Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 148) Tema : “Jalan Membuka Pintu Surga”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 148) Tema :
“Jalan
Membuka Pintu Surga”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NUURUSSA’ADAH Taman Wisma Asri Kota
Bekasi. 09 Mei 2024 M/01 Dzulqo’dah 1445 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Setiap insan beriman
pasti sangat merindukan masuk surga, di akhirat ingin bahagia, bukan hanya
bahagia di surga seorang diri namun ingin masuk surga sekeluarga bersama istri,
anak-anak, cucu dan semua keturunannya sehingga setiap saat selalu berdoa,
minta bahagia di dunia dan bahagia akhirat.
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ ٢٠١
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.” (Al-Baqarah
: 201).
Tugas orang beriman
baik ia seorang istri terutama lagi seorang suami sebagai kepala rumah tangga
wajib menjaga dirinya dan keluarganya jangan sampai masuk kelobang api neraka.
Firman Allah swt.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ
مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦
“Wahai orang-orang
yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan
keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan
kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6).
Ayat ini Allah swt serukan
dengan kata يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا “Wahai orang beriman”, bukan dengan kata يٰٓاَيُّهَا
النَّاسُ “Wahai manusia” karena tidak semua manusia itu masuk surga, surga
khusus disiapkan hanya untuk orang beriman. Selamatkan dirimu, selamatkan
istrimu dan selamatkan keluargamu karena semua itu akan ditanya dihadapan Allah
swt.
ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ
يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِࣖ ٨
“Kemudian, kamu pasti
benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia
itu).” (QS. At-Takatsur · Ayat 8).
Nikmat hembusan nafas,
nikmat kedipan mata, nikmat bisikan telingan, nikmat detak jantung, nikmat
bergerak, nikmat berjalan kaki dan ada nikmat yang paling besar dianatara itu
semua yaitu nikmat anak dan keturunan. Semua itu pula akan dituntut dan diminta
pertanggunjwabannya. Dari Abdullah bin Umar ra, Nabi saw bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ
فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ
عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ
مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ
عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir
(kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta
pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan
akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di
dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam
urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah,
bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Karena itu pula dalam
islam tidak dibenarkan nikah beda agama karena dalam kompilasi hukum islam tidak
ada satupun KUA di Indonesia yang mau menikahkan orang beragama islam dengan
non muslim, kalau pun ada yang mengaku nikah, itu pasti nikahnya bukan di Kantor
Urusan Agama.
Jadi, yang sangat
berhak masuk surga dan jangan sampai masuk neraka, itu Allah sudah wanti-wanti
khusus kepada orang beriman dan orang beriman, jika ingin mudah masuk surga
harus sering-sering bersama orang dalam (ordal), orang yang sangat dekat dengan
Allah, orang yang sudah dijamin masuk surga yaitu Rasulullah saw dengan
mengikuti ajarannya, ikuti sunahnya, sering sebut-sebut namanya dan banyak-banyak
bershodaqoh, karena shodaqoh lisan itu dengan banyak sholawat kepada Nabi saw
agar mendapat syafa’at dan pertolongannya sehingga dibawa kita masuk surga,
shodaqoh uang itu dengan harta dan shodaqoh tulang-tulang itu dengan sering
banyak menolong orang.
Kunci Jalan Membuka
Pintu Surga adalah :
Pertama, Iman
Bukti keimanan
seseorang itu adalah diawali bersyahadat dengan mengucapkan لاَ اِلَهَ
اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ (Tiada Tuhan selain Allah Nabi Muhammad adalah utusan Allah).
Jika ada seseorang siap mengatakan لاَ اِلَهَ اِلاّ اللهُ namun tidak
siap mengucapkan مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ maka tidak sah keimanannya.
Iman seseorang dianggap sempurna apabila syahadat yang diucapkannya pun harus
sempurna yaitu لاَ اِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ karena dulu
waktu Nabi Muhammad saw berdakwah di kota al-Madinah al-Munawwaroh diajak mereka
masuk islam, meraka mengatakan : “Kami percaya kepada Allah namun kami tidak
percaya kepada Muhammad saw sebagai Rasulullah”, lalu turun ayat
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad),
“Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu.” Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran : 31).
Wahai penduduk Madinah
kalau kamu memang benar-benar cinta kepada Allah فَاتَّبِعُونِي ikuti Nabi
saw, makanya nama Nabi saw selalu bersanding dengan nama Allah karena setiap
hari dalam sholat selalu kita sebut terus menerus nama Nabi saw dalam sholawat,
karena tidak semua mau mengakui Nabi Muhammad saw, seperti orang Yahudi tidak
mau mengakui Nabi Muhammad sebagai khotamun nabiyyin (penutup para nabi)
karena mereka mau nabi yang akhir zaman itu keturunan Nabi Ibrahim dari jalur Sarah
(istri Nabi Ibrahim pertama), sedangkan Nabi Muhammad saw itu keturunan Nabi Ibrahim
dari jalur Hajar (istri Nabi Ibrahim kedua).
Nabi Ibrahim punya
istri Sarah namun tidak memiliki anak, lalu Ibrahim nikah dengan Hajar, saat usia
86 tahun Nabi Ibrahim memiliki anak yang bernama Ismail, setelah usia Nabi
Ibrahim 99 tahun (saat 13 tahun usia Nabi Ismail) lahirlah anak dari Sarah bernama
Ishaq, Ishaq punya anak bernama Ya’qub, Ya’qub disebut dengan nama Israil. Jadi,
Bani Israil adalah anak cucu keturunan Ya’qub, mereka menginginkan nabi terakhir itu dari jalur Ya’qub bukan dari
jalur Nabi Ismail.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kalimat لاَ اِلَهَ
اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ merupakan kunci surga, suatu saat Nabi saw mendengar muadzin
mengucapkan ’ اشهد ان لااله
الا الله’. Lalu beliau mengatakan pada muadzin tadi,
« خَرَجْتَ مِنَ
النَّارِ »
”Engkau terbebas dari
neraka.” (HR. Muslim).
Nabi saw juga
bersabda,
مَنْ كَانَ آخِرُ
كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang
akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘لاَ اِلَهَ
اِلاّ اللهُ’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud).
Dari riwayat ‘Utsman,
beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
مَنْ مَاتَ وَهُوَ
يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa mati
dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah,
maka dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
Meskipun ia seorang
pezina dan seorang pencuri, selama ia yakini kalimat لاَ اِلَهَ اِلاّ اللهُ
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ maka ada harapan masuk surga walau harus transit terlebih
dahulu di neraka Jahannam, karenanya sering-sering bertaubat dan membaca doa
ini agar selamat dunia akhirat.
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ ٢٠١
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.” (Al-Baqarah
: 201).
Kedua, Amal Sholeh.
Allah sudah janjikan
bagi seseorang yang selalu beriman dan melakukan amal sholeh akan memperoleh
surga dan setiap kali melakukan amal sholeh itu mesti didahului beriman karena
amal sholeh seseorang tanpa iman maka tidak akan memperoleh ganjaran pahala dan
surga bahkan iman dan amal sholeh itu berpeluang akan diberikan surga yang
paling tinggi yaitu surga Firdaus.
إِنَّ الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh memperoleh surga Firdaus sebagai
tempat tinggal.” (QS. Alkahfi : 107).
Allah swt berfirman:
وَا
لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْجَـنَّةِ
ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
“Dan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal sholeh, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di
dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 82).
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا
الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّاۗ وَمَنْ اَصْدَقُ
مِنَ اللّٰهِ قِيْلًا ١٢٢
“Orang-orang yang
beriman dan beramal saleh akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Janji Allah
itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (QS. An-Nisa' : 122).
Ketiga, Istiqomah.
Istiqomah adalah
lurus, benar, tetap pendirian dan usaha untuk selalu menjaga perbuatan baik di
jalan Allah swt secara konsisten dan tidak pernah berubah. Karenanya kita
selalu minta dalam sholat agar diberi hidayah untuk bisa istiqomah dijalan yang
diridhoi Allah swt.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
“Tunjukilah kami jalan
yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 1-7).
Istqomah itu, Allah
jaminkan masuk surga kekal didalamnya. Firman Allah swt.
إِنَّ الَّذِينَ
قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ
يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap
istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya;
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf :
13-14).
إِنَّ الَّذِينَ
قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي
كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah
pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu”. (QS. Fushilat: 30)
Dari Abu ‘Amr atau Abu
‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ
قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ – وَفِى
حَدِيثِ أَبِى أُسَامَةَ غَيْرَكَ قَالَ «
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ
“Wahai Rasulullah saw,
ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara
islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang
lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, “selain engkau”]. Rasulullah
saw bersabda, “Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah
dalam ucapan itu.” (HR. Muslim).
Ibnu Rajab mengatakan,
“Wasiat Nabi saw ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”
(Jaami’ul Ulum wal Hikam,hal.246).
Karena kurangnnya
istiqomah, waspadalah terhadap fitnah dunia yang sangat kejam berakibat fatal
yang bisa merubah keimanan seseorang, pagi harinya ia masih status seorang
muslim bisa jadi sore harinya ia sudah menjadi kafir. Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أبي هريرة رضي
اللَّه عنه أن رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال: « بادِروا
بالأعْمالِ الصَّالِحةِ ، فستكونُ فِتَنٌ كقطَعِ اللَّيلِ الْمُظْلمِ يُصبحُ
الرجُلُ مُؤمناً ويُمْسِي كافراً ، ويُمسِي مُؤْمناً ويُصبحُ كافراً ، يبيع دينه
بعَرَضٍ من الدُّنْيا» رواه مسلم .
Dari Abu Huroiroh ra,
Rosulullah saw bersabda: “Bersegeralah engkau sekalian untuk melakukan
amalan-amalan sholeh sebelum datangnya bermacam-macam fitnah yang diumpamakan
sebagai potongan-potongan dari malam yang gelap gulita.” Berpagi-pagi
seorang itu menjadi orang mu’min dan bersore-sore menjadi orang kafir, ada lagi
yang bersore-sore masih sebagai seorang mu’min, tetapi berpagi-pagi telah
menjadi seorang kafir. Orang itu menjual agamanya dengan harta dari
keduniaan.” (HR.Muslim).
Karena jiwa yang Istiqomah
itu, walaupun engkau dibakar, walaupun engkau dipotong-dipotong, engkau tetap
mngatakan لاَ اِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ الله sampai mati menjemputnya, ucapan
terakhirnya tetap لاَ اِلَهَ
اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ الله.
عْنْ أَبِى
الدَّرْدَاءِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ أَوْصَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتِسْعٍ
لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ
شَيْئًا وَإِنْ قُطِّعْتَ أَوْ حُرِّقَتْ وَلَا تَتْرُكَنَّ الصَّلَاةَ
الْمَكْتُوْبَةَ مُتَعَمِّدًا وَمَنْ تَرَكَهَا مُتَعَمِّدًا بَرِئَتْ مِنْهُ
الذِّمَّةُ وَلَا تَشْرَبَنَّ الْخَمْرَ فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ،
وَأَطِعْ وَالِدَيْكَ وَإِنْ أَمَرَاكَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ دُنْيَاكَ فَاخْرُجْ
لَهُمَا، وَلَا تُنَازِعَنَّ وُلَاةَ الْأَمْرِ وَإِنْ رَأَيْتَ أَنَّكَ أَنْتَ
وَلَا تَفْرُرْ مِنَ الزَّحْفِ وَإِنْ هَلَكْتَ وَفَرَّ أَصْحَابُكَ وَأَنْفِقْ
مِنْ طَوْلِكَ عَلَى أَهْلِكَ وَلَا تَرْفَعْ عَصَاكَ عَلَى أَهْلَكَ وَأَخِفْهُمْ
فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dari Abud Darda’ ra, berkata
: “Rasulullah saw memberikan wasiat kepadaku dengan sembilan (perkara) :
(1). Janganlah
engkau menyekutukan Allah dengan apa-pun, meski engkau dibunuh atau dibakar.
(2). Janganlah engkau
meninggalkan shalat wajib dengan sengaja, karena sesungguhnya orang yang
meninggalkan shalat wajib dengan sengaja telah lepas dari perlindungan Allah. (3).
Janganlah engkau minum khomer, karena itu induk semua kekejian. (4). Taatilah
kedua orang tuamu, meski keduanya memerintahkanmu untuk meninggalkan duniamu,
maka tinggalkanlah karena mentaati keduanya.
(5). Janganlah engkau
memberontak Pemerintah (muslim), walaupun engkau melihat bahwa engkau di atas
kebenaran. (6). Janganlah engkau lari dari peperangan, walaupun engkau pasti
binasa, dan kawan-kawan-mu telah lari.
(7). Nafkahilah
keluargamu dari usahamu. (8). Janganlah engkau angkat tongkatmu terhadap
keluargamu. (9). Ingatkan mereka untuk takut kepada Allah.” (HR. Al-Bukhori).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Berjuanglah sekuat
tenaga untuk menjaga, memelihara dan menyelamatkan diri kita dan keluarga dari
siksa api neraka agar bisa berkumpul bersama-sama dalam surga Allah swt
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan