Khutbah Jumat (Edisi 141) Tema : “Ramadhan Satu Bulan Penuh Ampunan Allah swt.”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 141) Tema :
“Ramadhan
Satu Bulan Penuh Ampunan Allah swt.”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NURUUSSALAM Pondok Kelapa Jakarta Timur. Jumat,
15 Maret 2024 M/04 Ramadhan 1445 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bulan Ramadhan adalah
fasilitas yang Allah swt siapkan untuk umat Nabi Muhammad saw panen pahala dan
ampunanNya satu bulan penuh, celaka besar dan sangat rugi jika sudah bertemu
dengan Ramadhan sampai ada seseorang yang tidak mendapatkan ampunan Allah swt. Nabi
saw bersabda
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ –
أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang
hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan
dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad).
Jika Ramadhan kali ini
tidak mampu menghapus dosa-dosa kita maka bisa perpeluang diluar bulan Ramadhan
pun akan tidak mampu menghapus dosa-dosanya. Pantas saja sehingga Imam Qatadah
berkata,
مَنْ لَمْ يُغْفَرْ
لَهُ فِيْ رَمَضَانَ فَلَنْ يُغْفَرَ لَهُ فِيْمَا سِوَاهُ؛
“Barangsiapa yang
tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni
dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 371).
Karenanya Nabi saw
tidak pernah membagi keutamaan bulan Ramadhan dengan sepuluh hari pertama itu
rahmat, sepuluh hari kedua itu maghfiroh (ampunan) dan sepuluh hari ketiga itu
dibebaskan dari siksa api neraka. Pernyataan seperti ini sangat jelas
bertentangan dengan anjuran Nabi saw bahwa semua amaliah Ramadhan baik siang
maupun malamnya adalah penuh dengan ampunan Allah swt. Bukti Ramadhan itu satu
bulan semuanya maghfiroh (ampunan) Allah swt dan mampu menghapus dosa-dosa.
Diantaranya :
Pertama, Puasa
Menghapus Dosa.
Dari
sejak hari pertama puasa Ramadhan sampai hari terakhir sudah bernilaikan menghapus
dosa. Yang penting puasanya semata-mata karena beriman kepada Allah swt. Dari
Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang
berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka
dosanya di masa lalu akan diampuni.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi,
bagi yang telah berpuasa dari sejak imsak sampai adzan maghrib mampu menahan
semua yang bisa membatalkan puasa dengan baik , maka puasanya itu akan
menghapus dosa-dosanya.
Kedua,
Qiyamullail Menghapus Dosa.
Begitu
juga sejak malam pertama Ramadhan bagi siapa saja yang bisa mengerjakan qiyam
Ramadhan maka akan bernilaikan menghapus dosa. Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw
bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Yang
dimaksud qiyam Ramadhan adalah sholat tarawih, sholat sunah yang hanya
didapati di bulan Ramadhan saja dan kita pasti tidak akan menjumpainya di luar
bulan Ramadhan, karena itu sekali bertemu lakukan yang terbaik jangan sampai
disia-siakan, pahalanya bisa menghapus dosa, apalagi jika ditunaikan secara
berjamaah akan mendapatkan pahala qiyam semalaman penuh. Dari Abu Dzar,
Nabi saw pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau
bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى
يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“Siapa
yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam
satu malam penuh.” (HR. An-Nasai,
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Semua
ibadah sholat baik yang fardhu ataupun sunah terutama lagi disaat bulan
Ramadhan akan menggugurkan dosa-dosa dan pahalanya pun berlipatganda. Wudhunya
saja sudah mampu merontokkan dosa-dosa seseorang yang berwudhu. Abu ‘Utsman bercerita,
“Suatu Ketika, aku Bersama Salman al-Farisi dibawah sebuah pohon. Salman meraih
sebatang dahan yang mulai mengering, lalu menggoyan-goyangkannya hingga
daun-daunnya rontok berguguran. Kemudia dia berkata kepadaku, ‘Tidakkah kau bertanya
kenapa aku melakukan ini?’
Lalu aku bertanya,
‘Kenapa kau lakukan itu?’ Salman berkata, ‘Sesungguhnya seorang muslim, apabila
ia berwudhu dengan sempurna, kemudian mengerjakan sholat lima waktu, maka
kesalahan-kesalahannya rontok berguguran seperti rontoknya daun-daun itu. Allah
swt berfoirman.
وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ
طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِۗ اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ
السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ ١١٤
“Dirikanlah salat pada
kedua ujung hari (pagi dan petang) dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan
bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud : 114).
Apalagi sampai bisa
bertemu dengan lailatulqodar, maka sholat pada malam itu juga mampu
menghapus dosa. Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ
الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
melaksanakan shalat pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari
Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari).
Ketiga, Melakukan
Semua Kebaikan Menghapus Dosa.
Kebaikan apa saja
selama bulan Ramadhan itu akan membakar dosa seperti riwayat dari Abu Hurairah
ra, Nabi saw bersabda,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ
وَالْجُمُعَةُ إلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا
بَيْنَهُنَّ إذَا اُجْتُنِبَتْ الْكَبَائِرُ
“Di antara shalat lima
waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at yang berikutnya, di antara
Ramadhan yang satu dan Ramadhan yang berikutnya, akan mengampuni dosa-dosa di
antara kedunya asalkan dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim).
Termasuk bersedekah
itu akan bisa menghapus dosa terutama lagi dilakukan dibulan Ramadhan dengan
melakukan puasa dibarengi dengan sedekah akan mampu menghapus fitnah (ujian).
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَالْحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ
كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Sedekah itu akan
memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api. Hasad akan memakan
kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar." (HR. Baihaqi).
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي
أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ
وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ
“Keluarga, harta, dan
anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu
akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah, amr ma’ruf (mengajak pada
kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” (HR. Bukhori Muslim).
Karena pada hakekatnya
ibadah puasa itu bisa jadi tameng dari siksa api neraka. Rasulullah saw
bersabda :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
مِنَ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ
“Puasa adalah
pelindung dari neraka seperti tameng salah seorang dari kalian ketika ingin
berlindung dari pembunuhan.” (HR. Ibnu Majah dan An Nasai).
Sosok Abu Bakr
Ash-Shiddiq ra, adalah seseorang yang selalu menggabungkan antara memberi makan
dengan amalan lainnya. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا
قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ
أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ
أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو
بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا
اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Rasulullah saw
bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari
ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.”
Beliau bertanya lagi,
“Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu
Bakar berkata, “Saya.”
Beliau kembali
bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?”
Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.”
Lalu beliau bertanya
lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.”
Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.”
Maka Rasulullah saw
pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan
dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Mumpung
Allah swt beri kita bertemu Ramadhan maka berlomba-lombalah dengan segera menuju
ampunan Allah swt. Dan bagi orang-orang yang telah diampuni, Allah siapkan
surga yang luasnya seluas langit dan bumi. firmanNya
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ
وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron : 133).
سَابِقُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ
وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۙ اُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ
يَّشَاۤءُۚ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ ٢١
“Berlombalah
menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang lebarnya (luasnya) selebar langit
dan bumi, yang telah disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan
para rasul-Nya. Itulah karunia Allah yang dianugerahkan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Allah adalah Pemilik karunia yang agung.” (QS. Al-Hadid : 21).
Jadikan
Ramadhan tahun ini lebih baik dari sebelumnya dan anggap saja Ramadhan kali ini
terakhir kita berjumpa agar semangat mengisi Ramadhan dengan berbagai amal
sholeh karena belum tentu Ramadhan tahun akan datang kita masih hidup di dunia
atau malah sudah berada di alam barzakh, sekali bertemu dengan Ramadhan berikan
yang paling berkualitas dan jangan sampai termasuk orang-orang merugi tanpa
diampuni dosanya sedikit pun karena membiarkan Ramadhan berlalu begitu saja. Ibnu
Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan,
فَلَمَّا كَثُرَتْ أَسْبَابُ المغْفِرَةِ فِي
رَمَضَانَ كَانَ الَّذِي تَفُوْتُهُ المغْفِرَةُ فِيْهِ مَحْرُوْمًا غَايَةَ
الحِرْمَانِ
“Tatkala
semakin banyak sebab mendapatkan pengampunan dosa di bulan Ramadhan, maka siapa
saja yang tidak mendapatkan pengampunan tersebut, sungguh dia benar-benar telah
bernasib buruk.” (Lathaif
Al-Ma’arif, hlm. 371).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan