Khutbah Jumat 2024 (edisi 150) Tema : Nabi Ibrahim AS (Part.2) : “Orang Yang Dekat Dengan Allah, Ujiannya Selalu Datang”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat 2024/1445 (edisi 150) Tema :
Nabi
Ibrahim AS (Part.2) : “Orang Yang Dekat Dengan Allah, Ujiannya Selalu Datang”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NURUL HUDA K.A. Pengarengan Kota
Bekasi. 07 Juni 2024 M/29 Dzulqo’dah 1445 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Setiap orang hidup
pasti selalu datang ujian, cobaan dan fitnah silih berganti, terkadang ujian
yang satu terasa belum juga usai, malah sudah datang ujian berikutnya, jangankan
kita hidup, matipun tetap ujian itu datang, bahkan ujian kematian jauh lebih
berat dibanding ujian kehidupan. Allah swt berfirman,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًاوَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menciptakan mati
dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk : 2).
Ujian yang datang itu
pertanda kasih sayang Allah yang besar dan balasan pahala yang besar pula,
semakin berat ujiannya maka semakin besar pahalanya. Dari Anas bin Malik,
beliau saw bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ
اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ
سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala
besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai
suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang
ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka,
maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah).
Siapakah yang paling
berat ujiannya ?
Pertama, Para Nabi.
Dari Mush’ab
bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai
Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau saw menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ
ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ
كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ
ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى
يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi,
kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai
dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin
berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan
kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia
berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimi dan Ahmad).
Kedua, Orang yang
Paling Dekat dengan Allah swt.
Contoh, Nabi Ibrahim
as yang bergelar alkholil (kekasih Allah) adalah orang yang paling dekat
dengan Allah, orang yang disayang Allah ujian datang silih berganti, ujian itu
datang dari seorang ayah yang tidak menyembah Allah.
يٰٓاَبَتِ اِنِّيْٓ
اَخَافُ اَنْ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيْطٰنِ
وَلِيًّا ٤٥
“Wahai
Bapakku, sesungguhnya aku takut azab dari (Tuhan) Yang Maha Pemurah menimpamu
sehingga engkau menjadi teman setan.” (QS. Maryam
: 45).
قَالَ اَرَاغِبٌ اَنْتَ
عَنْ اٰلِهَتِيْ يٰٓاِبْرٰهِيْمُۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ لَاَرْجُمَنَّكَ
وَاهْجُرْنِيْ مَلِيًّا ٤٦
Dia
(bapaknya) berkata, “Apakah kamu membenci tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika
tidak berhenti (mencela tuhan yang kusembah), engkau pasti akan kurajam.
Tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.” (QS. Maryam :
46).
Ibrahim
berkata : “Wahai ayahku mengapa engkau jadikan berhala sebagai tuhan, Azar ayah
Ibrohim menjawab “kalau engkau tidak berhenti menasehati aku, kalau engkau tidak
berhenti mendakwahi aku, akan aku lempar engkau dengan batu sampai mati,
tinggalkan aku untuk selamanya.”
Tidak ada
ujian yang paling berat selain berhadapan dengan ayah kandung yang musyrik yang
mempersekutukan Allah, lalu Ibrahim berkata kepada ayahnya,
قَالَ سَلٰمٌ عَلَيْكَۚ
سَاَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّيْۗ اِنَّهٗ كَانَ بِيْ حَفِيًّا ٤٧
Dia (Ibrahim)
berkata, “Semoga keselamatan bagimu. Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada
Tuhanku. Sesungguhnya Dia Maha baik kepadaku.” (Maryam : 47).
Pelajarannya
untuk kita adalah ujian itu akan datang silih berganti, jangan pernah
beranggapan bahwa kalau sudah bertaubat, kalau sudah berhijrah maka hidupnya
akan tenang, senang dan kenyang tidak ada lagi ujian, persepsi itu salah, karena
hijrah itu bukan berarti tanpa ujian, hijrah bukan berarti hidup akan senang,
tenang dan kenyang, tetapi hijrah itu membuat kita lebih kuat kepada Allah,
bebannya tetap sama, bebannya tetap datang tetapi lebih kuat dari sebelumnya,
itulah makna hijrah, itulah makna taubat, itulah makna mendekatkan diri kepada Allah
swt.
Ibrahim berhadapan
dengan keluarga dekat lulus, berhadapan dengan musuh-musuh Allah ketika mereka
berdebat dengan otak, Ibrohim menang dan Ibrahim berkata :
قَالَ بَلْ فَعَلَهُ
كَبِيرُهُمْ هَٰذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ
Ibrahim
menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara".
(QS. Al Anbiya : 63).
Kalau kalian
mau tau siapa yang menghancurkannya? Ibrahim berkata : “Yang membunuh berhala-berhala
kalian, yang memecahkan dan menghancurkan patung-patung kalian ini adalah
patung yang paling besar, gunakan akal kalian, selama ini kalian menyembah
patung, selama ini kalian menyembah berhala, hari ini berhala-berhala itu
hancur, digantungkan Nabi Ibrahim kampak
dileher berhala itu.
Dan biasanya
orang kalau sudah kalah berdebat, maka dia akan main otot, dia akan main
kekuasaan, dia akan main jabatan mereka kumpulkan kayu-kayu dan batu-batu lalu
diperintahkan oleh penguasa, kemarahan mereka memuncak, maka mereka sepakat
untuk membakar Ibrahim, dan membela tuhan-tuhan mereka, jika mereka benar-benar
ingin balas dendam.
قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانصُرُوا
آلِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ
Mereka
berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar
hendak berbuat.” (QS. Surah Al-Anbiya : 68).
Mereka membakar
Ibrahim, saat itu pula api yang panas berubah, sunatulloh terjadi, Allah
berfirman,
قُلْنَا يَا نَارُ
كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ
Kami (Allah)
berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”
(QS. QS. Al-Anbiya' Ayat 69).
Api yang
sifatnya membakar saat itu tidak bisa membakar karena Allah berkata “بَرْدًا
sejuklah engaku api”, Ibrahim keluar dari api dalam
keadaan kedinginan, seandainya Allah tidak menutup ayat ini dengan kata وَّسَلٰمًا “selamat”,
mungkin Nabi Ibrahim mati kedinginan didalam api yang panas, api tidak dapat membakar
kalau Allah sudah berkuasa. Ini menunjukkan bahwa Ibrahim tetap berhadapan dengan
penguasa yang zholim, berhadapan dengan berbagai macam ujian, berhadapan dengan
ayah kandung Ibrahim lulus, berhadapan dengan penguasa yang zholim lulus tapi
ada ujian yang jauh lebih berat dari itu yaitu ujian kerinduan, ujian kehampaan
hati, ujian kekosongan jiwa, ingin mendengar tangisan anak kecil didalam rumah,
dalam gendongan dan pelukan, lalu Ibrahim berdoa,
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ
الصّٰلِحِيْنَ ﴿الصافات : ۱۰۰﴾
“Ya Tuhanku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”
(QS. As-Saffat: 100).
Adakah hari ini
orang yang berdoa setelah sholat, setelah tahajjud, setelah berinfaq, bersedekah mengapa Allah tidak mengabulakn doanya,
mengapa Allah tidak memperkenankanya. Kisah
Nabi Ibrahim mengingatkan kita Kembali, selama 86 tahun Nabi Ibrahim berdoa kepada
Allah agar diberikan keturunan yang sholeh, Al Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam
tafsir alquranil azhim, seseungguhnya tidak sulit bagi Allah untuk memberikan yang
engkau harap-harapkan, yang engkau cintai, yang engkau sayangi, tapi Allah
ingin engkau merintih ditengah malam dalam doamu, Allah ingin melihat engkau
bermunajat dengan tetesan air matamu, Allah ingin engkau berdoa, Allah ingin engkau
berikan segalanya kepada Allah, Allah maha cemburu, Allah tidak ingin engkau
berbagi dengan yang lain. Oleh sebab itu munajat ditengah malam, berdoa kepadaNya
sesungguhnya Allah ingin meningkatkan derajat, menghapuskan dosa-dosa dengan permintaan
seorang hamba.
Semakin
seorang hamba menunjukkan kehinaan dan kerendahannya dihadapan Allah swt maka Allah
semakin suka. Inilah rahasia kenapa Nabi saw bersabda :
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ
الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Kondisi
hamba paling dekat dengan Robbnya adalah tatkala ia sedang sujud, maka
perbanyaklah doa” (HR Muslim).
Hari ini kita
sedang menghadapi ujian besar, saudara-saudara kita yang sedang kena PHK, yang
kesulitan dalam mencari nafkah, sesungguhnya ujian itu tetap datang silih
berganti, Allah hanya ingin melihat perut itu kosong dari materi sehingga kalau
perut kosong hati pun penuh besarkan Allah.
Besarkan Allah
dalam hatimu supaya dunia ini kecil dalam pandangan matamu, besarkan Allah dalam
jiwamu supaya engkau meliaht ujian itu kecil, dunia ini tidak sampai setengah
sayap nyamuk, oleh karena itu Imam Ali berkata
من عرفت الدنيا هانت
عليه المصيبات
“Barangsiapa
yang tahu jelek dan rendahnya dunia, maka dia tahu musibah itu ringan”
Ujian itu
pasti ada, mulai dari takut, lapar, kurangnya harta dan mati, tapi bagi orang yang
menggantungkan dirinya dengan dunia, maka sedikit musibah saja sudah besar
menurutnya, sedangkan orang yang tau rendahnya dunia, maka sebesar apapun
musibah yang diberikan Allah akan terasa ringan baginya.
اللَّهُمَّ لَا
تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
“Ya Allah jangan
Engkau jadikan dunia sebagai impian terbesar kami, serta pengetahuan kami yang
tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak
menyayangi kami). (HR. At-Tirmidzi).
Dunia ini
hanyalah jembatan untuk menuju akhirat, kalau ditakdirkan Allah kita masih
menikmati dunia ini sampai esok pagi, jadikan dunia ini sebagai ladang amal
sholeh, tapi kalau dunia ini berakhir sampai nanti malam berarti berhusnu zhon
Allah membuat kita berhenti berbuat dosa, itulah mengapa Nabi Ibrahim disebut 4
kali sehari semalam dalam satu sholat.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ
عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
“Ya Allah, berilah sholawat kepada Muhammad dan kerabatnya, sebagaimana Engkau memberi sholawat kepada Ibrahim dan kerabatanya. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya, sebagaimana Engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”.
Supaya kita
mengingat bahwa ujian kita ini belum ada apa-apanya, ujian kita ini belum ada
sebesar ujung kuku kelingking Nabi Ibrohim as, maka saat kita membandingkan
hidup kita dengan Nabi Ibrahim ringanlah terasa, keluarlah dari mulut kita
ucapana alhamdulillah, keluarlah dari mulut kita ucapan subhanallah yang keluar
bukan caci maki dan sumpah serapah, bandingkan ujian kita dengan Nabi Ibrahim
as.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Banyak-banyaklah
belajar dengan Nabi Ibrahim as, siapapun kita dan apapun profesi kita pasti tak
luput dari ujian dan cobaan,. Syaikhul Islam berkata,
واللهُ تَعَالَى قَدْ جَعَلَ أَكْمَلَ المُؤْمِنِيْنَ
إِيْمَانًا أَعْظَمُهُمْ بَلاَءً
“Allah akan memberikan
cobaan terberat bagi setiap orang mukmin yang sempurna imannya.”
Semakin kita berpegang
dengan agama Allah, semakin kita dekat dengan Allah pasti pula Allah akan
selalu memberikan solusinya
ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Demikianlah diberi
pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar.” (QS. At-Tholaq : 2).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan