Khutbah Jumat (Edisi 156 Tema : “Jangan Lupakan Angka 17”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 156 Tema :
“Jangan
Lupakan Angka 17”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ ATTAQWA Ujungharapan Kab.
Bekasi. Jumat, 16 Agustus 2024 M/10 Shofar 1446 H.
اْلحَمْدُ
للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ
الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو
اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ فصَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا
مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الزحام،
أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا المسلمون، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلحون يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
79 tahun lalu di hari jumat bangsa Indonesia memproklamirkan kepada seluruh penduduk dunia bahwa bebas dari penjajahan. Kenapa yang dipilih hari jumat bukan hari senin, bukan hari selasa, ada apa dengan hari jumat? karena memang orang-orang yang mengumumkan kebebasan kita dari penjajahan Belanda, penjajahan orang-orang kafir itu adalah orang-orang yang religius, orang-orang yang agamis, mereka bukan hanya sekedar para pejuang rasionalis tapi mereka orang-orang yang beragama, mereka tahu bahwa induk dari segala hari adalah hari jumat karena mereka percaya, siang dan malam mereka bersaksi أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ bahwa Rasululloh saw bersabda, hari yang dipilih sebagai sayyidul ayyam itulah hari jumat, mereka ingin bahwa kemerdekaan itu ditolong oleh para malaikat yang mengaminkan doa mustajab di hari jumat, maka saat selesai sang saka bendera merah putih itu dikibarkan, teks proklamasi pun dibacakan oleh presiden Ir Soekarno dan seluruh rakyat Indonesia menjadi saksi mengangkat kedua tangan mereka berdoa kepada Allah swt diaminkan oleh mereka yang hadir saat itu menjadi bukti sejarah, menjadi saksi sampai hari ini berkat doa-doa mereka kepada Allah swt pada hari jumat.
Indonesia merdeka
tepat pada bulan Ramadhan, bulan mulia, bertemu dua kemulian, hari jumat sebagai
sayyidul ayyam (pemimpin hari dalam sepekan) dan bulan Ramadhan sebagai sayyidusysyuhur
(pemimpin dari segala bulan kemulian), merupakan satu-satunya nama bulan yang
disebut dalam alquran adalah syahru Ramadhan.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bagi kita umat islam
ada tiga angka 17 yang harus selalu kita ingat dan tidak boleh kita lupakan :
Pertama, 17 Agustus.
Di tanggal 17 Agustus
inilah bangsa yang besar, bangsa yang sangat kita cintai ini merdeka, bebas
dari segala penjajahan dan penindasan. Kalau sekarang bangsa Indonesia kita
rasakan sebagai bangsa yang maju, bangsa metropolitan dan bangsa yang diperhintungkan
oleh negara-negara lain di dunia karena negara kita ini aman, negara kita ini merdeka,
hanya satu negara yang aman sajalah yang mampu membangun dirinya, mampu
bersaing dan bersinergi dengan negara lain, kemerdekan yang kita nikmati, kita
rasakan, kita isi dengan pembangunan sekarang ini bukan hadiah Belanda, bukan
juga jatah gratis dari Jepang, kemerdekaan ini tidak turun dari langit, kemerdekaan
tidak muncul hanya dengan simsalabin, namun kemerdekaan yang kita nikmati ini
ditegakkan diatas cucuran air mata, peras keringat, banting tulang, genangan
darah dan pengorbanan nyawa orang-orang tua kita tanpa mereka sempat
menikmatinya, seperti hari ini kita bisa minum air kelapa karena orang-orang
terdahulu sudah menanamnya, kalau sekarang ini kita bisa menikmati indahnya
udara merdeka karena orang-orang tua kita sudah berhjuang merebut kemerdekaan ini.
Maka ini harus kita syukuri dengan menjaga, melihara dan mengisinya.
Merdeka berarti harus
membangun, merdeka bukan untuk kepentingan peribadi atau golongan, merdeka itu
makmur untuk semua, merdeka itu adil untuk semua, hukum pun berlaku untuk
semua, merdeka itu bukannya bebas tanpa hukum, merdeka itu bukannya menang
berkuasa dan merdeka itu bersatu untuk membangun.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua, 17 Rokaat.
Orang-orang tua kita
dahulu berjuang melawan Belanda senjatanya bambu runcing, mana mungkin bambu
runcing bisa mengalahkan tank-tank berlapis baja, mana mungkin bisa mengalahkan
tantara-tentara profesional yang terlatih dengan baik, menurut perhitungan akal
manusia sangat tidak mungkin bangsa Indonesia dapat merdeka kalau tidak ada
campur tangan Allah swt, bagi Allah semuanya mudah.
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ
لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" maka terjadilah ia”. (QS. Yasiin : 82).
Dalam UUD 45 pun disebutkan
kemerdekaan negeri ini berkat Rahmat Allah dan diiringi dengan keinginan yang
luhur dari bangsa Indonesia, kita masuk surga bukan karena amal kita banyak dan
kita juga merdeka bukan karena persenjataan yang kita hebat tapi kita merdeka dengan
sebab Rahmat Allah swt
Para ulama, para kiai
mereka bermunajat kepada Allah dibulan Ramadhan, mereka berdoa dalam sholat taraweh,
sholat tahajjud, sholat lima waktu berdoa, memohon kekuatan dari Allah, siang
hari berpuasa malam harinya berdoa agar bangsa Indonesia merdeka.
Jika ingin selamat,
ingin sukses, ingin berhasil dan ingin keluar
dari berbagai masalah besar yang menimpa, jangan pernah tinggalkan
sholat, jiak berani tinggalkan sholat berarti berani meninggalkan Allah padahal
Allah adalah maha pemberi dan maha penentu segala hidup mati kita.
فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ
فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ
“Apabila shalatnya
baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya
rusak, dia akan menyesal dan merugi.” (HR. Abu Dawud,
Ahmad, Baihaqi dan Hakim).
فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ
فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ.
“Apabila shalatnya
baik, maka seluruh amalnya pun ikut baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh
amalnya pun ikut buruk” (HR. Ath-Thabrani).
Jika sholatnya benar,
maka seluruh ibadahnya benar, jika seluruh ibadahnya benar maka hidupnya pasti
benar, jika hidupnya benar maka matinya pun benar, jika matinya benar maka pasti
akan bertemu dengan orang yang paling benar dalam sugraNya Allah swt yaitu
Rasulullah saw.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga, 17 Ramadhan.
Tanggl 9 Ramadhan 1364
H, bukti sejarah bangsa Indonesia merdeka diproklamirkan, seluruh eleman masyarakat
bersatu padu dengan niat dan tekat yang sama ingin bebas dari penjajah selama
350 tahun penderitaan yang cukup panjang. 17 Ramadhan juga saat diturunkannya
undang-undang terbaik umat islam, undang-undang yang paling benar sepanjang
hayat, undang-undang yang tidak pernah salah yaitu al-quran al karim.
Orang-orang yang
selalu bersndar kepada alqura pasti tidak pernah sesat, pasti selamat dunia
akhirat. Rasulullah saw bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا
تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan
kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada
keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim,
Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm).
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ
اَقْوَمُ
“Sesungguhnya Al-Qur`an
ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (QS. al-Isrâ`:9).
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ
شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
“Dan Kami turunkan
kepadamu al-Kitab (Al-Qur`ân) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. an-Nahl : 89).
Mengikuti al-quran dan
mencintai sunah Nabi saw akan turun ampuna dan cinta Allah kepadanya.
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ
فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١
“Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Ali 'Imran : 31).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
79
tahun bangsa Indonesia telah merdeka tugas kita adalah mengisi kemerdekaan ini
dengan berbagai amal sholeh, tingkatkan syukur kita kepada Allah, jika kita
bersyuku maka pasti akan Allah tambah lagi nikmatnya, jangan dicampuri dengan kemaksiatn
dan kekufuran karena itu akan mengundang murka Allah swt.
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ
إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan
(ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguhnya jika
kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika
kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS Ibrahim : 7).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan