurang dan bisa dilakukan sebelum atau sesudah sholat fardhu yang
berjumlah 12 rokaat.
عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ
أُمِّ المُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشَرَةَ رَكْعَةً فِي
يَومٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
وَفِي رِوَايَةٍ: «تَطَوُّعاً
Dari Ummu Habibah,
Ummul Mukminin ra, ia berkata, “Aku mendengar Nabi saw bersabda, ‘Barang
siapa melakukan shalat dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya
dibangunkan sebuah rumah baginya di surga.” (HR. Muslim). Dalam suatu
riwayat disebut, “Shalat tathawwu’, shalat sunnah”).
Adapun 12 rokaat itu
dijelaskan pada hadits Imam At-Tirmidzi.
وَلِلتِّرْمِذِي
نَحْوُهُ، وَزَادَ: «أَربَعاً قَبلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا،
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ،
وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ
Menurut riwayat
At-Tirmidzi ada hadits yang semisal dengannya dengan tambahan, “Empat rakaat
qabliyah Zhuhur, dua rakaat ba’diyah Zhuhur, dua rakaat ba’diyah Maghrib, dua
rakaat ba’diyah Isya, dan dua rakaat qabliyah Shubuh.” (HR. Tirmidzi dan
An-Nasai).
Jika konsisten
menunaikan 12 rokaat itu sampai meninggal dunia maka akan dibangunkan rumah di
surga untuknya dan sahabat yang mendengar pesan Nabi saw ini mengatakan kompak
semuanya ‘Kami usahakan istiqomah sampai meninggal dunia tidak meninggalkannya.
Jika tidak bisa 4
rokaat sebelum zhuhur karena keterbatasan waktunya maka boleh dilakukan 2
rokaat khusus untuk sebelum zhuhur. Dalillnya,
عَنْ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ
سَاعَةً لَا يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا
حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ
الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Dari Abdullah bin
'Umar ra) berkata; "Aku menghafal sesuatu dari Nabi saw berupa shalat
sunnat sepuluh raka'at yaitu : dua raka'at sebelum shalat Zhuhur, dua raka'at
sesudahnya, dua raka'at sesudah shalat Maghrib di rumah Beliau, dua raka'at
sesudah shalat 'Isya' di rumah Beliau dan dua raka'at sebelum shalat Shubuh,
dan pada pelaksanaan shalat ini tidak ada waktu senggang buat Nabi saw".
Telah menceritakan kepada saya (Hafshah) : "Bahwasanya bila mu'adzin sudah
mengumandangkan adzan dan fajar sudah terbit, Beliau shalat dua raka'at".
(HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan
besarnya pahala bagi orang yang mengerjakan sholat sehari semalam sebanyak 12 rokaat.
Amalan ini menjadi sebab masuk surga dan selamat dari neraka, tentu dengan
mengerjakan yang wajib dan meninggalkan yang haram pula.
Jika 12 rokaat rowatib
digabung dengan 11 rokaat shalat malam dan 17 rokaat sholat fardhu, maka dalam
sehari kita telah mengerjakan sebanyak 40 rokaat. Siapa yang menjaganya, maka
dia memiliki kebaikan dan keutamaan yang banyak, ini tentu dianugerahkan pada
yang cepat memenuhi panggilan dan membuka pintu ketika diketuk rutin setiap
sehari semalam 40 kali.
Ada juga riwayat
menyebutkan keutamaan sholat sunah 4 rokaat sebelum ashar namun sholat sunat
ini tidak mempengaruhi untuk sholat fardhu cuma memiliki keutamaan sendiri.
Dalilnya.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى
قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا
Dari Ibnu Umar ra, dia
berkata, Rasulullah saw bersabda : “Semoga Allah merahmati seseorang yang
shalat empat rakaat sebelum ashar.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi).
Sholat-sholat ini
disebut dengan rowatib karena berdampingan dengan sholat fardhu. Ada juga
sholat sunat yang tidak berdampingan dengan sholat fardhu, seperti sholat
Dhuha. Dan Dhuha dibagi 3 waktu :
(A). Awal Dhuha itu kurang lebih 1.5 jam
setelah sholat shubuh, disebut sholat syuruq, jumlahnya 2 rokaat, keutamaannya
disebutkan dalam hadits.
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ
صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
تَامَّةٍ
Dari Anas bin Malik, ia
berkata, Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang shalat subuh
berjama'ah kemudian duduk berdzikir sampai matahari terbit yang dilanjutkan
dengan shalat dua raka'at, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan
umrah." Anas ra berkata, Rasulullah bersabda: "Sempurna, sempurna,
sempurna." (HR. Tirmidzi).
Setelah sholat shubuh didahului
dengan dzikir, berdoa, dzikir itu bisa belajar, ta’lim setelah itu muncul
syuruq dan pahala sholatnya senilai haji dan umroh sempurna.
(B). Pertengahan Dhuha
sekitar jam 8-10 jumlahnya 2-4 rokaat, fungsinya,
Mengganti seruluh
sedekah yang ada dalam tubuh kita, karena dalam tubuh itu ada 360 persendian
dan setiap hari diwajibkan untuk bersedekah, semua itu bisa diganti dengan 2
rokaat dhuha. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, Dari
Abu Dzar, Nabi saw bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ
سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ
تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ
وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ
مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diwajibkan
bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan
tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan
tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga
amar ma’ruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari
kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan
melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim).
(C). Akhir Dhuha Menjelang
jam 10-11 menjelang ke zhuhru, jumlahnya bisa 2-8 rokaat. Diantara manfaatnya bisa mempermudah
datang rezeki dengan izin Allah ketika ikhtiar. Dari Nu’aim bin Hammar Al
Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah saw bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ
النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
“Allah Ta’ala
berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di
awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, Abu Daud,
At Tirmidzi dan Ad Darimi).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua, Banyak Berinteraksi
dengan Al-Quran. Ada 3 caranya :
(1). Banyak Membacanya. Disebut qiroah,
targetkan minimal setiap hari 1 juz agar selama 30 hari bulan Ramadhan khatam menjadi
30 juz.
عَنْ عَبْد اللَّهِ
بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى
اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ: لا حَسَدَ إِلاَّ عَلَى اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ
آتَاهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ
اللَّهُ مَالاً فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ. متفق عليه
Abdullah ibn Umar ra
berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Tidak diperbolehkan hasud
(iri hati) itu kecuali kepada dua golongan : Kepada orang-orang yang Allah
berikan al-Qur’an dan mereka selalu membacanya ditengah malam, dan kepada
orang-orang yang Allah berikan kepada mereka harta kemudian disedekahkannya
siang dan malam.” (HR. Muslim).
(2). Mengkaji dan Tilawah pahalanya banyak. Dalilnya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : مَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ
اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ،
وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ
فِيمَنْ عِنْدَهُ. رواه مسلم وأبو داود
Abu Hurairah ra
berkata : Rasulullah saw bersabda : “Tidaklah sekelompok orang berkumpul di
sebuah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), mereka membaca al-Qur’an serta
mengkajinya, kecuali akan turun kepada mereka kedamaian/ ketenangan, rahmat
Allah pun akan menyelimuti mereka, malaikat-malaikat akan mengelilingi mereka,
dan Allah akan menyebutkan nama mereka di hadapan mahluk-mahluk yang ada di
sisi-Nya.” (HR. Muslim).
Siapa yang biasa
tilawah dan mengkaji al-quran, baginya 4 keutamaan :
(1). نَزَلَتْ
عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ diberikan ketenangan dalam jiwa, rumah tangganya sakinah isi dengan
al-quran dirumahnya.
(2). وَغَشِيَتْهُمْ
الرَّحْمَةُ selama mengaji rahmat Allah dibentangkan, doa-doanya cepat
dikabulkan dan istighfarnya cepat diampuni.
(3). وَحَفَّتْهُمْ
الْمَلاَئِكَةُ dikelilingi para malaikat Allah.
(4). وَذَكَرَهُمْ
اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ Allah tidak akan pernah lupa terhadap orang yang selalu membaca
al-quran bahkan namanya disebut Allah dihadapan para makhluknya.
(3). Mengamalkan. Nabi saw
memperumpamakan orang yang membaca al-qur’an dan mengamalkannya. Dari Abu Musa
Al Asy’ariy, Rasulullah saw bersabda,
الْمُؤْمِنُ الَّذِى
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ
وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ
بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ
الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ
“Permisalan orang yang
membaca Al-qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan
baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al-qur’an dan mengamalkannya
adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik
yang membaca Al-qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun
rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al-qur’an bagaikan
hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga Gemar Berinfaq.
Rasulullah saw adalah manusia yang paling dermawan dan paling lembut bahkan
tambah dermawan lagi ketika tiba Ramadhan. Rasulullah saw mensupport para
sabahat agar menyiapkan aggaran infaq terbaiknya sebelum Ramadhan, jangan
pernah berfikir banyak yang penting dianggarkan dan infaq itu tidak harus uang
bisa berupa makana, minuman. Dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ صلى
الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ، حِينَ
يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ
لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Nabi saw adalah orang
yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara
lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui
beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu.
Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam
melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kita pernah medengar
siapa yang memfasilitasi buka puasa walau hanya sebiji kurma itu berpahala
besar. Nabi saw menyebutkan keutamaan orang yang memberi makan buka puasa.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا
كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ
شَيْئًا
“Siapa memberi makan
orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ahmad).
Bahkan disediakan
kamar di surga bagi yang bisa menggabungkan antara puasa dan sedekah.
عَنْ عَلِىٍّ قَالَ
قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم « إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى
ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا » فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ
فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ
وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ
وَالنَّاسُ نِيَامٌ
Dari ‘Ali, ia berkata
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya di surga ada kamar yang luarnya
bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya.” Lantas
orang Arab Badui ketika mendengar hal itu langsung berdiri dan berkata, “Untuk
siapa keistimewaan-keistimewaan tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,
“Itu disediakan bagi orang yang berkata yang baik, memberi makan (kepada orang
yang butuh), rajin berpuasa, dan melakukan shalat di malam hari ketika manusia
terlelap tidur.” (HR. Tirmidzi dan
Ahmad).
Apa saja yang paling
minimal kita keluarkan, itu pahalanya 700 kalilipat x 10 dan ini paling standar
dihari-hari luar bulan Ramadhan. Firman Allah swt
مَثَلُ الَّذِيْنَ
يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ
سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ
لِمَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢٦١
“Perumpamaan
orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti
(orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai,
pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261).
Pahalanya akan
bertambah pada bulan Ramadhan x 10 lagi. Maka dari itu disiapkan dari sekarang
untuk infaq terbaiknya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan