Khutbah Jumat (Edisi 159 Tema : “Berlomba-lomba Menggapai Cahaya Nabi saw”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 159 Tema :
“Berlomba-lomba
Menggapai Cahaya Nabi saw”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-ITTIHAD Penggilingan Tengah Kab.
Bekasi. Jumat, 20 September2024 M/16 R. Awwal 1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bulan
Rabiul Awal saatnya kita mengenal lebih dekat sosok Nabi Muhamad saw, dibulan
ini kita berusaha mencitainya, menjalani semua sunah-sunahnya, mengikuti
akhlaknya, siapa saja yang mengikuti Nabi saw pasti selamat, pasti hidupnya tenang,
hidupnya tentram, hidupnya bahagia dunia akhirat karena hanya Rasululloh saw
yang akan bisa menyelamatkan kita.
Jangan
pernah jauh dengan Nabi saw, jangan pernah tinggalkan ajarannya, jangan pernah
lupa bersholawat untuknya karena sholawat itu menjadi wasilah untuk meraih
syaf’at Rasulullah saw pada hari kiamat. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah saw
bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي
الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa
bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak
mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah
‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy).
Terutama
lagi jangan pernah tinggalkan sholawat setiap hari jumat jika di ingin pada
hari kiamat paling dekat dengan Nabi saw.
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ
يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ
جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى
مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah
shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan
padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah
yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi).
Dua
wasiat ajaran Nabi saw yang jangan pernah ditinggalkan jika ingin selamat di
dunia dan akhirat, jadikan keduanya pegangan hidup, undang-undang berkehidupan.
Beliau bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا
مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku
telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr,
Ibnu Hazm).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Apa
saja keuntungannya jika kita selalu membersamai dengan Rasulullah saw ? :
Pertama,
Disayang Allah. Firman Allah swt
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ
فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Ali 'Imran :
31).
Dalam
tafsir Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini, ‘Jika kamu benar-benar jujur dalam
mencintai Allah swt, maka ikuti RasulNya Nabi Muhammad saw. Jika kamu lakukan
itu maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu cari, yaitu cinta dan sayang pada
Allah, bahkan kamu akan mendapatkan lebih daripada itu yaitu cinta dan sayang
Allah kepadamu dan cinta dan sayang Allah kepadamu itu jauh lebih besar
daripada cintamu kepada Allah swt.
Sebagian
ahli hikmah mengatakan, ‘Yang hebat itu bukan engkau mencintai Allah tapi
bagaimana engkau dicintai Allah’. Pastinya, kalau Allah sudah sayang terhadap
hambaNya, Allah sudah cinta kepada hambaNya akan Allah berikan apa yang
hambaNya pinta, apa saja kita mohonkan kepadaNya pasti beri, Allah ijabah. Maka
ikuti Nabi saw, jangan pernah sekali-kali jauh dari sunah Nabi saw.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua,
Rasul itu Cahaya.
Di
bulan mulia ini berlomba-lombalah menggapai cahaya Nabi saw, mumpung Allah beri
kita bertemu dengan bulan Rabiul Awal ini, belum tentu tahun depan kita bisa
berjumpa lagi. Jika hidup kita diwarnai dengan cahaya Nabi saw pasti akan
berjalan mulus, tiidak akan ditemui kendala apapun, hidup kita disinari dengan
sunah Nabi saw aman, nyaman dan sejahtera.
Bukti
Nabi saw itu cahaya, banyak disebutkan dalam al-quran, diantaranya :
Dalam
suroh Nuh ayat 16 Allah menjadikan matahari sebagai سِرَاجًا (pelita) dan bulan sebagai مُّنِيْرًا
(bercahaya).
وَّجَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا
وَّجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا ١٦
“Di
sana Dia menjadikan bulan bercahaya dan matahari sebagai pelita (yang
cemerlang)”. (QS. Nuh : 16).
تَبٰرَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِى السَّمَاۤءِ
بُرُوْجًا وَّجَعَلَ فِيْهَا سِرٰجًا وَّقَمَرًا مُّنِيْرًا ٦١
“Maha
memberkahi (Allah) yang menjadikan gugusan bintang di langit serta padanya
pelita (matahari) dan bulan yang bercahaya.”
(QS. Al-Furqan : 61).
Yang
paling menarik adalah ketika Allah saw berfirman bahwa matahari ini adalah سِرَاجًا dan bulan adalah مُّنِيْرًا,
Allah berfirman terkait baginda Nabi Muhamd saw dalam suroh al-ahzab ayat 45-46
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ
شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ ٤٥
“Wahai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami
mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi
peringatan.” (QS. Al-Ahzab : 45).
وَّدَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ بِاِذْنِهٖ وَسِرَاجًا
مُّنِيْرًا ٤٦
“dan
untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita
yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab :
46).
Allah
langsung yang menyatakan tentang baginda Rasululloh saw, itu sebagai سِرَاجًا مُّنِيْرًا. (pelita yang
menerangi) Maka sering kita senandungkan pada kisah maulid Nabi saw
أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ، أَنْتَ نُوْرٌ
فَوْقَ نُوْرٍ، أَنْتَ إِكْسِيْرٌ وَغَالِي، أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ
“Engkau
bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya diatas cahaya, engkau
bagai emas murni, engkaulah pelita hati”
Ungkapan
ini senada dengan firman Allah swt bahwa “Rasulullah engkaulah matahari,
engkaulah purnama”
قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ
مُّبِيْنٌۙ ١٥
“Sungguh,
telah datang kepadamu (utusan) cahaya dari Allah dan kitab suci yang jelas.” (QS. Al-Ma'idah : 15).
Makna
cahaya disini dalam tafsir جامع البيان عن التاويل
القران الطبري karya Abdullah Muhamad bin Ahmad
Al-Anshori Al-Qurthubi adalah Nabi Muhamad saw karena Rasul itu hadir diutus
oleh Allah kedunia ini untuk menerangi kebenaran setelah orang hidup di jaman
jahiliyah.
Dalam
tafsir الجامع لاحكام القران القرطبي karya
Abdullah Muhamad bin Ahmad Al-Anshori Al-Qurthubi dari ulama Andalusia.
Makna cahaya disini ada dua (1) cahaya islam (2) cahaya Nabi Muhammad saw
karena Rasul itu yang membawa islam.
Ada
doa Nabi saw yang selalu beliau baca dalam perjalanan dari rumahnya menuju
masjid.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى
لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا
وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى
نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا. اللَّهُمَّ أَعْطِنِى نُورًا
“Ya
Allah, berikanlah cahaya di hatiku, pendengaranku, penglihatanku, di
belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya Allah berikanlah aku cahaya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kita
disuruh Nabi saw untuk selalu berdoa ini agar dijadiakn hati kita, pendengar,
penglihatan, ucapan kita, termasuk batin dan diri kita ada cahaya dari Allah
swt.
Begitu
juga kita juga sering dengar ayat ini dipenghujungnya dijadikan doa agar
disempurnakan cahaya.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا
اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ
سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ
يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ
يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ
اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٨
“Wahai
orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang
semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada
hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman
bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka
berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah
kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim : 8).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Orang
mukmin diberikan nur (Cahaya) oleh Allah swt, Rasul dijadikan cahaya, kita
diberi Cahaya. Cahaya Nabi saw diatas segalanya, Cahaya Nabi saw jauh lebih
besar daripada cahaya orang beriman أَنْتَ نُوْرٌ
فَوْقَ نُوْرٍ maka jangan sia-siakan dibulan
mulia ini untuk menggapai Cahaya Nabi saw.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan