Khutbah Jumat (Edisi 143) Tema : “Celaka..! Ingin Masuk Surga, Dosa Masih Banyak, Ramadhan Datang Dibiarkan”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 143) Tema :
“Celaka..!
Ingin Masuk Surga, Dosa Masih Banyak, Ramadhan Datang Dibiarkan”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-AMANAH Permnas 1 Kota Bekasi. Jumat,
22 Maret 2024 M/11 Ramadhan 1445 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Hidup
itu datang hanya sekali saja tidak bisa berulang, Ramadahan tahun ini hanya
datang sekali saja tidak bisa berputar ulang, semangatlah mengisi amaliah Ramadhan
karena bisa jadi Ramadhan kali ini terakhir untuk kita, tidak ada jaminan
Ramadhan tahun akan datang kita bisa berjumpa lagi, tidak ada jaminan usia kita
sampai hari esok. Hari ini kita masih hidup, bisa jadi esok kita sudah
menghadap Ilahi, hari ini kita masih berkuasa, esok belum tentu kita sudah
tidak berdaya, hari ini kita duduk sholat berjamaah, bisa jadi esok kita
disholati. Sekali berjumpa Ramadhan lakukan amal yang terbaik dan berkualitas.
Sangat berbahagia dan
bersyukur kepada Allah swt sampai detik ini masih diberikan kesempatan untuk
beriman dan diberikan kemampuan untuk mampu membuktikan keimanan kita kepada
Allah swt dengan menunaikan ibadah Ramadhan, semoga ibadah yang kita tunaikan dinilai
oleh Allah swt dan dijadikan sebagai ibadah terbaik dari sekian banyak ibadah
yang pernah kita tunaikan selama hidup kita.
Disampaikan oleh
al-Imam al-Hakim Annaisabury dalam kitabnya Al-Mustadrok. Suatu ketika
Nabi saw hendak memberikan tausiah, beliau mengingatkan kepada umatnya kemudian
beliau naik keatas mimbar, mimbarnya dirancang dengan tiga undakkan, maka saat
beliau menginjakkan kakinya yang mulia itu dalam setiap tapak undakannya
keluarlah kalimat yang mulia ini sebagai doa bagi umatnya dan yang sangat mengejutkan
lagi lantas diaminkan oleh malaikat, lalu Nabi saw bersabda ,
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ –
أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang
hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan
dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad).
Tercorenglah,
ternodalah, kotor dan hina bagi seorang muslim yang sudah bertemu bulan
Ramadhan, bahkan ada tafsir mengatakan بعدا (bu’dan) dipandang
jauh dari rahmat Allah swt namun ia tidak mampu memanfaatkan keistimewaan
Ramadhan itu, ia tidak mampu menggunakan keagungan Ramadhan itu untuk meraih ampunan
Allah swt sehingga ia tidak diampuni selama Ramadhan itu lalu malaikat
mengatakan aamiin, karena jarang-jarang Nabi saw berdoa malaikat seketika
mengaminkan.
Hadits ini ditempatkan
oleh para ulama, baik ulama hadits ataupun ulama fiqih sebagai salah satu
hadits-hadits pengingat yang bukan hanya sekedar mengingatkan tapi juga
ditempatkan dalam posisi pengingat yang sangat keras, yang memberikan isyarat :
Pertama, Penyesalan Yang
Bernada Kecaman dari Nabi saw.
Nabi saw menyesalkan
sikap seseorang khususnya seorang muslim yang mengaku beriman yang Allah
berikan anugerah kepadanya sampai dibulan Ramadhan yang tidak semua hamba bisa
mendapatinya. Dimana diantara keistimewaan Ramadhan itu sehingga setiap kita
bahkan diminta untuk menampilkan keimanan dan mempertaruhkan iman kita untuk
menghidupkan dan mengisi bulan Ramadhan ini, itulah sebabnya ayat puasa dibuka
dengan kalimat iman. Firman Allah swt,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Makna terdalamnya
adalah setiap perintah, larangan, atau sekedar informasi dalam al-quran yang
dibuka dengan kalimat iman maka ibadah itu sekaligus menentukan dan
memepertaruhkan tingkat keimanan pemiliknya, seperti sholat dibuka dengan kalimat iman. Firman
Allah swt.
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ
بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“(yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Albaqoroh : 3).
اِنَّ الصَّلٰوةَ
كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣
“Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban
yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.” (QS. An-Nisa' :
103).
Bahkan waktu sholat pun
dilekatkan dengan kalimat iman. Ini menunjukkan bahwa orng-orang yang semangat
menunaikan sholat maka ini memberikan kesan imannya sedang kuat, imannya bagus
tapi saat yang bersamaan ketika seseorang malas menunaikan sholat atau
mengabaikannya, ini menujukan imannya tipis, lemah, bermasalah dan ada
persoalan serius dalam imannya.
Jadi, menunaikan
sholat sekaligus mempertaruhkan keimanan kita dihadapan Allah swt, semakin
semangat semakin menujukan keimanan kita kuat, itulah sebabnya sholat diantara
ibadah yang disebut oleh al-quran dengan kata iman.
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ
لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Albaoroh : 143).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua, Puasa Pembuktian
Keimanan.
Puasa Ramadhan juga
mendapati hukum serupa dengan sholat yang diawali dengan kalimat iman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا kemudian dijelaskan ketentuannya كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ dalam pengertian yang sama, Allah swt memerintahkan kepada kita
sekaligus membuktikan dan mempertaruhkan keimanan kita dihadapan Allah swt
melalui penunaian puasa Ramadhan ini, karena orang-orang yang malas menunaikan
puasa Ramadhan dan malas mengisi ibadah didalamnya, ini mnunjukan imannya lemah
dan bermasalah, namun sebaliknya orang yang semangat mengisi Ramadhan, semngat
menunaikan sholat, semngat tilawah al-quran, semangat menjalankan puasa dari
fajar sampai dengan maghrib, ini menunjukan imannya kuat.
Biasanya ayat al-quran
yang dibuka dengan kata iman, itu informasi yang disampaikan mengandung
keistimewaan yang tidak biasa, mengandung sesuatu yang luar biasa, yang
memberikan perubahan pada kehidupan kita atau pahala yang melimpah, maka dengan
itulah Allah swt mewajibkan dengan sifat memaksa. Karena Allah itu memiliki
sifat Rahman dan Rahim, penuh kasih, penuh sayang yang dengan sifat sayangnya
itu menginginkan semua hambaNya mendapatkan anugrah terbaik disisNya, semua
hambaNya mendapatkan kemulian disisiNya. Bila kita amati hampir seluruh
kemuliaan yang kita dapatkan setiap hari itu dikumpulkanlah saat datang bulan
Ramadhan, tiap hari kita berdoa maka dalam Ramadhan 24 jam muncul keutamaan doa
bahkan diantara ayat rangkian puasa itu, ada ayat khusus tentang doa firman
Allah swt.
وَإِذَا سَأَلَكَ
عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ
فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(QS. Al-Baqarah : 186).
Begitu juga saat di
hari-hari biasa, kita bertaubat meminta ampunan kepada Allah swt maka dibulan
Ramadhan, siang dan malamnya, setiap detik dan menitnya semua penuh dengan
ampunan, jika pagi hari kita mmohon ampun Nabi saw mengatakan dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang
berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka
dosanya di masa lalu akan diampuni.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Siapa yang saat puasa
dari mulai terbit fajar sampai dengan maghrib dia tunaikan puasanya karena iman
kepada Allah swt, dia tinggalkan makan karena Allah swt, dia tinggalkan minum karena
Allah swt, dia tinggalkan syahwat karena
Allah swt, dia taati Allah swt, dia berharap pahala dan mengevaluasi dirinya
memohonkan ampunan kepada Allah swt maka digugurkan semua dosa yang pernah
dikerjakan selama hidupnya. Siang hari hilang dosanya karena puasa, malamnya
berbuat berdosa lalu memohon ampun Nabi saw berkata dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Siapapun yang malamnya
menunaikan qiyam Ramadhan, diisi dengan menunaikan ibadah itu ikhlas karena
Allah swt meminta pahala, ditunaikan lillah, ditunaikan karena imannya dan
mengevaluasi dirinya meminta ampunan kepada Allah swt, maka diampuni semua dosa
yang pernah dikerjakan selama hidupnya. Siangnya bersih malamnya bersih, yang
minta pahala digandakan berkali-kali lipat, sholatnya yang hari biasa diberikan
pahala, Ramadhan pahala sholatnya digandakan berkalilipat, sedekah infaq yang diberikan di hari biasa berpahala
Ramadhan ditunaikan pahalanya digandakan berkalilipat bahkan ada satu malam saja
menunaikan ibadah di malam Ramadhan ada yang nilainya lebih dari 1000 bulan. Membaca al-quran hari biasa satu
huruf nilainya 10 tetapi membaca al-quran dimlm itu nilainya lebih dari 1000
bulan setara 83 tahun 4 bulan, membaca
satu ayat senilai membaca ayat selama 83 tahun tanpa henti.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga, Celaka dan
Rugi Besar.
(a). Ada orang yang
telah disampaikan Allah swt bertemu dengan bulan Ramadhan, dosanya banyak, dosa
lisan sering mencela, berghibah, berbohong, dosa mata sering menatap yang salah, dosa telinga
sering mendengar yang keliru, dosa kaki suka melangkah ke tempat yang tidak
benar dan Allah swt berkeinginan mengumpulkan dia dibulan Ramadhan untuk
menggugurkan semua dosanya dari ujung kepala sampai ujung kaki, setelah
digugurkan kosong, dia diisi dengan amal sholeh karena sekali sholat dibulan
Ramadhan banyak pahalanya, dan sekali baca al-quran pahalanya banyak.
(b). Ada orang yang
sudah disampaikan bertemu dengan bulan Ramadhan, terbentang sebulan penuh siang
dan malamnya dia tidak menggunakan waktu Ramadhan ini untuk mengambil anugerah
yang telah Allah berikan itu, karena rahmat itu anugrah, maghfiroh itu anugerah,
itqun minnar (pembebasan neraka) juga anugerah dan Allah swt berikan hadiah kepada
kita di bulan Ramadhan berupa ampunan dosa, kasih sayang, pahala melimpah. Dan
kepada hamba yang mengabaikan itu semua dan tidak mengambilnya, maka kata Nabi saw.
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ –
أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang
hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan
dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad, shahih).
Keterlaluan orang itu,
celaka dan tercoreng wajahnya sudah sampai di bulan Ramadhan tidak termotivasi untuk
mendapatkan, minimal mendapatkan ampunan Allah swt. Ini semua bisa diraih dengan
kalimat istighfar, mengikuti semua sunah Nabi saw atau membaca doa yang
diajarkan Nabi saw disetiap malam-malam Ramadhan selepas sholat tarawih.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ
عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
“Ya Allah,
sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ahmad).
Meningkatkan sunah Nabi
saw, Allah swt berfirman
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad),
“Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu.” Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (QS.Ali ‘Imran : 31).
Perintah Allah kepada
Nabi Muhammd saw ‘Jika kalian hamba-hambaKu serius mencintaiKu, perbanyak ikuti
sunah Nabi, karena Nabi mencontohkan sholat tarweh, kita ikuti, Nabi mencontohkan
tilawah al-quran kita perbanyak, Nabi mencontohkan sedekah kita ikuti, maka dengan
itu Allah swt cintai kita dan mengugurkan semua dosa-dosa kita.
(c). Ada orang yang
masuk Ramadhan tidak mampu membaca al-quran, tidak bisa ikut sholat taraweh,
masih sibuk dengan perkerjaan dunia tapi cita-citanya ingin masuk surga, dosa
masih banyak, pengen ke surga Firdaus, namun diberi Ramadhan membaca al-qurannya
masih belum sanggup, sholat taraweh masih belum sempat, sedekah masih belum mau
dikluarkan, maka kata Nabi saw celaka orang ini dan jauh dari rahmat Allah swt.
(d). Banyak orng-orang
sholeh yang sudah berpulang menghadap kepada Allah swt baik pada saat bulan
Rajab, bulan Sya’bah atau di bulan Ramadhan ini, bisa jadi mereka wafat dinilai
dimata Allah swt karena sudah cukup bekalnya untuk pulang kampung, ampunan
Allah diraihnya, rahmat Allah didapatinya dan amal sholeh sudah banyak.
Sementara kita, sambil menunggu ajal kita tiba, kita masih sangat butuh
hari-hari Ramadhan ini agar mendapatkan ampunan, rahmat dan kasih sayang Allah
untuk meraih surgaNya, jangan sampai Ramadhan berlalu kita tidak mendapatkan
apapun dari bulan Ramadhan ini.
Karenanya mari kita
isi bagian waktu Ramadhan ini dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt,
perbanyak amal kita sejak pagi hari tingkatkan amal kita sampai malam harinya
dan jangan lupa selalu berdoa pada Allah swt untuk ditolong oleh Allah sehingga
bisa meningkatkan amal-amal ini. Tidak cukup beramal dengan kemampuan kita karena
setan itu lebih kuat dibandingkan dengan peribadi kita, kita butuh pertolongan Allah.
Diantara doa yang
diajarkan oleh Nabi saw pada Mu’adz, “Demi Allah, aku sungguh mencintaimu. Aku
wasiatkan padamu, janganlah engkau lupa untuk mengucapkan pada akhir shalat
(sebelum salam)
اللَّهُمَّ أَعِنِّى
عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah,
tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan
memperbagus ibadah pada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih).
Ibnul Qoyyim
mengatakan bahwa agama ini dibangun di atas 2 landasan yaitu dzikir dan syukur.
Lantas beliau rahimahullah membawakan firman Allah,
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
“Berdzikirlah pada-Ku,
niscaya Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah pada-ku, janganlah kalian
kufur.” (QS. Al Baqoroh : 152).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan