Khutbah Jumat (Edisi 158 Tema : “Robiul Awwal : Bulan Pendekatan Diri Kepada Nabi saw”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 158 Tema :
“Robiul
Awwal : Bulan Pendekatan Diri Kepada Nabi saw”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-ARIF Perum Pejuang Kota
Bekasi. Jumat, 06 September2024 M/02 R. Awwal 1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Hari
ini jumat pertama kita masuk di bulan mulia, bulan Rabiul Awwal sebagai pintu
gerbang bulan maulid Nabi saw, ibarat anak tangga sudah mulai terbuka menuju 60
anak tangga di bulan Rabiul Awwal dan Rabiul Tsani sehingga tiap anak tangga
ini setiap hari pula yang menaiki umatnya akan dekat dengan junjungan
Rasulullah saw, anak tangganya sudah terbentang, terus naik, jangan diam
ditempat atau malah turun sehingga menjauh dan semakin jauh dengan baginda
Rasulullah saw, bulan Rabiul Awwal dan Rabiul Tsani jadikan sebagai bulan untuk
mendekatkan diri kepada Nabi saw.
Dahulu
sebelum Nabi Muhammad saw lahir bulan Rabiul Awwal adalah bulan biasa saja,
hari senin juga hari yang biasa saja, tanggal 12 juga tanggal yang biasa saja,
namun ketika Rasulullah saw lahir pada hari senin mejadi hari yang sangat
istimewa, tanggal 12 menjadi tanggal yang istimewa dan bulan Rabiul Awwal pun
menjadi bulan yang sangat mulia.
Padahal
al-quran menyebutkan bulan mulia dari sejak Nabi Adam sampe jaman sekarang ini ada
4 bulan mulia. Allah swt berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ
أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu.” (QS. At
Taubah: 36).
Nabi
Muhammad saw lahirnya bukan di 4 bulan mulia ini atau juga bulan mulia dalam
islam, bulan mulia di jaman Nabi Muhammad, bulan mulia untuk umat Nabi Muhamad
yaitu bulan Ramadhan dan Nabi saw tidak dilahirkan dibulan Ramadhan.
Dalam
islam hari mulia itu hari jumat Nabi saw juga dilahirkan bukan pada hari jumat
atau hari untuk orang-orang Yahudi yaitu hari sabtu Nabi Muhamad lahir bukan
pada hari sabtu atau orang-orang Nasroni yang mulia-muliakan bangat yaitu hari
ahad, Nabi saw pun tidak dilahirkan pada
hari ahad, tapi Nabi Muhamad dilahirkannya pada hari senin.
Kenapa
Nabi Muhamad saw lahir tidak di hari mulia, di tanggal mulia dan di bulan mulia.?
Karena Allah tidak mau orang-orang menisbatkan kemuliaan Nabi Muhamad saw karena
tanggal, hari dan bulan mulia sehingga Nabi saw menjadi mulia, Allah tidak mau
orang-orang bilang ‘Nabi Muhamad mulia karena lahirnya saja di hari jumat sebagai
hari mulia, lahirnya saja di bulan Ramadhan sebagai bulan mulia, Allah tidak
mau ada yang menisbatkan kemualiaan Nabi Muhamad karena angka, karena hari. Allah
justru sebaliknya ingin memuliakan hari, tanggal, bulan dimana Nabi saw lahirkan
pada hari senin 12 rabiul Awwal.
Sehingga
orang-orang sekarang menjadi kebanggaan, kalau lahirnya hari senin akan membawa
keberuntungan, akan menjadi anak mulia karena bertepatan dengan hari mulia dan
termuliakan dengan lahirnya Nabi saw.
Dari
Abu Qotadah Al Anshori ra, Rasulullah saw pernah ditanya mengenai puasa pada
hari Senin, kenapa hari senin menjadi hari mulia sehingga engkau selalu
berpuasa tiap hari senin, lantas beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ
أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari
tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu
untukku.” (HR. Muslim).
Dari
Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ
وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai
amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika
amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Nabi
saw itu bukan ulang tahun, bukan ulang bulan tapi ulang pekan karena setiap hari
senin beliau berpuasa sebagai hari perayaan beliau diatas muka bumi ini karena
Nabi saw sendiri merayakan maulid tiap pekannya. Senin jadi mulia karena lahir Nabi
saw, tanggal 12 jadi mulia karena tanggal lahir Nabi saw, bulan Rabiul Awwal jadi
mulia karena bulan lahinya Nabi saw., bahkan kota Makkah sekalipun menjadi
mulia karena Makkah kota kelahiran nabi saw.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Rabiul
Awwal adalah bulan yang paling cepat untuk mendekatkan umat kepada Nabi saw,
jika ingin dekat dengan Nabi saw manfaatkan kedatangan bulan mulia ini karena
di bulan ini Nabi saw lahir, Nabi saw di utus menjadi seorang Nabi, dibulan ini
Nabi saw hijrah dan dibulan ini pula Nabi saw wafat. Bulan Rabiul Awwal bulan
lahir Nabi saw sekaligus bulan wafatnya Nabi saw, sekaligus pula peringati
kelahiran Nabi saw dan peringati wafatnya.
Allah
swt memang sudah memilih bulan Rabiul Awwal sebagai bulan kita mengingat, mengenang,
mendekati, berkenalan, mencintai, merindukan Nabi saw. Bulan Rabiul Awwalr juga
bulan kita memperbaiki hubungan dengan Nabi saw saw, jangan sampai terlewatan. Ada
3 cara pendekatan diri kepada Nabi Muhamad saw di bulan mulia ini :
Pertama,
Silahkan Fokus Terhadap Sunah Nabi saw.
Kita
rasanya tidak bisa berharap untuk mengerjakan sunah Nabi saw yang besar-besar
seperti Nabi saw bangun sholat malam sampai bengkak telapak kakinya, Nabi punya
hati yang tidak pernah membenci siapapun, punya hati penuh dengan rahmat kepada
siapapun bahkan kepada para pembenci beliau, orang yang menyakiti beliau, hati
Nabi saw isinya rahmat kepada semua orang, kita tidak sanggup seperti beliau, bagaimanpun
kita berusaha, kita tidak bakalan bisa mempunyai hati seperti hatinya Nabi saw.
Dan Nabi saw tidak pernah lalai mengingat Allah bahkan sedang tidur sekalipun.
عن عائشة رضي الله عنها قالت: كَانَ النَّبِيُّ-
صلى الله عليه وسلم- يَذْكُرُ الله عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ. أخرجه مسلم.
Dari
`Aisyah ra, ia berkata : “Rasulullah saw selalu berdzikir kepada Allah
swt dalam segala keadaan”. (HR. Muslim).
Karena
itu, kita lebih fokus lagi membiasakan mengerjakan sunah-sunah Nabi saw yang
kecil-kecil saja dibulan mulia ini, seperti masuk wc kaki kiri keluar kaki
kanan, masuk rumah kaki kanan keluar kaki kiri, keluar rumah membaca doa. Dari
Anas bin Malik, Nabi saw bersabda,
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللَّهِ قَالَ « يُقَالُ حِينَئِذٍ هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ فَتَتَنَحَّى
لَهُ الشَّيَاطِينُ فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ
هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ ».
“Jika
seseorang keluar rumah, lalu dia mengucapkan “بِسْمِ
اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ”
(Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan
kecuali dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu: “Engkau akan diberi petunjuk,
dicukupkan dan dijaga”. Setan pun akan menyingkir darinya. Setan yang lain akan
mengatakan: “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah
mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan?!” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Makan
dengan tangan kanan, makanya sambil duduk jangan sambil berdiri apalagi sambil berjalan
sekalipun saat pesta pernikahan, membaca doa-doa kecil seperti doa sesudah makan,
doa masuk toilet, doa mau tidur, doa bangun tidur, mau tidur dan bangun tidur baca
sholawat 10 kali, baca ayat kursi setelah sholat, baca ayat kursi sebelum
tidur. Dari Abu Umamah ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ
صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الجَنَّةِ اِلاَّ اَنْ
يَمُوْتَ
“Siapa
membaca ayat Kursi setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk
surga selain kematian.” (HR.
An-Nasai).
Abu
Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di
ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa
ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan
senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan
para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” (HR. Bukhori).
Sunah
yang kecil-kecil coba kita amalkan seperti mengerjakan sholat sunat rowatib 12
rokaat, sholat dhuha minimal 2 rokaat
tiap hari, jangan tinggalkan sholat witir 3 rokaat sebelum tidur,.
Termasuk
sunah Nabi saw yang sangat ringan yaitu senyum saat bertemu orang lain. Rasulullah
saw bersabda:
تبسُّمك في وجْه أخيك صدَقة
“Senyummu
terhadap wajah saudaramu adalah sedekah”
(HR. Tirmidzi).
Dari
Jarir, ia berkata,
مَا حَجَبَنِى النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم
مُنْذُ أَسْلَمْتُ ، وَلاَ رَآنِى إِلاَّ تَبَسَّمَ فِى وَجْهِى
“Nabi
saw tidak menghalangiku sejak aku memberi salam dan beliau selalu menampakkan
senyum padaku” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Kedua,
Banyak Membaca Sholawat
Tiap
hari baca sholawat 100 kali, usahakan selama dua bulan (Rabiul Awwal dan Rabiul
Tsani) yang penting istiqomah pasti akan ada hal yang bertambah dalam diri kita
hubungan dengan Nabi saw karena tiap sholawat yang dibaca untuk Nabi saw seperti
kita transfer uang kepada orang lain walaupun sedikit-sedikit namun kalau tiap
hari lama-lama orang itu akan ingat.
Jika
istiqomah tiap hari sholawat 100 kali pasti akan jadi orang yang Nabi saw
kenali. niatkan sholawat memang untuk pendekatan diri kepada Nabi saw, agar Nabi
saw melihat siapa umatnya yang paling sering bersholawat, yang pastinya akan
naik tingakatan kedekatannya kepada Nabi saw. Terutama lagi dibaca pada hari
jumat. Nabi saw bersabda,
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ
يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ
جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى
مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah
shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan
padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah
yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi).
Ketiga,
Usahakan Jangan Tinggalkan Hadir Majlis Maulid/Dzikir.
Jangan
sampai salah niat hadir di majlis maulid Nabi saw, niatkan karena ingin diliat Nabi
saw. Kalau kita sendirian sholawatan dirumah, kita itu tidak yakin bahwa Nabi
saw pantes lihat kita, karenanya kita perlu hadir di majlis maulid, karena kita
malu, kalau kita ingat dengan segala dosa, sering berbohong, sering ghibah
ngomongin orang, sering marahin orang, sering ngomelin suami, sering marahin
istri, durhaka sama orang tua, banyak dosa yang kita lakukan diatas muka bumi
ini, yakin Nabi saw mau menerima kita?, tapi yang pasti kalau rombongan berjamaah
itu tidak ditolak. Makanya selama bulan Rabiul Awwal cari rombongan, datang
berjamaah yang sedang mengucapkan salam bersama-bersama kepada Nabi saw,
rombongan yang sedang membaca sholawat bareng-bareng kepada Nabi, rombongan yang
mengingat dan mengenang Nabi saw, tausiah yang disampaikan kisah-kisah Nabi
saw, sehingga Nabi saw memandang kepada orang-orang yang hadir di majlis itu.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً
سَيَّارَةً فُضُلًا يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا
مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ
الدُّنْيَا فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ قَالَ
فَيَسْأَلُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ مِنْ أَيْنَ
جِئْتُمْ فَيَقُولُونَ جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ
يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ
وَيَسْأَلُونَكَ قَالَ وَمَاذَا يَسْأَلُونِي قَالُوا يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ
قَالَ وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي قَالُوا لَا أَيْ رَبِّ قَالَ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا
جَنَّتِي قَالُوا وَيَسْتَجِيرُونَكَ قَالَ وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي قَالُوا
مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ قَالَ وَهَلْ رَأَوْا نَارِي قَالُوا لَا قَالَ فَكَيْفَ
لَوْ رَأَوْا نَارِي قَالُوا وَيَسْتَغْفِرُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ قَدْ غَفَرْتُ
لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا قَالَ
فَيَقُولُونَ رَبِّ فِيهِمْ فُلَانٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ
مَعَهُمْ قَالَ فَيَقُولُ وَلَهُ غَفَرْتُ هُمْ الْقَوْمُ لَا يَشْقَى بِهِمْ
جَلِيسُهُمْ
Dari
Abu Hurairah dari Nabi saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tabaraka wa
ta’ala memiliki para malaikat khusus yang senantiasa berkeliling mencari di
mana adanya majelis-majelis dzikir. Apabila mereka menemukan sebuah majelis
yang padanya terdapat dzikir maka mereka pun duduk bersama orang-orang itu dan
meliputi mereka satu sama lain dengan sayap-sayapnya sampai-sampai mereka memenuhi
jarak antara orang-orang itu dengan langit terendah, kemudian apabila
orang-orang itu telah bubar maka mereka pun naik menuju ke atas langit” Nabi
berkata, “Maka Allah ‘azza wa jalla pun bertanya kepada mereka sedangkan Dia
adalah yang paling mengetahui keadaan mereka, ‘Dari mana kalian datang?’. Para
malaikat itu menjawab, ‘Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu yang ada di bumi.
Mereka mensucikan-Mu (bertasbih), mengagungkan-Mu (bertakbir), mengucapkan
tahlil, dan memuji-Mu (bertahmid), serta meminta (berdo’a) kepada-Mu.’ Lalu
Allah bertanya, ‘Apa yang mereka minta kepada-Ku?’. Para malaikat itu menjawab,
‘Mereka meminta kepada-Mu surga-Mu.’ Allah bertanya, ‘Apakah mereka telah
melihat surga-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Belum wahai Rabbku.’ Allah mengatakan,
‘Lalu bagaimana lagi jika mereka benar-benar telah melihat surga-Ku?’. Para
malaikat itu berkata, ‘Mereka juga meminta perlindungan kepada-Mu.’ Allah
bertanya, ‘Dari apakah mereka meminta perlindungan-Ku?’. Mereka menjawab,
‘Mereka berlindung dari neraka-Mu, wahai Rabbku’. Maka Allah bertanya, ‘Apakah
mereka pernah melihat neraka-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Belum, wahai Rabbku.’ Lalu
Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimanakah lagi jika mereka telah melihat neraka-Ku.’
Mereka mengatakan, ‘Mereka meminta ampunan kepada-Mu.’ Maka Allah mengatakan,
‘Sungguh Aku telah mengampuni mereka. Dan Aku telah berikan apa yang mereka
minta dan Aku lindungi mereka dari apa yang mereka minta untuk berlindung
darinya.’.” Nabi bersabda, “Para malaikat itu berkata, ‘Wahai Rabbku, di antara
mereka ada si fulan, seorang hamba yang telah banyak melakukan dosa,
sesungguhnya dia hanya lewat kemudian duduk bersama mereka.’.” Nabi mengatakan,
“Maka Allah berfirman, ‘Dan kepadanya juga Aku akan ampuni. Orang-orang itu
adalah sebuah kaum yang teman duduk mereka tidak akan binasa.’.” (HR. Muslim).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Siapapun
yang hadir bersama rombongan, Allah akan menjadikan mereka itu beruntung, mereka
adalah perkumpulan yang dipandang Nabi saw, sehingga siapapun hadir akan juga
dipandang oleh Nabi saw dengan pandangan kasih sayangnya. Itu yang kita
harapkan.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan