Khutbah Jumat (Edisi 167) Tema : “CARA MENGGAPAI RAHMAT ALLAH SWT (Part.1).”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 167) Tema :
“CARA
MENGGAPAI RAHMAT ALLAH SWT (Part.1).”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ ARROHMAH Kp. Irian Kota
Bekasi. Jumat, 29 Nopember 2024 M/27 J. Awal 1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Selama
hidup di dunia yang kita cari dengan susah payah, siang malam bekerja dan
beribadah bukan karena ingin semata-mata masuk surga dengan amal-amal sholeh
yang kita lakukan, jangan pernah merasa sombong kalau amal ibadah kita sudah
banyak, sering sholat berjamaah, sering berpuasa sunah, sering berinfaq
sedekah, sering menolong orang, itu semua belum tentu bisa menghantarkan kita
masuk surga tetapi hanya untuk menggapai rahmat Allah swt. Pesan Nabi saw.
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ « لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ
» قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لاَ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ
يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ
Sesungguhnya
Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Amal seseorang
tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” “Engkau juga tidak wahai
Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu
semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
فَالرَّحْمَةُ وَالرِّضْوَانُ صِفَتُهُ
وَالْجَنَّةُ ثَوَابُهُ،
“Rahmat
dan ridho adalah sifat Allah sementara surga adalah pahala dari Allah swt.” (Mukhtashar
ash-Shawa’iqul Mursalah, hlm. 368).
Amal
ibadah adalah sebuah proses atau alat untuk menjemput rahmat Allah swt, rahmat
Allah itu sangat luas, maka jangan pernah putus asa dengan rahmatNya terus
bertaubat dari dosa-dosa, mengharapkan ampunan dan karuniaNya karena rahmat
Allah itu sangat dekat terhadap orang-orang baik. Firman Allah swt.
إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ
الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya
rahmat Allâh itu dekat dengan orang-orang yang berbuat ihsan”. (QS. Al-A’râf : 56).
Seperti
doa Nabi Adam dan Nabi Nuh as yang selalu dipinta karena tanpa Rahmat Allah swt,
manusia akan binasa dan rugi.
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Ya
Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak
mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang
yang rugi." (QS. Al-A'raf :
23).
رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ
مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ
مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ
"Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon sesuatu yang aku
tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku dan (tidak)
menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang
merugi." (QS Hud : 47).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Diantara
cara agar rahmat Allah swt itu dapat diraih adalah dengan mengerjakan amal-amal
sholeh :
Pertama,
Mendirikan sholat dan tunaikan zakat.
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ
وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٥٦
“Dirikanlah
salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu
dirahmati.” (QS. An-Nur : 56).
Dalam
sholat selalu usahakan bermohon kepada Allah swt untuk mendapatkan rahmatNya.
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلٰوةِۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ ٤٥
“Mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu
benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,”. Al-Baqarah : 45).
الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا
رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَࣖ ٤٦
“(yaitu)
orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya
kepada-Nya mereka kembali.” (QS. Al-Baqarah
: 46).
Jadikan
sholat sebagai sarana untuk minta pertolongan Allah degan rahmatNya dan ini
adalah rumus al-quran, jangan asal yang penting sholat untuk mengugurkan
kewajiban saja. Berharaplah rahmat Allah swt sebelum sholat supaya dirahmati
dalam sholat, coba perhatikan sejak kaki kanan melangkahkan masuk kedalam
masjid seraya membaca doa,
بِسْمِ اللَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ
اللَّهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذُنُوبِى وَافْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Dengan
menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku
dan bukakanlah kepadaku pintu rahmat-Mu).”
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Hendak
masuk masjid saja sudah diajari oleh Nabi saw untuk minta ampun segala dosa dan
dibukakan pintu-pintu rahmat Allah swt karena masjid itu fungsi pokoknya adalah
sholat maka sebelum sholat mintalah terlebih dahulu rahmat Allah swt.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Rahmat
Allah swt itu dibagi 3 :
(1).
Rahmat minta solusi dari problematika hidup sebagai jawaban dari doa. Jika sholatnya membawa motivasi itu maka nanti
akan kebawa enak sholatnya, saat sujudpun ingat kalau sedang banyak ada masalah
dengan suami istri, anak-anak, tetangga, keluarga maka minta solusi, menangis
dan mengadu, selesai sholat walaupun belum ada solusinya tapi bisa bikin hati
tenang itu sudah mengantarkan pada setengah solusi.
(2).
Rahmat minta ampunan dari dosa,
karena diantara fungsi sholat yang paling pokok itu adalah dapat menggugurkan
dosa-dosa, makanya Allah swt ingin dari pagi sampai siang ada dosa yang gugur,
dari siang sampai sore ada dosanya yang gugur, dari sore sampai malam pun ada
dosanya yang gugur, makanya nanti saat diwafatkan dosanya sudah habis terhapus
tinggal pulang dalam keadaan bersih sehingga digambarkan dengan kain kafn yang
putih. Bahkan Nabi saw gambarkan sholat itu dapat membersihkan dosa. Dari Abu
Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ
أَحَدِكُمْ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى
مِنْ دَرَنِهِ» قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ،
يَمْحُو اللَّهُ بِهَا
“Tahukah
kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara
kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan
tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa
sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat
lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari
Jabir radhiyallahu ‘anhu,
مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ
جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ
مَرَّاتٍ ». قَالَ قَالَ الْحَسَنُ وَمَا يُبْقِى ذَلِكَ مِنَ الدَّرَنِ
“Permisalan
shalat yang lima waktu itu seperti sebuah sungai yang mengalir melimpah di
dekat pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai itu
setiap hari lima kali.” Al Hasan berkata, “Tentu tidak tersisa kotoran sedikit
pun (di badannya).” (HR. Muslim).
Hanya
saja apakah setiap orang sholat ada yang ingat dosa atau tidak, makanya ketika
sholat mengingat maksiatnya gugurlah dosa maksiatnya dan tidak akan berbuat maksiat
lagi sehingga banyak orang wafat ketika sedang sujud, justru itu meninggal
dunianya dalam keadaan mulia, betapa banyak para pelaku dosa besar justru cara wafatnya
lewat sholat, sedang sujud tidak bangun lagi dan itu luar biasa indahnya.
Ada
kisah seorang kakek ini profesinya bukan ustadz, orangnya sederhana mungkin
viral dilangit tapi tidak dikenal di dunia, tidak juga disebut kaya, pakai kaos
biasa saja cuma hidupnya dihabiskan selalu menjaga masjid, sebagai mu’adzin pula,
tiap hari senin kamis selalu berpuasa, saat hari kamis ba’da sholat ashar di
masjid sambil menunggu berbuka ia tidur-tiduran sambil merem melek Allah wafatkan
ditempat ia mengabdikan dirinya di masjid dalam keadaan berpuasa. Indahnya mati
di rumah Allah sedang melakukan amal sholeh, pulang kampung bersih tanpa
membawa dosa, mati dalam keadaan husnul khotimah.
(3).
Rahmat minta husnul khotimah.
Kalau
sudah berbicara husnul khotimah itu berarti ingat wafat karena itulah Nabi saw
mensunahkan pada setiap imam saat akan mengimami berbalik terlebih dahulu kehadapan
makmum seraya berkata : ‘para jamaah kita akan sholat mohon hadirkan kekhusyuan
dan rasakan dalam sholat ini, bisa jadi ini sholat terkahir yang kita tuniakan
dan boleh jadi pula kita akan wafat dalam sujud kita’, dengan ucapan صَلوا صَلَاةَ مُوَدِّعٍ “jadikan
sholat ini sebagai sholat perpisahan kita untuk bertemu dengan Allah swt,” sesuai
dengan riwayat dari Anas bin Malik, Nabi saw bersabda :
سوّوا صفوفكم فإنّ تسوية الصّفوف من
تمام الصّلاة
“Luruskanlah
shaff-shaff kalian, karena lurusnya shaff adalah bagian dari kesempurnaan
shalat.” (HR. Muslim).
Dari
Abu Ayub al Anshori ra, bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi saw lalu
berkata, “Beri aku nasehat singkat”. Nabi saw bersabda,
إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ
مُوَدِّعٍ
“Jika
kamu hendak melaksanakan shalat, shalatlah seperti shalat terakhir." (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Kata
terakhir atau perpisahan akan membuat seseorang maksimal dalam berucap dan
bertindak, totalitas yang tidak didapati pada keadaan lainnya, semisal terjadi
di saat berpergian, seorang yang pergi dari suatu daerah dengan rencana kembali
ke daerah tersebut, berbeda dengan orang yang pergi tanpa ada rencana ingin kembali
lagi, seorang yang berpisah itu, akan melakukan totalitas (meninggalkan jejak
baik) yang tidak dilakukan oleh yang lainnya.
Jika
seseorang sholat dengan perasaan seakan sholat itu adalah sholat yang terakhir
baginya, ia tidak akan bisa sholat lagi setelah ini, tentu ia akan
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan sholat itu. Dia baguskan gerakannya,
beradab sholatnya, perindah penunaiannya, proposional dalam ruku’, sujud,
menunaikan kewajiban-kwajiban serta sunah-sunah sholat dengan sebaik mungkin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan
to
be continue part.2….