Khutbah Jumat (Edisi 164) Tema : “3 KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT (Part.2)”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 164) Tema :
“3
KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT (Part.2)”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-FALAH Pondok Ungu Permai Kab.Bekasi. Jumat,
25 Oktober 2024 M/22 R. Tsani 1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua,
سلامة الروح (Keselamatan Jiwa).
Cara
menyelamatkan jiwa yaitu harus dijaga batinnya dengan قلة
الاثام (sedikit dosa). Kita manusia penuh dengan kekhilafan, mata
kadang memandang yang tidak pantas dilihat jadi dosa, telinga suka ikutin
omongan orang, suka dengerin ghibah, jadi dosa, lisan tidak sengaja
membicarakan yang tidak pantas jadi dosa, kaki melangkah ke tempat yang tidak
semestinya jadi dosa, hati ini yang paling banyak dosanya, hati bisa berbicara
makanya pantas saja Nabi saw berpesan,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ
وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari
Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah
tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah
melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim).
Karena
yang paling banyak melakukan dosa itu hati, mata melihat kekurangan orang lain
diam tidak berbicara, mulut pun diam namun hati yang berkata-kata. mungkin
pakaian kita yang paling bagus, kendaraan kita yang paling mewah, lalu hati
berbicara, ‘tidak ada yang punya kaaan seperti saya’ datanglah rasa ujub
(sombong), dosa hati ingin dipuji orang lain karena sedekahnya berlimpah, dosa
hati dengki dan hasad. Itulah penyakit hati yaitu iri, dengki, hasad dan ujub
yang begitu besar bahayanya.
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ
كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
”Jauhkanlah
dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan
sebagaimana api memakan kayu-bakar.”
(HR. Abu Dawud).
Pelihara
dan jaga jiwa kita jangan sampai memiliki penyakit hati karena semua ibadah
yang dikerjakan menjadi sia-sia tanpa memperoleh pahala.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Menghabiskan
dosa yang begitu banyak pada diri kita rasanya susah karena kita makhluk
sosial, selama masih hidup di dunia selalu diikuti setan, setan selalu mecari
cara untuk mengganggu hamba Allah dengan cara apapun, setan itu mangalir
layaknya darah dalam tubuh kita, bahkan orang yang meningkat imannya sekalipun
akan lebih besar lagi ujiannya, baik diuji oleh Allah maupun diuji oleh hawa
nafsunya.
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ
يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ ٢
“Apakah
manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah
beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
(QS. Al-'Ankabut : 2).
Bikin
dosa memang pasti dilakukan setiap orang, namun tetap ada cara untuk
menghapusnya yaitu dengan banyak-banyak istighfar, bertaubat agar dosanya
habis, ruhnya pun sehat, jangan sampai tidak mau bertaubat karena dengan
bertaubat dosa akan habis terhapus. Ingatlah bahwa orang yang berbuat dosa
kemudia ia bertaubat dan Allah ampuni, ia seolah-olah tidak pernah berbuat dosa
sama sekali. Dari Anas, Nabi saw bersabda,
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ
الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua
keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang
yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, Ad-Darimi dan Al-Hakim).
Dari
Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah dari ayahnya, Rasulullah saw bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ
لَهُ
”Orang
yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu
sama sekali.” (HR. Ibnu
Majah).
Orang
yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan
kebaikan. Sehingga seakan-akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan
saja. Allah swt berfirman,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا
صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُورًا رَحِيمًا
”Kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al Furqon: 70).
Begitu
juga hadir disetiap majlis-majlis ilmu itu akan mengugurkan dosa,
وقال صلى الله عليه وسلم: مَنِ انْتَقَلَ
لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ أنْ يَخْطُوَ
Nabi
saw bersabda, “Siapa yang berpindah (baik dengan berjalan kaki atau naik
kendaraan) untuk mempelajari ilmu (syariat/agama) maka ia akan diampuni
(dosa-dosa kecilnya yang telah lalu) sebelum ia akan melangkah (dari tempatnya
jika ia berniat karena Allah swt).” (HR. Syairozi).
قال النبي صلى الله عليه وسلم لابن مسعود رضي
الله عنه: يَا ابْنَ مَسْعُوْدٍ، جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِيْ مَجْلِسِ العِلْمِ، لاَ
تَمَسُ قَلَماً، وَلاَ تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقِ أَلْفِ رَقَبَةٍ،
وَنَظَرُكَ إِلىَ وَجْهِ العَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَلْفِ فَرَسٍ تَصَدَّقْتَ
بِهَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَسَلاَمُكَ عَلىَ العَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ
عِبَادَةِ أَلْفِ سَنَةٍ
Nabi
saw bersabda kepada Ibnu Mas’ud r.a., “Wahai Ibnu Mas’ud, dudukmu sesaat di
dalam suatu majelis ilmu, tanpa memegang pena dan tanpa menulis satu huruf
(pun) lebih baik bagimu dari pada memerdekakan seribu budak. Pandanganmu kepada
wajah seorang yang berilmu lebih baik bagimu dari pada seribu kuda yang kau
sedekahkan di jalan Allah. Dan ucapan salammu kepada orang yang berilmu lebih
baik bagimu dari pada beribadah seribu tahun.” (Dalam kitab Lubbabul Hadis
bab pertama, Imam As-Suyuthi).
Diantara
cara menghapus dosa itu dengan membiasakan istighfar setiap saat karena fadhilahnya
sangat besar. Pesan Nabi saw
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ
مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Rasulullah
saw bersabda: "Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah
pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan
kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya
dari arah yang tidak ia sangka-sangka." (HR. Abu Daud).
Dari
Syaddad bin Aus ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah
apabila engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya
Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali
Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada
perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang
kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena
itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau).” (HR. Bukhari).
Maka
manfaatnya adalah sebagaimana yang Nabi saw sabdakan.
وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا
، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ،
وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ
يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa
mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu
sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa
mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum
waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”
Karena
yang bikin kita selamat dunia akhirat adalah ruhnya sehat, kalau ruhnya sehat
makanya Allah berkata,
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ
ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ
“Wahai
jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan
diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke
dalam surga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr :
27-30).
Jiwa
yang baik, jiwa yang tenang, jiwa yang tidak banyak dosa dan jiwa yang selalu
dekat dengan Allah disambut ruhnya masuk dalam surga Allah, asalkan kita selalu
pegang Allah , jangan lupakan Allah, dekatkan Allah, jalankan syariat, kurangi
dosa maka Allah wafatkan kita dalam keadaan husnul khotimah.
Nabi
saw saja yang tidak pernah punya dosa, tidak pernah berbuat maksiat beliau
tidak pernah bosan selalu beristighfar minimal 70 tiap waktu. Rasulullah saw
bersabda,
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi
Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari
lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari).
Beliau
saw juga bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ
فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai
sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu
bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim).
Hudzaifah
ra, berkata,
كَانَ فِى لِسَانِى ذَرَبٌ عَلَى أَهْلِى لَمْ
أَعْدُهُ إِلَى غَيْرِهِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم
“Dulu
lisanku biasa berbuat keji kepada keluargaku. Namun, aku tidaklah menganiaya
yang lainnya. Kemudian aku menceritakan hal ini kepada Rasulullah saw. dan
Beliau saw bersabda,
أَيْنَ أَنْتَ مِنَ الاِسْتِغْفَارِ يَا
حُذَيْفَةُ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ
“Mana
istigfarmu, wahai Hudzaifah? Sesungguhnya aku selalu beristigfar kepada Allah
setiap hari sebanyak 100 kali dan aku juga bertaubat kepada-Nya.” (HR. Ahmad).
Sungguh
beruntung orang yang selalu menggunakan akal dahulu daripada nafsunya, sebagaimana
yang di ungkapkan oleh Ulama :
طُوْبَى لِمَنْ كَانَ عَقْلُهُ اَمِيْرًا
وَهَوَاهُ اَسِيْرًا وَوَيْلٌ لِمَنْ كَانَ هَوَاهُ اَمِيْرًا وَعَقلُهُ اَسِيْرًا
“Beruntung
sekali kepada siapapun yang bisa menjadikan akal fikirannya sebagai Sultan
(mampu memerintah), sehingga hawa nafsunya bisa dikalahkan. Dan celakalah orang
yang selalu dikendalikan hawa nafsunya sedang akalnya terkekang”. (Nashoihul Ibad Maqolah 17).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Banyak-banyaklah
bertaubat, beristighfar untuk membersihkan dosa-dosa kita agar jiwa sehat,
ruhani sehat akalpun menjadi sehat sehingga menghasilkan fikiran sehat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan